spot_img
Tuesday, April 30, 2024
spot_img

Omah Terapi Autis Diresmikan, Merdeka dari Biaya Terapi Mahal

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Merujuk pada Incidence dan Prevalence Autism Spectrum Disorder (ASD), terdapat dua kasus baru per 1000 penduduk per tahun serta 10 kasus per 1000 penduduk (BMJ, 1997). Sedangkan penduduk Indonesia yaitu 237,5 juta dengan laju pertumbuhan penduduk 1,14 persen (BPS, 2010). Maka diperkirakan penyandang ASD di Indonesia yaitu 2,4 juta orang dengan pertambahan penyandang baru 500 orang/tahun.

Angka penyandang ASD di Indonesia yang terus bertambah ini berasal dari berbagai latar belakang ekonomi. Bagi mereka yang memiliki tingkat ekonomi yang rendah, kesempatan untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada penyandang ASD semakin sempit dikarenakan tingginya harga layanan terapi saat ini. Melihat kondisi itu, Malang Autism Center (MAC) melalui Omah Terapi Autis hadir sebagai solusi untuk bisa menyediakan layanan yang terbaik dengan harga yang paling terjangkau untuk anak penyandang ASD tanpa memandang latar belakang ekonomi orang tuanya.

Penggagas dari proyek ini, M Cahyadi yang juga merupakan Founder MAC mengatakan, Omah Terapi Autis merupakan bentuk kepedulian sosial terhadap anak berkebutuhan khusus yang berasal dari keluarga dengan latar ekonomi menengah kebawah. Proyek ini merupakan produk nyata dari MAC yang telah berdiri sejak 2015 untuk memberikan kontribusi nyata terhadap anak ASD. Selain mendapat dukungan penuh dari MAC, lembaga Omah Terapi Autis juga mendapatkan dukungan penuh dari Universitas Negeri Malang dan beberapa pihak donatur pendukung.

“Kami ingin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Universitas Negeri Malang khususnya Prodi Pendidikan Luar Biasa atas bantuan berupa tenaga terapi dan tim yang terlibat, para donatur, dan kepada mahasiswa/mahasiswi yang memiliki tanggung jawab tinggi dalam proyek ini. Saya yakin Omah Terapi Autis ini memiliki kualitas yang tinggi dan akan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang berasal dari keluarga kurang mampu,” ujar Cahyadi.

Grand Launching Omah Terapi Autis diadakan Selasa (30/8) dihadiri oleh Kepala Departemen Pendidikan Luar Biasa UM, Prof Dr Mohammad Efendi M.Pd M.Kes dan Kaprodi S2 Pendidikan Khusus, Dr Asep Sunandar S.Pd MAP. Bagi orang tua yang ingin mendaftarkan putra-putrinya untuk berpartisipasi sebagai anak didik bisa melakukan registrasi melalui link: https://bit.ly/3FNhuZq. Setelah melalui beberapa prosedur pendaftaran, anak didik yang terpilih berhak mendapatkan dua tenaga terapis yang dilakukan selama enam bulan dengan rincian 20 jam per minggu. Jumlah pembayaran layanan terapi akan disesuaikan dengan kemampuan orang tua setelah tim melakukan prosedur yang ada. Adapun narahubung Omah Terapi Autis yang dapat dihubungi adalah +6281555938207 dan +6282143886496 (hanya WA).

“Jika orang tua mampunya hanya Rp 250 ribu sebulan, maka bayanya tetap Rp 250 ribu sebulan. Dengan project ini, kami berharap bisa memberikan sedikit bantuan pelayanan kepada para orang tua yang berasal dari keluarga kurang mampu,” lanjutnya.

Kepala Departemen Pendidikan Luar Biasa UM, Prof. Dr. Mohammad Efendi, M.Pd, M.Kes mengatakan, dengan adanya Omah Terapi Autis diharapkan bisa meringankan beban pemerintah. Diakui memang sampai saat ini pemerintah belum mampu menangani sendiri. “Lab autis UM pun juga belum mampu menampung. Karena itu model yang diterapkan di sini bisa menjadi real action. Maka dari itu, mudah-mudahan bisa terus berlanjut. Selain bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, bisa juga menjadi tempat belajar atau lab bagi mahasiswa di luar kampus,” kata Prof Efendi.

Salah satu orang tua yang anaknya sudah menjalani terapi selama 40 hari mengaku buah hatinya sudah ada perkembangan. Jika sebelumnya di sekolah kurang fokus, saat ini sudah lebih baik. Sudah bisa duduk seperti teman-temannya dan berbaris seperti biasa.

“Keberhasilan ini ditunjang dengan jumlah terapis, yakni satu anak ada dua terapis. Lalu durasinya, satu minggu 20 jam. Dan yang paling penting terapisnya adalah orang-orang yang memiliki latar belakang yang tepat dan sesuai,” kata Noni Lutfiasari. (nda)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img