MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Meningkatnya kasus aktif COVID-19 varian Omicron membuat beberapa jenis obat laris manis di pasaran. Misalnya saja merek Demacolin, obat dengan kandungan paracetamol, klorfeniramin dan pseudoefedrin HCL ini dapat meredakan gejala flu.
Demacolin sendiri sampai sekarang masih banyak dicari masyarakat khususnya mereka yang mengalami gejala flu. Bahkan di Apotek Bengawan Solo ini penjualannya mengalami peningkatan.
Admin Apotek Bengawan Solo, Dian Surya mengatakan, semenjak Januari lalu penjualan obat dengan merk Demacolin semakin naik. Per harinya dapat terjual sekitar lima buah box, meningkat dibandingkan sebelum adanya Omicron yang hanya terjual dua box saja.
“Naiknya lebih dari 50 persen. Saat ini banyak orang yang flu dan batuk, tapi masih banyak yang enggan memeriksakan diri atau swab sehingga memilih menanganinya secara mandiri,” ujar Dian.
Menurutnya, masyarakat sebagian memilih untuk menangani keluhannya secara mandiri dengan mengira-ngira gejalanya saja. Kemudian banyak memilih Demacolin untuk meringankan gejala flu dan batuk yang dialami.
Berdasarkan penuturan customer yang dijumpainya, mereka memilih melakukan isolasi mandiri. Karena efek paparan varian Omicron COVID-19 tidak seganas varian sebelumnya. Namun varian ini membutuhkan waktu pemulihan lebih lama.
“Selain Demacolin, penjualan vitamin juga semakin mengingkat. Per minggunya dapat terjual tiga box untuk setiap merk, kami mempunyai sekitar 30 merk vitamin,” urainya.
Untuk jenis vitamin sendiri saat ini peningkatannya tidak terlalu banyak. Berbeda dibanding tahun 2020 yang penjualannya mampu menembus 10 box per harinya untuk semua jenis.
Meskipun ada peningkatan disejumlah obat dan vitamin namun stok masih dapat terjaga dengan baik. Tidak ada keterlambatan pengiriman maupun keterbatasan stok, semua dapat diatasi oleh supplier.
“Padahal dulu sebelum ada Omicron obat Demacolin ini per minggunya cuma terjual sekitar tiga box saja. Ada kelonjakan tapi masih bisa dikendalikan,” tutup Dian. (nit/lin)