MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kota Malang terus menjadi perhatian sebagai salah satu kota yang meneguhkan diri sebagai kota kreatif. Apalagi dengan hadirnya Malang Creative Center (MCC) yang menjadi tempat bagi 17 subsektor ekonomi kreatif yang ada di Kota Malang. Hal itu meneguhkan komitmen Kota Malang menuju kota kreatif dunia 2025.
Tema inilah yang diangkat dalam Diskusi Ekonomi Kreatif yang sekaligus digelar dalam rangka Uji Kompetensi Wartawan (UKW) angkatan 54-55 PWI Malang Raya bersama Pemkot Malang, yang dilangsungkan di Hotel Aria Gajayana, Jumat (17/11) kemarin. Diskusi yang mengupas tentang MCC sebagai pendorong ekonomi kreatif di Kota Malang ini pun menghadirkan narasumber kompeten, yakni Sekda Kota Malang Erik Setyo Santoso, Komite Eksekutif Indonesia Creative Cities Network (ICCN) Vicky Arief Herinadharma, dan Konsultan Big Data Assandra Salsabila yang tampil terpisah.
“Kami saat ini terus menyusun dan menyiapkan dokumen dokumen untuk mengajukan Kota Malang ini sebagai kota kreatif dunia pada 2025 nanti. Kami optimis dapat mencapai itu dalam waktu 1,5 tahun,” ujar Vicky dalam paparan diskusi ekonomi kreatif itu.
Sementara itu, narasumber lain, Asandra Salsabila yang merupakan seorang Konsultan Big Data menyampaikan ada sejumlah peluang dan tantangan dalam perkembangan ekonomi kreatif di Malang. Berdasarkan pengalamannya bergabung dalam sejumlah perusahaan hingga perbankan, menurut Asandra, SDM yang ada di Indonesia termasuk di Kota Malang ini perlu memperkuat teknologi, data hingga pemanfaatan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligent (AI).
Ia mencontohkan, selama ini ia memperhatikan ada beberapa kelemahan dalam sistem data pemerintahan yang ada saat ini. Apabila dimaksimalkan secara terintegrasi, menggunakan AI serta berdasarkan big data, maka sistemnya akan menjadi lebih bagus. Misalnya, dalam satu aplikasi seharusnya bisa mengurus beberapa izin. Hal seperti ini yang harus lebih banyak dikembangkan.
“Digitalisasi teknologi ini pun akhirnya untuk memudahkan layanan publik, yang se simple mungkin dan se efektif mungkin. Termasuk dalam pengembangan ekonomi kreatif kedepan,” katanya.
Terkait UKW Angkatan 54-55 sendiri, pelaksanaannya dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Malang Erik Setyo Santoso. Dalam kesempatan itu, Erik sendiri mengaku sebagai salah satu pihak yang ikut mendampingi dalam perjalanan Kota Malang menuju kota kreatif ini.
Hingga pada akhirnya Kota Malang mempunyai wadah untuk para pelaku ekonomi kreatif. Yakni MCC yang merupakan rumah bagi 17 subsektor ekonomi kreatif.
“Sehingga Bandung dan Malang ini bisa menjadi bagian dari kota kreatif nasional dan juga dunia. Malang juga jadi konferensi nasional untuk kota kreatif,” sebut Erik.
Ia pun mengapresiasi pelaksanaan UKW kali ini yang mengangkat ekonomi kreatif sebagai tema dalam diskusi pelaku media ini. Ia berharap, jurnalis atau wartawan bisa menghasilkan karya jurnalistik yang berkualitas dan edukatif.
“Saat membuat sebuah artikel atau mencari informasi, biasanya menggunakan googling, apa yang sudah tertulis itu yang akan membentuk persepsi, opini atau langkah kita untuk next step. Jadi (seorang wartawan) berkewajiban menyediakan informasi yang berkualitas. Salah satunya melalui UKW,” tutur Erik.
Sementara itu, Ketua PWI Jawa Timur Lutfil Hakim kembali memberi apresiasi terhadap PWI Malang Raya yang menggelar UKW angkatan 54-54 ini. Ia menyakini PWI merupakan lembaga yang paling banyak menggelar UKW se Indonesia. Konsistensi ini menjadi bukti bahwa ada kepedulian untuk memperhatikan kualitas insan pers. (ian/aim)