.
Friday, November 22, 2024

Optimisme 24 Karat, Kreatif Pembaca Bertumbuh

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Alasan Kami Tetap Menerbitkan Koran (1)

Komisaris Utama (komut) Juniarno D Purwanto dan Dirut Sudarno Seman. Dua tokoh kokoh di balik eksisnya Malang Posco Media. Tapi dua pejuang koran ini selalu mengatakan segalanya karena kerja bersama. Mulai dari karyawan, agen, loper koran hingga  berbagai pihak eksternal lainnya.

Sudarno Seman

Juniarno D Purwanto salah satu anak didik Dahlan Iskan, begawan media sekaligus tokoh di balik suksesnya Jawa Pos. Ia dididik dan disiapkan Dahlan Iskan hidup di dunia koran sejak puluhan tahun lalu. Mati hidup di koran! Itu semangatnya. Bisnis koran mendarahdaging. Sudah sangat menyatu hidup sebagai orang koran dan media secara umum.

Hingga sekarang tetap memajukan koran termasuk media. Kalau media pasti mengikuti zaman. Begitu pula koran dan media online.

Pak Pur, begitu biasa Juniarno D Purwanto disapa merupakan relawan sekaligus pejuang  koran. Terus berjuang untuk koran. Ini seperti idealisme Azrul Ananda, putera Dahlan Iskan.

Di antara teman-temannya di Jawa Pos, tinggal Pak Pur dan beberapa orang yang masih mempertahankan koran. Bahkan berani  mendirikan koran baru.

Di tengah derasnya arus zaman dengan bermunculannya media online, tetap optimis koran masih punya masa depan. Koran tetap terbit.  “Keinginan saya koran tetap diterbitkan. Seandainya saya menjadi kaya, saya memiliki uang lebih, koran  tetap saya terbitkan.  Bagaimana pun koran harus tetap ada,” katanya.

Malang Posco Media pun punya masa depan yang cerah. Namun demikian tetap harus mengikuti zaman. Apalagi generasi muda Malang Posco Media terus bergerak. Memang harus ada online, harus ke dunia digital. Jika dunia digital bertumbuh besar maka menghidupi koran. Saat ini kenyataannya koran masih menghidupi online. 

Seberapa besar optimisme terhadap masa depan koran? Sangat optimis. Pembaca berita terus bertambah. Apalagi di tengah dunia pendidikan yang kian maju. Di situlah peluang menciptakan pembaca. Pengelola koran, termasuk wartawan jangan pernah jauh-jauh dari pembaca. Jangan paksakan berita, apalagi sekadar menulis berita.

“Ikuti selera dan keinginan pembaca. Buat segmen pembaca. Paham kebutuhan pembaca dengan tetap mempertahankan prinsip jurnalisme,” katanya.

Jika peka terhadap pembaca, koran justru makin naik kelas. Menjadi barang eksklusif. Dicari karena dibutuhkan. Dicari karena punya nilai. Ini bisa terjadi hingga masa mendatang.  

Pak Pur punya optimisme yang tinggi terhadap MPM. Optimisnya 24 karat. “Bahasanya Pak Dahlan kalau tidak 24 karat  mending tidak melakukan apa-apa. Optimisme itu dibangun dengan 24 karat,” katanya.

Nah sekarang tinggal bagaimana menjaga dan mengelola koran agar tetap eksis. Manajemen penerbitan koran, jurnalistik hingga konten yang eksklusif dan menarik. Semua harus punya semangat yang sama. Sama-sama berjuang.

Dirut MPM  Sudarno Seman punya semangat yang sama. Apalagi juga pernah menjadi generasi didikan  Dahlan Iskan.  Ia merefleksi perjalanan MPM. Membangun kembali perusahaan dari nol hingga bangkit di tengah pandemi Covid-19. 

“Banyak orang mengatakan bisnis koran sudah tamat. Indikatornya dengan meningkatnya penggunaan handphone dan berita-berita digital. Singkat kata. Hal itu tidak terjadi pada PT Malang Pos Siber,” tegas Abah Darno sapaan akrabnya.

Dua tahun lalu, lanjut Darno, manajemen PT Malang Pos Siber menerbitkan New Malang Pos. Berjalan sejak itu, New Malang Pos menghasilkan sesuatu yang positif untuk perusahaan dan bisa dinikmati puluhan karyawannya.

Tidak itu saja. Masa itu pula, pandemi Covid-19 sangat memukul berbagai bisnis.  “Banyak perusahana tutup. Atau merumahkan karyawannya. Ada pula yang memotong gaji karyawannya separuh dari sebelumnya. Tetapi, sekali lagi. Ini tidak terjadi di PT Malang Pos Siber,” katanya.

Berbagai produk jurnalistik pun dihasilkan MPM. Pengelolaan perusahaan dilakukan sebaik mungkin. Semua lancar. Kini rebranding. Dari New Malang Pos menjadi Malang Posco Media.

Sekarang tetap mempertahankan koran, namun beradaptasi dengan zaman. Juga tumbuh pesat di media soial. Buktinya Channel YouTube Malang Posco Media memiliki ratusan ribu penonton. Followers akun Instagram Malang Posco Media sebanyak 120 ribu lebih pengikut. Di Tik-Tok, Malang Posco Media juga sudah memiliki 15 ribu lebih pengikut.

Berkembang dan maju tidak hanya dilakukan Malang Posco Media dan karyawannya. Maju bersama mitra kerjanya, pemda di Malang Raya, dunia pendidikan, sektor bisnis dan berbagai elemen lain. (ira/ica/van/bersambung)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img