Rumah Kita
“Jika ingin mengenal dunia, membacalah. Jika ingin dikenal dunia, menulislah.”
Kalimat itulah yang membuat saya ingin belajar menulis secara baik dan benar. Salah satunya mengikuti Diklat Jurnalistik dan Fotografi Malang
Posco Media (MPM), Senin (23/5) lalu di Gedung East Java Super Corridor (EJSC) Bakorwil Malang.
Sebagai orang keuangan yang bekerja di media “Asli Korane Arek Malang” ini, mengikuti diklat jurnalistik seperti booster ilmu. Bisa menambah pengetahuan baru tentang dunia jurnalistik, sekaligus bisa mengembangan diri. Ya, siapa tahu jika suatu saat nanti saya dibutuhkan oleh perusahaan, saya sudah siap.
Saya bertugas di keuangan sudah 11 tahun. Tahu sendiri kan bagian keuangan itu kerjanya seperti apa? Orang keuangan itu kerjanya hampir mirip dengan “Thanos” dalam film Avenger End Game. Jika Thanos menyeimbangkan alam semesta, tugas saya menyeimbangkan laporan keuangan. Lewat laporan keuangan, pimpinan bisa mengetahui indikator pertumbuhan perusahaan dan melakukan langkah strategis untuk pertumbuhan perusahaan. Contohnya peningkatan kesejahteraan karyawan.
Tentu pekerjaan tersebut sudah saya kuasai. Bahasa guyonannya “karo merem yo iso”. Namun analisa orang keuangan harus kuat, biar tidak salah langkah. Jika salah langkah bisa berefek terhadap perusahaan.
Tapi saya belum puas dengan satu bidang tersebut. Apalagi di MPM masih banyak ilmu yang bisa saya pelajari, terutama jurnalistik. Satu – satunya kesempatan untuk belajar jurnalistik ya mengikuti diklat jurnalistik.
Keikutsertaan saya dalam diklat ini berawal pada bulan kemarin ketika MPM membuka pendaftaran Diklat Jurnalistik dan Fotografi untuk umum. Kegiatan tersebut sebenarnya rutin setiap tahun diadakan MPM. Tahun lalu saya belum bisa ikut karena bertepatan dengan tutup buku. Baru tahun ini saya berkesempatan. Itupun setelah saya mendapat tawaran dari General Affair Manager Noer Adinda Zaeni dan Imam Wahyudi yang menjadi ketua panitia diklat.
Acaranya yang dikemas secara santai dan sederhana ini tidak menjadikan materi yang disampaikan juga ikut sederhana. Semua materi yang disajikan sangat berbobot, isinya daging semua. Pokoknya gizi semua.
Diawali pengenalan Dasar Jurnalistik oleh Pemred MPM Abdul Halim, dengan gaya semangatnya. Itu membuat saya dan peserta lainnya antusias. Pak Halim sangat cerdas dalam penyampaian materi.
Meskipun isi materinya dasar jurnalistik. Tapi cara penyampaiannya seperti pelatihan mental buat para calon jurnalis. Dan untungnya para peserta tidak menyadari jika sudah di “cuci otak” oleh Pak Halim. Tentu tujuannya baik, mendidik wartawan menjadi hebat.
Materi selanjutnya dari koordinator liputan (korlip) sekaligus fotografer senior yang juga redaktur, Guest Gesang. Ia memberi materi pengenalan dasar – dasar fotografi jurnalistik. Materi ini paling unik dan menarik karena disajikan beberapa hasil foto karya Guest Gesang sendiri. Kebanyakan foto sudah pernah tayang di koran Malang Posco Media.
Kepada peserta, Guest mengatakan syarat foto yang memenuhi kaidah jurnalistik itu gampang. Terpenting foto tersebut bisa “bicara”. Guest juga memberikan beberapa teknik foto secara jurnalistik. Menurut Guest, untuk mendapatkan foto jurnalistik harus memperhatikan beberapa elemen tertentu. Mulai lokasi, kondisi sekitar serta kegiatan yang akan difoto juga harus di perhatikan. Termasuk keselamatan fotografer itu sendiri.
Ini sama halnya dengan laporan keuangan yang saya bikin setiap bulannya. Meskipun bentuknya angka, jika dibaca oleh pimpinan angka tersebut bisa “berbicara”. Dan yang bisa membaca laporan keuangan tersebut hanya para pimpinan saja. Ibaratnya, pimpinan dan laporan keuangan itu sudah bestie, saling memahami dan melengkapi, hehehe.
Setelah istirahat dan makan siang, saya dan peserta lainnya dibekali ilmu tentang Teknik Liputan dan Wawancara. Untuk teknik ini panitia memilih Sekretaris Redaksi Muhaimin atau biasa dipanggil Cak Aim untuk penyampaian materi. Dengan gaya humornya, Aim membuat saya dan para peserta lainnya tertawa lepas. Meskipun begitu, materi yang disampaikan mudah dipahami oleh semuanya.
Setelah pembekalan materi dasar dari para narasumber, sesi terakhir disajikan Wakil Pimred Vandri Battu untuk pemantapan materi. Jadi materi – materi yang sudah diberikan mulai awal acara hingga akhir, disimpulkan Vandri kepada peserta. Mulai bikin headline, lead dan badan berita, semua diajarkan secara detail. Sekaligus praktik pembuatan lead untuk berita.
Selesai sudah Diklat Jurnalistik. Bisa menambah ilmu baru bagi saya. Sekarang tugas saya tinggal action mengasah ilmu yang saya peroleh. Tentu saya sadar, untuk bisa menulis yang baik membutuhkan proses yang sangat panjang. Dan saya harus tetap banyak belajar kepada teman-teman redaksi. Mungkin setelah ini saya akan lebih sering ke lantai dua, ruangan redaksi sambil bawa kopi dan gorengan, hehehe. (miftakhul huda/van)