Firman: Dishub Harus Pastikan Time Table Secara Baik dan Benar
Malang Posco Media, SURABAYA – Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jatim menyambut baik rencana Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim membuka trayek bus Surabaya-Batu. Kendati secara bisnis belum bisa diraba-raba, tetapi jalur Surabaya-Batu diyakini bisa menjadi peluang bisnis baru bagi angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) di Jatim.
Hal di atas diungkapkan Firmansyah Mustafa SE., Ketua DPD Organda Jatim kepada Malang Posco Media (MPM), Selasa siang. ‘’Dan, kebetulan saya, sebagai pemilik PO Menggala yang kali pertama mendukung adanya trayek baru ini,’’ tandas Firman, panggilan akrab putra mantan ketua Organda Jatim HB Mustafa ini.
Secara panjang lebar, Firman yang juga Owner PO (Perusahaan Otobus) Menggala Surabaya ini, menggambarkan untung ruginya mengaspal di dijalur Surabaya-Batu. Karena itu, Organda Jatim merasa perlu Dishub Jatim benar-benar memperhatikan faktor teknis dan non teknis yang mungkin timbul di jalur ini.
Dikatakan Firman, Dishub Jatim besama-sama stake holder harus bisa memastikan pengaturan time table (jadwal keberangkatan) secara baik dan benar. Bahkan, Dishub Jatim harus bisa menyiapkan shelter khusus untuk armada bus Surabaya-Batu saat parkir menunggu keberangkatan di terminal Purabaya.
Shelter khusus, kata Firman, dimungkinkan bisa mencegah terjadinya gesekan antara armada bus reguler jurusan Surabaya-Malang dengan armada baru jurusan Surabaya-Batu. Karena dua trayek tadi sama-sama menuju ke arah Malang.
‘’Kenapa harus begitu (ada shtelter baru)? Karena jalur atau jalan yang dilalui sama persis. Mulai dari terminal Purabaya sampai exit tol Karanglo. Kalau itu bisa ditata dengan baik, kedepannya tidak akan timbul masalah diantara teman-teman dilapangan,’’ rinci Firman.
Menurut Firman, pengelola PO di Jatim khususnya yang melaju di jalur Surabaya-Malang memang menyatakan dukungan terhadap rencana dibukanya trayek bus Surabaya-Batu. Sikap ini diambil sebagai bentuk dukungan lebih memajukan sistem angkutan yang baik di Jatim. Khususnya angkutan massal dari Surabaya menuju Malang dan Batu.
‘’Saat dilakukan pertemuan terkait trayek ini, sempat terjadi cukup alot antar teman-teman pengusaha. Tetapi, akhirnya semua setuju dan mendukung pembukaan trayek baru Surabaya-Batu dengan catatan Dishub Jatim harus memenuhi poin-poin yang diinginkan tadi,’’ kata Firman.
Ditambahkan Firman, agar tidak terjadi gesekan saat pelaksanaan kemudian dimunculkan ide untuk membentuk konsorsium bagi PO yang minat terjun di trayek Surabaya-Batu. Karena, mengingat load factor (tingkat keterisian) penumpang di jalur Surabaya-Malang saja, tiap hari terus mengalami penurunan.
‘’Mungkin dengan cara konsorsium akan bisa mengurangi gesekan karena ini trayek baru. Dan sebagai catatan penting trayek baru ini perjuangan. Dalam kondisi ekonomi saat ini, sebetulnya kurang bagus dalam berinvestasi dengan jalur ini,’’ pungkas Firman dengan menyebutkan, perlu dilakukan survey yang lebih mendalam lagi.
Seperti diberitakan diharian ini sebelumnya (MPM, 23/04), Dishub Jatim segera luncurkan bus trayek Surabaya-Batu. Sesuai klasifikasinya sebagai angkutan kelas bisnis, maka armada yang disiapkan pun menggunakan bus dengan kapasitas 35 sheat dengan tarif antara Rp 35 ribu per orang. (has)