Tren Fesyen Lebaran
MALANG POSCO MEDIA– Setiap lebaran pasti muncul tren fesyen. Begitu pula Idul Fitri Tahun 2025. Tahun ini, tren busana Idul Fitri terbilang cukup berani dan variatif. Meski gaya melayu ala kebaya tetap menjadi nuansa yang utama. Warga Kota Malang pun kini lebih berani memadumadankan gayanya. Salah satunya dengan outer ataupun dipadupadankan dengan berbagai “Features” lainnya.
Ini dijelaskan desainer Kota Malang, Febby Ayusta. Kepada Malang Posco Media ia menjelaskan banyak mendapatkan order desain untuk outer oversized.

“Ya jadi tren fesyen tahun ini, yang juga banyak yang order ke saya jelang lebaran itu adalah outer oversize,” papar Febby.
Outer merupakan pakaian luaran yang dikenakan di bagian terluar dari susunan pakaian. Outer dapat digunakan untuk menghangatkan tubuh, melindungi dari sinar matahari, dan sebagai pemanis penampilan.
Febby melanjutkan, outer yang banyak dipesan kepadanya adalah yang ukurannya over atau besar. Ini menjadi tren yang banyak disukai fashionista di Kota Malang. Khususnya jelang Lebaran.
“Dan ini memang sedang in, outer yang gayanya Japanese Style. Memang lebih modis terlihatnya. Dan tetap kalau desain saya memang menggunakan sustainable fashion dari pengolahan limbah fashion, orang-orang antuasias dan suka,” papar Febby kemarin.
Selain outer, Febby mengatakan koleksi busana lebaran karyanya juga mengangkat busana-busana dengan Gaya Melayu. Ini juga menjadi pilihan busana momen hari raya yang cukup dicari para fashionista Kota Malang.
Febby mengatakan rancangan desainnya tetap mengusung desain yang unik dan variatif. Dengan dipadupadankan bersama blazer, outer dan diberi sentuhan payet, Febby mengangkat kesan elegan yang juga identik dengan momen hari raya.
“Untuk warna, yang tren masih warna kalem. Dan lebih banyak sekarang arahnya ke warna burgundy ya. Itu yang sekarang tren,” kata Febby.
Hal yang sama disampaikan pula oleh Andy Sugix. Salah satu desainer ternama Kota Malang ini juga mengatakan tren warna kalem mendominasi rancangan desain busana Hari Raya Idul Fitri Tahun 2025 ini.
Sugix mengatakan dominasi warna pastel terutama warna cream/krim mendominasi pesanan yang datang kepadanya. “Banyak yang pesan desain busana muslim, seperti biasa ya tetapi request warnanya rata-rata yang kalem. Warna pastel seperti cream. Itu yang sedang tren tahun ini,” jelas Sugix kepada Malang Posco Media.
Ia mengatakan tidak hanya tren warna pastel saja, cutting an busana muslim yang sedang banyak digandrungi adalah yang memiliki cutting-an “A-Line”. Cuttingan A-line adalah potongan busana yang melebar ke bawah membentuk huruf A.
Potongan ini bisa disebabkan oleh kupnat, lipit-lipit, atau pola yang sengaja dibuat menyerupai huruf “A”. Ini memberikan kesan megar, mewah dan rapi.
“Cuttingan A Line dan warna pastel mendominasi pesanan ke saya. Dan kebanyakan akan memilih desain yang sederhana yang nantinya mereka bisa pakai di acara-acara lain. Jadi tidak hanya di momen hari raya saja tetapi multi fungsi di kemudian hari,” tegas Sugix.
Sementara itu tren fesyen lebaran lain yang juga lebih berani sedang naik daun adalah padu padanan bahan. Seperti yang dikerjakan desainer Kota Malang lainnya, Febby Antique. Untuk koleksi lebaran, ‘Batik kombinasi Brokat’ bernuansa etnik menjadi andalan.
“Ya jadi AntiQue Batik kami sekarang sedang mengerjakan fesyen menyambut Idul Fitri ya, seperti gaun-gaun dengan nuansa perpaduan batik tulis dan brokat. Jadi batik kombinasi brokat konsepnya,” papar Febby.
Dimana pakaian ready to wear yang akan dibuat ini tetap bermain dengan bahan utama yakni kain batik tetapi dikombinasikan dengan brokat. Dengan perpaduan ini, Febby mau memberikan kesan busana Lebaran yang ekslusif, mewah dan elegan.
Karena brokat memberikan kesan mewah, kemudian batik memberikan kesan etnik nusantara. Dua paduan ini dipercayanya menjadi fesyen yang pas untuk digunakan di momen penting seperti Idul Fitri nanti.
“Selain dari koleksi AntiQue, saya juga ada Sensoji koleksi lain. Kalau Sensoji kami bermain tetap di batik tetapi dipadukan dengan denim. Nah tahun ini, kami mengerjakan banyak busana jaket denim kombinasi batik,” urai Febby.
Dengan paduan denim dan batik dalam sebuah fesyen jaket, ini ternyata menciptakan kesan modern, trendy sekaligus etnik. “Karena denim dikombinasikan dengan batik, biasanya orang kan tidak terlalu melirik kalau jaket biasa hanya dari denim saja. Tetapi dikombinasikan dengan batik malah antusiasmenya besar. Kesannya tetap menjaga etnik nusantara,” pungkas dia. (ica/van)