MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Pemerintah Kota Batu harus ekstra keras untuk mencapai target Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2022. Pasalnya hingga Maret kemarin realisasi PAD masih sekitar 16 persen atau Rp 27,9 miliar dari target Rp 201,7 miliar.
Dengan realisasi PAD yang masih belum maksimal tersebut disampaikan oleh Wakil Wali Kota Batu, Ir. Punjul Santoso M.M bahwa pihaknya akan meminta kepada SKPD untuk jemput bola. Terutama bagi SKPD penghasil seperti Dishub hingga Bapenda.
“Tidak bisa dipungkiri jika PAD yang masuk belum maksimal. Namun jumlah itu sudah cukup tinggi karena masa pemilihan ekonomi usai pandemi Covid-19 semua kegiatan perekonomian mulai tumbuh. Terutamanya di sektor pariwisata, resto dan hotel,” ujar Punjul kepada Malang Posco Media.
Karena itu, Ketua DPC PDIP Kota Batu ini meminta agar SKPD saling jemput bola melalui program yang telah masuk dalam APBD 2022. Misalnya dari Bapenda dengan menggencarkan pemasangan tapping box di resto hingg hotel.
“Kemudian BKAD sosialisasi ke Pemdes/Kelurahan agar warganya bayar PBB tepat waktu. Serta dari retribusi parkir di tepi jalan yang setiap tahunnya tidak maksimal agar segera memasang e parkir, utamanya di Alun-alun Kota Batu sebagai pusat keramaian,” terangnya.
Hal tersebut juga menjadi atensi dari legislatif. Disampaikan oleh Wakil Ketua II DPRD Kota Batu, Heli Suyanto bahwa PAD di triwulan pertama terbilang rendah. Menurutnya PAD triwulan pertama bisa mencapai 30 persen.
“Harusnya PAD triwulan pertama bisa mencapai 30 persen. Ini perlu kerja keras semua SKPD untuk saling mendukung program-program agar retribusi maupun pajak bisa maksimal,” tegasnya.
Sekretaris Gerindra Kota Batu ini mencontohkan kerja sama lintas SKPD melalui program-programnya bisa didorong dari Dinas Pariwisata melalui agenda tahunan. Agenda tahuna tersebut harus disosialisasikan melalui media masa hingga sosial agar wisatawan tertarik berkunjung ke Kota Batu.
“Dengan sosialisasi yang gencar, nantinya wisatawan akan datang ke Kota Batu. Saat berkunjung tentunya mereka juga akan menyumbang PAD melalui retribusi dan pajak. Misal mampir ke Alun-alun mereka kena retribusi parkir, makan di resto dan menginap di hotel mereka kena pajak,” terangnya.
Dengan sinergi tersebut secara tidak langsung target PAD bisa terealisasi maksimal. Bahkan mencapai target setiap sektornya.
“Tapi ini tidak bisa hanya dari SKPD saja. Tapi harus ada dukungan dari masyarakat dan swasta. Contoh ketika parkir di tepi jalan harus minta karcis agar menghindari kebocoran. Begitu juga pelaku usaha sektor wisata harus membayarkan pajak resto atau hotel ke pemerintah atau tidak boleh curang,” ungkap warga Sumberbrantas ini.
Diketahui hingga Maret kemarin, dari total 16 persen PAD Kota Batu tertinggi dari sektor pajak resto sebesar 30 persen atau Rp 4,5 miliar dari target 15,1 miliar, pajak hotel 24 persen atau Rp 6,7 miliar dari target Rp 27 miliar dan pajak hiburan 18 persen atau Rp 5,5 m dari target Rp 30 miliar.
Sedangkan untuk sektor retribusi yang tertinggi ada di retribusi pelayanan pasar mencapai 15 persen atau Rp 200 juta dari target Rp 1,3 miliar. Sedangkan terendah masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya yakni restribusi parkir di tepi jalan yang masih 1 persen atau Rp 109 juta dari target Rp 8,5 miliar. (eri)