MALANG POSCO MEDIA, MALANG -Artificial Intelligence (AI) memberikan manfaat yang besar dalam kehidupan. Namun disisi lain, kecerdasan buatan ini menjadi ancaman. Kiprah dan peran manusia semakin berkurang karena diambil alih mesin. Hal itu, disampaikan Kepala SD Insan Amanah, Dr. Suhardini Nurhayati, M.Pd dalam acara Pagelaran dan Purnawiyata XIV, Sabtu (24/6) lalu.
Kegiatan tersebut diikuti 125 siswa kelas VI, di Gedung Sasana Budaya Universitas Negeri Malang. Dihadiri Pengurus Yayasan Pendidikan Insan Amanah, Forum Orang Tua Siswa SD Insan Amanah dan seluruh orang tua wali siswa kelas VI.
Suhardini menyampaikan, lulusan SD Insan Amanah siap menghadapi era teknologi. Berbagai terobosan dalam proses pendidikan dan pengajaran telah dilakukan. Demi melahirkan lulusan yang adaptif di masa depan.
Kompetensi keilmuan, karakter dan keterampilan menjadi perhatian serius. Sehingga lulusan mampu bersaing di era teknologi.
Dini menjelaskan, kedepan proses pembelajaran harus mengarah dan memantik bakat dan minat anak. Supaya potensi dan keterampilan mereka benar-benar berkembang dengan optimal. “Yang terpenting dalam era teknologi adalah skill. Ini yang tidak akan dikalahkan oleh Artificial Intelligence,” jelasnya.
Selain itu, kata dia, SD Insan Amanah menyusun program pembelajaran dan pendidikan yang mengarah pada karakter. Guru sebagai fasilitator memberikan ruang agar anak didiknya berkembang. “Selama enam tahun anak-anak sudah kami didik sesuai dengan syariat Islam serta sesuai dengan kurikulum nasional yang berkembang saat ini,” terang Dini.
Selain Purnawiyata, di kegiatan tersebut juga dilaksanakan pagelaran siswa. Siswa-siswi Kelas VI SD Insan Amanah mempersembahkan penampilan kreasi di hadapan orang tuanya. Diantaranya ada paduan suara lagu daerah, tarian daerah, tari saman, dan tari tradisional Korea Selatan.
Yang tidak kalah mengagumkan, ada penampilan pidato enam bahasa. Yaitu Pidato bahasa Arab oleh M. Arsyadur Rijal, Pidato Bahasa Spanyol oleh Mahira Binti, Pidato Bahasa Jepang oleh Chiara Madeline, Pidato Bahasa Inggris oleh Nathania, Pidato Bahasa Jawa oleh Farand Alfarisi dan Pidato Bahasa Indonesia oleh Amaya Khairani.
Menurut Dini, pagelaran seni merupakan bagian dari pendidikan karakter. Karena selama pandemi siswa tidak dapat berinteraksi secara langsung dengan guru. Mereka juga kurang ekspresif. Lemah dari sisi sosial dan lebih emosional.
“Enam bulan pertama setelah pandemi adalah masa-masa yang sulit bagi guru. Kami bekerja keras untuk dapat mengembalikan karakter mereka. Karena dari sisi karakter mengalami penurunan,” ucapnya.
Pagelaran ini menjadi wadah ekspresi lulusan setelah melalui latihan. Termasuk hasil dari pembinaan guru selama proses pembelajaran. “Di pagelaran ini kita akan melihat hasil dari proses tersebut, memang belum sempurna tapi kami sudah mampu mengembalikan karakter dan kepercayaan diri anak-anak,” ungkapnya.
Kepada para lulusan, Dini berpesan agar tetap menjadi generasi hebat. Dan orang tua juga diharapkan dapat selalu mendukung potensi yang berkembang dalam diri putra-putrinya.
“Kami titip anak-anak yang luar biasa ini. Selama enam tahun kami sudah bekerja keras untuk mendidik dan membina. Dimana pun nanti melanjutkan tetap menjaga nama Insan Amanah,” tuturnya.
Pengurus Yayasan Pendidikan Insan Amanah Prof. Dr. Dwi Priyo Utomo, M.Pd turut memberikan apresiasi terhadap pencapaian SD Insan Amanah yang telah melahirkan lulusan unggul berkarakter mulia. “Teruslah menuntut ilmu yang tinggi. Namun jangan lupa nilai-nilai ketakwaan yang sudah diajarkan guru selama ini,” ucap Prof Dwi kepada para lulusan.
Kasi Kurikulum, dan Penilaian Pembinaan Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kota Malang, Ifa Rosita, SE hadir menyampaikan terima kasih atas perjuangan guru SD Insan Amanah. Masa-masa sulit telah berhasil dilalui dengan prestasi yang mengagumkan.
“Mengajar tidak mudah. Apalagi menanamkan karakter itu sulit. Terlebih saat pandemi. Tetapi guru Insan Amanah mampu melaluinya. Intelektual, emosional dan spiritual siswa meningkat,” ungkapnya. (sir/imm)