spot_img
Wednesday, June 25, 2025
spot_img

Pagu Puluhan SDN Belum Terpenuhi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Paling Banyak di Kecamatan Lowokwaru dan Sukun

MALANG POSCO MEDIA-Sepekan Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) usai, ternyata masih ada sejumlah sekolah negeri yang belum terpenuhi pagunya. Terutama di jenjang SDN yang proses seleksi sudah selesai semua jalurnya.

Dari total 195 SDN yang ada di Kota Malang, 93 SDN di antaranya masih belum penuh pagunya. Jumlah keterisiannya pun beragam, ada yang masih tersisa kuota satu siswa saja, tapi juga ada yang masih tersisa hingga 40 kuota.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang Muflikh Adhim.

“Untuk beberapa SD memang kurang siswanya. Jadi memang SD yang jangkauan (aksesnya) itu mudah, kemudian menjadi favorit masyarakat itu yang banyak diserbu. Tetapi setelah itu, kan masyarakat yang tidak diterima di sekolah tersebut mencari yang di sekelilingnya,” terang Adhim, Selasa (24/6) kemarin.

Ia menekankan, data 93 SDN yang belum terpenuhi pagunya itu, juga data per 14 Juni saat SPMB resmi ditutup. Sementara setelah SPMB berakhir, masyarakat yang belum sempat mendaftar bisa melakukan pendaftaran secara offline ke sekolah secara langsung.

Adhim memastikan, kondisi tahun ini jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu. Sebab tahun lalu sempat ada sekolah yang hanya mendapatkan satu siswa saja. Sementara tahun ini, semua sudah terisi, hanya belum penuh keseluruhan saja. Untuk memenuhi pagu ini, Adhim menyampaikan pihaknya sudah melakukan upaya seperti tahun lalu.

“Saat ini, warga Kabupaten atau luar kota dibolehkan mendaftar. Kami buka sampai terpenuhi pagunya. Syaratnya pun sama saja. Yang penting kalau SD itu akta sama dengan KK-nya. Karena itu kan dibawa terus sampai jenjang berikutnya,” jelas dia.

Sebagai informasi, untuk jenjang SD ini total pagunya berkisar 7.000 siswa untuk SD negeri. Sementara untuk siswa SD swasta diperkirakan jumlahnya hampir sama.

“Kalau (SD) swasta kan sudah dibuka pendaftaran sejak akhir tahun 2024 sampai awal tahun 2025 kemarin. Nah kebanyakan sekolah swasta, terutama yang favorit, itu sudah menolak (penuh) saat ini,” beber dia.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang Suwarjana menambahkan, sejak berakhirnya SPMB hingga saat ini, pihaknya menerima laporan banyak sekolah yang kini bertahap sudah mulai penuh terisi. Sehingga ditegaskan dia, saat ini jumlahnya sudah tidak sebanyak 93 SD lagi yang belum penuh pagunya. Namun demikian, ia belum bisa memastikan jumlahnya karena belum direkap kembali.

“Yang jelas kalau yang masih minim sekali, itu tinggal dua sekolah saja kalau tidak salah. Beberapa sekolah lain kemarin sudah mulai terisi,” yakin Suwarjana.

Oleh karena itu juga, meski ada sejumlah sekolah yang tiap tahun pagunya tidak terpenuhi, Suwarjana menyampaikan pihaknya tidak bisa langsung melakukan regroup atau merger (penggabungan) sekolah. Ia tidak bisa gegabah memutuskan untuk menggabung sekolah-sekolah tersebut.

“Karena bagaimanapun juga kami harus melihat di tahun berikutnya. Kalau memang tiga tahun berturut-turut itu minim terus, nah itu baru bisa kami regroup,” terang Suwarjana.

Berdasarkan pengamatannya secara langsung, Suwarjana menyebut faktor populasi, sebaran anak usia SD atau kepadatan penduduk juga tentu memengaruhi. Dari hasil pemetaan sementaraan, dua kecamatan yaitu Lowokwaru dan Sukun menjadi paling banyak sekolah yang belum terpenuhi pagunya. 

Selain itu, ia juga mendapati masih ada mindset di masyarakat yang terlalu memilih, apalagi jika ada sekolah yang dianggap favorit. Padahal semua sekolah, kata Suwarjana sejatinya sama saja standarnya.

“Kalau SD ini wali muridnya juga tidak berkenan kalau terlalu jauh. Wajar karena kan masih anak-anak, harus diantar dan pengawasannya harus ekstra. Walaupun sebenarnya bisa dipercayakan ke kami, ke guru, Insya Allah sudah ada pengawasan ekstra,” pungkasnya. (ian/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img