Oleh: Sugeng Winarno
Dosen Ilmu Komunikasi FISIP
Universitas Muhammadiyah Malang
Sejatinya semua orang bisa jadi pahlawan. Pahlawan di bidang masing-masing. Rakyat bisa jadi pahlawan, demikian halnya dengan para pemimpin. Gelar pahlawan bisa muncul di semua profesi. Petani, nelayan, pelajar, mahasiswa, guru, dosen, dan banyak profesi lain bisa jadi sosok pahlawan. Pada momentum Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) kali ini juga bisa lahir pahlawan-pahlawan pembela rakyat, para pemimpin daerah terbaik.
Para pahlawan Pilkada diharapkan muncul dari proses politik yang demokratis. Pilkada yang demokratis mengedepankan prinsip langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (luber jurdil), bermartabat dan berintegritas. Pahlawan Pilkada itu tak sekadar sosok pemimpin baru yang menang dalam kontestasi politik. Lebih dari itu, ia adalah sosok yang mampu menginspirasi, menjadi tauladan, santun, dan bijaksana.
Seorang pahlawan Pilkada sejatinya adalah seorang pemimpin yang negarawan, bukan sekadar politisi. Mengutip pernyataan James Freeman Clarke, seorang penulis Amerika Serikat yang mengatakan bahwa ”seorang politisi memikirkan pemilu berikutnya, sementara seorang negarawan memikirkan generasi berikutnya.” Seorang negarawan mengutamakan kepentingan rakyat dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan serta kepentingan politiknya.
Pemimpin Negarawan
Perbedaan utama antara negarawan dan politisi pada umumnya adalah pada motivasi dan orientasi. Jika seorang politisi cenderung fokus pada kekuasaan dan kepentingan jangka pendek, seorang negarawan lebih memikirkan kepentingan rakyat dan bangsa dalam jangka panjang. Negarawan berusaha mencapai stabilitas, kesejahteraan, dan kemajuan negara dengan cara yang berkelanjutan, bahkan jika hal tersebut membutuhkan pengorbanan pribadi atau popularitas mereka sendiri.
Seorang pemimpin negarawan adalah seorang yang memiliki visi, integritas, dan tanggung jawab yang tinggi dalam mengelola kepentingan publik di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Seorang negarawan lebih dikenal dengan komitmennya terhadap prinsip moral, etika politik, dan kemampuan untuk melihat dan merencanakan masa depan bangsa dalam jangka panjang. Negarawan itu memiliki pemikiran strategis, menghargai pluralisme, dan mampu mengatasi perbedaan demi mencapai tujuan bersama yang lebih besar.
Mencari pemimpin yang berjiwa negarawan sungguh tak mudah. Kontestasi Pilkada tak menjamin mampu melahirkan sosok pemimpin negarawan. Dinamika politik lokal cenderung lebih pragmatis dan sering kali melibatkan kepentingan jangka pendek, baik dari sisi kepentingan ekonomi maupun politik. Selain itu, calon kepala daerah biasanya dihadapkan pada tekanan dari berbagai kelompok kepentingan yang memiliki ekspektasi dan tuntutan, mulai dari partai politik dan para pendukungnya.
Seorang paslon kepala daerah bisa menunjukkan kualitas layaknya seorang negarawan jika mereka memiliki visi jangka panjang, memprioritaskan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi atau kelompok, dan memiliki integritas yang tinggi. Paslon akan fokus pada pembangunan yang berkelanjutan, kesejahteraan masyarakat, dan kebijakan yang adil serta inklusif. Mereka cenderung menempatkan stabilitas dan harmoni sosial sebagai prioritas, bahkan jika itu memengaruhi popularitas atau posisi mereka di kontestasi politik.
Dalam perjalanan Pilkada di Indonesia, telah muncul beberapa contoh pemimpin daerah yang setelah terpilih menunjukkan karakteristik seorang negarawan. Meski mereka awalnya merupakan politisi yang berkompetisi dalam Pilkada, komitmen mereka dalam membangun dan mengutamakan kepentingan publik menjadikan mereka sosok yang dihormati dan dikenang sebagai pemimpin berintegritas.
Semua Pahlawan
Pahlawan Pilkada bukan hanya bisa disandang oleh para kepala daerah terpilih. Namun, rakyat juga bisa menjadi pahlawan-pahlawan Pilkada yang turut berkontribusi dalam proses politik Pilkada. Peran serta aktif masyarakat dalam Pilkada, seperti menggunakan hak suaranya, terlibat dalam pengawasan partisipatif, dan turut mendukung terciptanya Pilkada yang damai bisa dimainkan oleh masyarakat.
Para penyelenggara Pilkada, seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) adalah pahlawan-pahlawan Pilkada. Tak hanya itu, para Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih), dan keterlibatan beberapa pihak lain merupakan pahlawan-pahlawan Pilkada.
Pahlawan Pilkada adalah siapa saja yang berperan dalam memastikan keberhasilan dan kelancaran pemilihan kepala daerah. Mereka bisa termasuk masyarakat sipil dan LSM yang turut melakukan pengawasan independen dan upaya sosialisasi untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Para relawan yang menjaga integritas suara di tempat pemungutan suara juga pahlawan. Insan media massa juga menjadi pahlawan Pilkada karena telah memberitakan dan melakukan pendidikan politik bagi masyarakat.
Peran semua pahlawan Pilkada dalam mewujudkan integritas demokrasi di tingkat lokal sangat penting, karena mereka adalah penjaga utama yang memastikan agar proses Pilkada berjalan adil, transparan, dan bebas kecurangan. Proses Pilkada bukan hanya soal siapa yang menang, tetapi bagaimana kemenangan tersebut dicapai dengan jujur, bebas dari korupsi, dan diterima secara sah oleh rakyat. Integritas demokrasi lokal yang baik juga menjadi landasan bagi terciptanya pemerintahan yang bertanggung jawab dan berorientasi pada kepentingan publik.
Mengutip sebuah lagu yang pernah dinyanyikan Maria Carey yang bertajuk “Hero”, dalam penggalan syairnya berbunyi “There’s a hero if you look inside your heart you don’t have to be afraid of what you are.” Mariah Carey ingin menyampaikan bahwa setiap orang punya potensi menjadi pahlawan dengan syarat ia berani menjadi dirinya sendiri. Di akhir lagunya, ia menyampaikan, “That a hero lies in you.” Ada pahlawan dalam dirimu.(*)