MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Banyak cara dilakukan untuk menolak lupa atas Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 yang mengakibatkan 135 supporter tewas di Stadion Kanjuruhan Malang. Salah satunya adalah Pak Miftahudin Romli (53) warga Jalan Darsono Barat Gg VII Rt 5 Rw 10 Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu, Kota Batu yang bersepeda pancal dengan keranda mayat dibelakangnya melakukan Ekspedisi Lintas Stadion Jalur Pantura Kamis (3/8) siang.
Dengan tekad yang sudah bulat. Pak Midun sapaan akrabnya berangkat dari rumahnya di Gang Hendrik, Ngaglik sekitar pukul 11.30 WIB. Sebelum berangkat, Staf Dinas Pariwisata Kota Batu ini meminta restu dengan kepada istri dan keluarganya terlebih dahulu.
“Melalui sepeda ini saya ingin berekspresi supaya masyarakat tidak melupakan Tragedi Kanjuruhan. Target saya sampai Jakarta pada 17 Agustus nanti atau bertepatan dengan Hari Kemerdekaan,” ujar Midun kepada Malang Posco Media.
Lebih lanjut Midun mengatakan bahwa tidak ada target untuk menemui pejabat atau pengurus PSSI pada ekspedisi tersebut. Namun hanya ingi menyalurkan eskpresi serta bertemu dengan pecinta-pecinta sepak bola.
“Intinya saya ingin jangan sampai ada tragedi-tragedi yang sampai memakan korban jiwa dalam sepak bola terulang kembali. Terkait dengan ini yang berkepentingan sepak bola, kalau saya tidak salah agar nantinya tida ada lagi sepak bola rekayasa,” bebernya.
Dengan keberangkatannya tersebut, Midun memohon doa restu kepada semua pihak agar dirinya bisa menuntaskan misinya agar memberikan manfaat kepada semua pihak.
“Mohon doanya agar saya diberi kesehatan, kelancaran dan keselamatan. Saya tidak memaksakan diri, kalau capek atau tak kuat ya istirahat dulu. Misal nanti ditengah jalan saya sudah tidak kuat dan ada yang sanggup melanjutkan, boleh saya persilahkan,” katanya.
Midun juga menjelaskan bahwa sepeda pancal federal dengan keranda mayat dibelakang miliknya diartikan sebagai simbol kendaraan semua manusia saat kembali ke Tuhan. Selain itu keranda juga menjadi simbol banyaknya korban yang meninggal dunia dan dibawa ke tempat pemakaman.
Untuk rute Ekspedisi Lintas Stadion Jalur Pantura Malang – Jakarta, Midun mengawali dengan mengayuh sepeda ke Stadion Kanjuruhan Malang. Kemudian berlanjut ke Stadion Gajayana dan Stadion Gelora Delta Sidoarjo.
Selanjutnya mendatangi stadion-stadion yang berada di daerah Tapal Kuda seperti Lamongan, Tuban, Rembang, Pati, Kudus, Demak, Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Brebes, Indramayu, Karawang, Bekasi dan finish di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta.
Sementara itu, istri Pak Midun, Nowo Dyah Sihkanti terlihat tegar melihat suaminya untuk berangkat bersepeda melakukan Ekspedisi Lintas Stadion Jalur Pantura. Bahkan Kanti mendukung penuh ekspedisi yang dilakukan oleh suaminya tersebut.
“Bapak bilang sebelumnya ingin mengisi liburannya dengan bersepeda ke Jakarta. Kami tidak khawatir, karena memang bapak sudah sering touring maupun naik gunung ke luar daerah. Apalagi bapak juga suka sepak bola,” tandasnya. (eri/jon)