.
Sunday, December 15, 2024

Pakis dan Lawang Diterjang Puting Beliung

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Angin puting beliung porak poranda dua kecamatan di Kabupaten Malang, Kamis (15/12) kemarin. Tiga desa di Kecamatan Pakis dan satu desa di Kecamatan Lawang. Lebih dari 20 rumah rusak.

Tiga desa di Kecamatan Pakis yang diterjang bencana  angin kencang yakni

Desa Mangliawan, Desa Asrikaton dan Desa Ampeldento. Total 20 rumah rusak. Satu bangunan sekolah juga terdampak.  Di Kecamatan Lawang, angin puting beliung menerjang Desa Mulyorejo. Total ada 14 bangunan yang rusak.

Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Sadono Irawan mengatakan pihaknya langsung melakukan penanganan. Selain mendata kerusakan, juga membantu

warga membersihkan bangunan yang rusak dan memotong dahan pohon yang patah menimpa rumah warga. “Bantuan akan kami berikan besok (hari ini),’’ kata dia.

Sementara itu di wilayah  Kecamatan Pakis dampak angin puting beliung paling parah terjadi di Desa Asrikaton. Empat rumah  rusak berat. Yakni rumah milik Mulani, Matraji, Purwahyuni dan Ikhwan. “Empat rumah ini ada di RT 11 RW 05 ,’’ kata Ketua RT 11 RW05 Dusun Bamban Desa Asrikaton, Kecamatan Pakis, Darmo Utomo.

Dia mengatakan empat rumah ini tertimpa atap bangunan Omah Ayem milik dr Budi Cahyono SpKj yang berada di Desa Ampeldento, berjarak sekitar 50 meter.  “Atapnya terbang, kemudian menimpa warga disini,’’ kata Darmo.

Dia menjelaskan  angin puting beliung terjadi saat hujan mengguyur deras. Kondisi wilayah pun sepi. Warga umumnya berada dalam rumah.

“Tadi ada yang melihat angin yang menerjang terlihat seperti pusaran air, dan langsung membawa seluruh material yang dilewati. Termasuk atap ini,’’ ungkapnya.

Darmo mengatakan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun kerugian akibat kejadian ini mencapai ratusan juta rupiah.

“Ini di depan rumah Pak Mulani. Atapnya rusak semua, sementara di depannya itu rumah Pak Ikhwan. Di situ bengkel mebel, kondisi mebelnya juga rusak semua,’’ urai dia.

Selain itu dia juga mengatakan ada empat rumah lagi yang rusak ringan. “Juga ada rumah yang tertimpa dahan pohon. Kami minta BPBD  segera melakukan tindakan,’’ tambahnya.

Kepala Desa Asrikaton Supaadi SE mengatakan kerugian akibat peristiwa ini mencapai ratusan juta rupiah. “Secara rinci memang belum dihitung. Tapi dari material yang rusak perkiraan kami kerugiannya mencapai ratusan juta,’’ katanya.

Supaadi mengaku saat kejadian  berada di kediamannya, dan langsung datang setelah mendapatkan informasi. “Begitu sampai sini sempat kaget saat melihat ada atap yang terbawa angin dan menimpa rumah warga. Tapi tadi langsung dilakukan penanganan. Bersama warga, dibantu anggota  Koramil Pakis, Polsek Pakis, BPBD Kabupaten Malang, PMI Kabupaten Malang, relawan dan warga kami langsung melakukan pembersihan,’’ ungkapnya.

Supaadi pun meminta Mulani pemilik rumah yang atapnya jebol, setelah tertimpa atap agar waspada. “Jadi atap yang terbang mengenai pohon. Pohonya tumbang menimpa tembok rumah di atas atap, sehingga atap rumahnya rusak.

“Kami sudah melaporkan kejadian ini kepada BPBD. Sore ini terus melakukan pendataan,’’ tandasnya.

Kapolsek Pakis AKP Mohammad Lutfi kemarin juga langsung datang ke TKP. Bersama warga lainnya, Lutfi membantu penanganan. “Ini atap galvalum, dipindahkan dulu. Yang jelas saat ini fokusnya pembersihan,’’ ungkapnya. Selain itu, dia juga mengimbau kepada warga agar berhati-hati dan selalu waspada. Terutama saat hujan deras mengguyur disertai angin.

“Jika tidak ada keperluan saat hujan deras disertai angin lebih baik berada di dalam rumah, karena lebih aman,’’ pesan Lutfi. 

Sementara Mulani salah satu warga yang rumahnya terimpa atap pohon sama sekali tidak menyangka bencana menimpa dirinya. Terlebih peristiwa ini terjadi saat dia berniat menggelar selamatan untuk memperingati 40 hari anaknya yang meninggal.

Kepada Malang Posco Media, Mulani mengatakan saat kejadian di rumahnya  cukup ramai warga. Karena saat itu warga memasak untuk selamatan 40 hari anaknya. “Di dalam banyak orang, saya juga di dalam rumah. Hujannya sangat deras, ada petir dan anginnya kencang,’’ katanya.

Mulani dan sang istri  shok. Karena sama sekali tidak menyangka. Namun demikian, kendati rumahnya rusak parah, pihaknya tetap menggelar acara selamatan 40 hari meninggalnya sang anak.

 Sementara dr Budi Cahyono SpKj membenarkan atap yang hilang dan menimpa rumah warga itu adalah atap rumah bangunan miliknya. Dia sendiri sama sekali tidak menduga peristiwa ini terjadi.

“Saat kejadian saya masih bekerja. Baru pulang setelah mendapat telepon dari orang rumah,’’ katanya. Omah Ayem sendiri merupakan bangunan ruko. Ada beberapa unit usaha milik Budi. Di antarannya apotek  dan tempat praktik dokter bersama.

“Atap yang terbang ini ukurannya 300 meter persegi,’’ urainya. Kendati kehilangan atap, dia bersyukur karena tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. “Tadi itu di dalam ada orang pasang CCTV nyaris tertimpa kayu blandar. Alhamdululillah semuanya selamat dan tidak terluka,’’ urainya. Ditanya kerugian yang dialami? Budi mengatakan sekitar Rp 200 juta. (ira/van)

Ikuti Juga Berita Malang Hari Ini dan Info seputar Arema FC, Arema dan Aremania di Youtube dan Tiktok Kami

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img