.
Wednesday, December 4, 2024

Pancet Ae!

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media-Nyanyian atau kritik Aremania pada tim Arema FC ternyata bukan tanpa alasan. Terutama tentang permainan tim Singo Edan di bawah asuhan Eduardo Almeida. Aremania sering menyebut, ‘maine pancet ae’. Permainan Arema tetap sama saja. Gak ada perubahan.

Rasanya ada benarnya juga. Meski kita semua tak bisa menutup mata, Arema sukses raih gelar juara Piala Presiden 2022 dengan pelatih Almeida. Namun dari sisi permainan, sejujurnya belum begitu meyakinkan. Lebih tepatnya, selalu bikin spot jantung.

Lihat saja di pekan pertama, memulai Liga 1 dengan hasil kalah telak 3-0 di kandang Borneo FC. Disusul menang tipis 2-1 lawan PSIS Semarang. Kalah dulu, gol penentu kemenangan tercipta di detik terakhir. Hingga kemenangan itu juga disebut-sebut berbau keberuntungan.

Lanjut di laga pekan ketiga, Singo Edan benar-benar tak berkutik. Alfarizi dkk hanya bisa bermain imbang tanpa gol lawan PSS Sleman di Stadion Kanjuruhan, Jumat (5/8) malam. Kali ini, pelatih Almeida dan pasukannya tak lagi mendapati keberuntungan.

Penasaran dari pelatih PSS Seto Nurdiantara pun terjawab. Sekalipun tak bisa memetik tiga poin, hasil imbang ini sudah cukup bagus bagi mereka. Setidaknya bisa curi satu poin, dan sukses bikin tuan rumah merugi dua poin. Sekaligus menghentikan tren positif Arema.

Berdasarkan statistik permainan, Arema memang lebih baik dari PSS. Setidaknya dari shoot on target dan  shoot off target, Arema lebih baik. Beberapa peluang bagus dimiliki Arema, diantaranya dari kaki Adam Alis, Zola, Ilham Udin dan Sergio. Hanya sebatas peluang.

Namun PSS juga bukan tanpa peluang. Terutama peluang dari Ze Valente, sedikitnya dua kali mengancam gawang Arema yang dikawal Maringa. Kedua tim saling jual beli serangan. Arema yang diuntungkan bermain di hadapan Aremania, gagal memaksimalkan peluang itu jadi gol.

Padahal pelatih Almeida sudah mencoba menurunkan semua barisan penyerangnya. Kecuali Abel Camara yang tak diganti, Zola diganti Sagara, Dendi diganti Ilham Udin, Adam Alis diganti Irsyad Maulana dan Evan Dimas diganti Rafli. Tak ada hasilnya. Tetap buntu.

Dalam skema 4-4-2 ini, Arema kesulitan menembus pertahanan PSS. Baik dari organisasi permainan, maupun dari bola mati, tetap nihil. Camara yang diharapkan sebagai goal getter, nyaris tanpa peluang berbahaya. Striker asing Arema ini tak berkutik.

Bisa jadi, siapa pun pemain yang diturunkan, taktik dan streteginya memang ‘pancet ae’. Apalagi dari formasi awal yang diturunkan sejak kick off babak pertama, sama persis seperti saat awal lawan PSIS. Kebetulan Renshi belum bisa tampil, digantikan Evan Dimas lagi.

Evan Dimas berduet dengan Jayus di lini tengah. Dendi di kanan, Adam Alis di kiri. Depan ada Camara dan Zola. Sedangkan di lini belakang, Alfarizi, Bagas, Sergio dan Figo. Ya inilah komposisi awal Arema yang saat lawan PSIS tak membuahkan hasil di babak pertama. Pancet ae.

Menariknya, pelatih Almedia masih cukup percaya diri. Terutama urusan finishing touch timnya. Seperti yang ditulis Malang Posco Media, pelatih asal Portugal ini menganggap tidak ada masalah. Dia mengaku melihatnya dari sudut pandang yang berbeda.

Ya entahlah. Saya dan sebagian besar Aremania, rasanya melihat permainan Arema ya memang pancet ae. Tidak hanya di musim ini, mulai musim lalu ya begitu. Lebih banyak ‘dibantu’ keberuntungan. Termasuk saat menang lawan PSIS, pelatih PSS menyebut itu faktor luck.

Namun, keberuntungan tak berlanjut. Bermain di kandang sendiri, tadi malam gagal raih tiga poin. Lalu, bagaimana saat nanti melakoni laga away di kandang Bali United, Sabtu (13/8) depan? Mungkin dibantai lagi seperti di Samarinda. Itu kalau mainnya pancet ae! (*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img