spot_img
Saturday, June 29, 2024
spot_img

Pandemi, Miss Sambel Sukses Tembus Hingga Tujuh Negara

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA-Harga cabai yang semakin pedas tidak menyurutkan langkah Siska Ayu Diah Ramadhantie untuk melakukan pembinaan kepada petani cabai. Karena usaha sambal yang dibangunnya sangat memerlukan suplay cabai yang tidak sedikit. Karena ketekunannya itu, usaha sambalnya sudah mampu menembus pasar internasional meski di tengah pandemi Covid-19.

Berawal di masa pandemi Covid-19 pada 2021 lalu, Siska Ayu Diah Ramadhantie harus mampu berpikir kreatif untuk menjalankan usaha di masa sulit itu. Saat itu kondisi ekonomi sudah dalam kondisi berat karena hampir semua bidang terimbas dengan pandemi Covid-19. Pembatasan dilakukan dimana-mana, ekonominya juga semakin terpuruk. Mengetahui kondisi tersebut semakin berat, munculah ide untuk mengemas dan memasarkan sambal resep sang Ibu dengan bentuk yang lebih modern.

“Saat itu saya juga bimbang, apakah ingin memulai dari Jakarta atau dari Malang. Namun dari saran teman-teman saya, akhirnya kami memutuskan memulai dan membesarkan di Malang. Karena menyesuaikan dengan budget yang ada,” cerita perempuan 30 tahun tersebut.

Di awal tentu bukan hal yang mudah untuk memulai sebuah usaha. Dirinya harus memutar otak, untuk bisa memasarkan sambal tersebut agar dikenal oleh calon customer.  Seiring berjalannya waktu, usahanya membuahkan hasil. Sedikit demi sedikit, usahanya mulai dikenal masyarakat melalui media sosial dan juga platform digital lainnya.

Bahkan, saat itu pesanannya sudah merambah beberapa area kota dan kabupaten di Jawa Timur. Sampai pada akhirnya, beberapa reseller mulai berdatangan dan tertarik untuk bergabung memasarkan produk dari Jingga sapaan akrabnya.

“Dulunya setiap buka usaha harus sempurna dari segi foto, termasuk dengan menggunakan jasa profesional, sementara di Miss Sambel ini berbeda. Foto produk saya foto sendiri dengan tim saya hingga larut malam,” ujar warga Kebonagung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang itu.

Dia hanya bisa pasrah dengan semua usaha yang dilakukannya. “Bismillah, saya percaya kami bisa. Sampai pada akhirnya kami di sini, merasakan mukjizat Allah itu nyata. Pesanan langsung membeludak sampai kita bisa tembus lima negara,” jelasnya.

Negara-negara seperti Hongkong, Singapura, Malaysia dan Taiwan, sudah menjadi pelanggan dari produknya tersebut. Bahkan saat ini, produknya sudah mendapatkan pesanan dari pelanggannya yang ada di Thailand dan Korea Selatan.

Perempuan yang akrab disapa dengan Jingga itu, kini sudah memberdayakan empat petani dengan memborong hasil pertanian. Selain diberdayakan, para petani tersebut juga bersama dengan Jingga menyewa sebidang lahan untuk budidaya tanaman cabai.

Saat ini kondisi musim yang tidak menentu, hasil panen para petani cabai juga tidak bisa dipastikan.  Akan tetapi, untuk memenuhi produksinya hal paling utama adalah hasil panen dari petani yang digandengnya itu dapat terserap. Jika ada kekurangan bahan baku, dirinya akan menambah sesuai kebutuhan ke petani lain yang juga menjadi mitranya.

“kami bersama berharap bisa saling memeberikan dampak positif. Hasil pertanian cabai terkontrol, selain itu para petani ini juga terjamin karena sudah ada pembeli tetap,” ungkapnya.

Jingga sendiri membeli hasil pertanian tersebut untuk dijadikan produk sambal di Miss Sambel miliknya. Sambal buatannya ini memang sudah dikenal banyak kalangan. Berawal dari resep turun temurun dari sang ibu sejak 10 tahun lalu.

“Saya sempat berhenti selama empat bulan. Dan ternyata para pelanggan sudah mencari produk saya. Harapannya, ini bisa berdampak positif bagi para petani di Malang,” ungkap wanita yang pernah menempuh pendidikan di Jurusan FKIP Bahasa Inggris UNISLA.

Jingga saat itu memilih untuk berekperimen dengan menutup pesanan selama empat bulan. Saat itu ia ingin membuat sebuah riset, apakah sosoknya yang dicari oleh pelanggan atau produknya yang dicari.

“Ternyata banyak pelanggan yang menanyakan ketersediaan produknya. Bahkan pembeli baru juga ikut menanyakan. Ada yang sempat mengaku galau, karena lama tidak produksi. Namun, sudah hampir satu bulan ini saya kembali memproduksi sambal ini lagi,” ceritanya.

Kesuksesan ini diharapkan juga membawa dampak positif kepada masyarakat luas. Membawa misi menularkan kesuksesan ini kepada para petani cabai, maupun petani bahan lain yang menjadi bahan utama produk yang dihasilkan oleh brand Miss Sambel miliknya itu. (Rexy/aim/lim)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img