Malang Posco Media – Dokter spesialis urologi, dr. Hilman Hadiansyah, Sp.U, yang merupakan alumnus Universitas Indonesia, menyatakan bahwa tidak ada batasan waktu maksimal yang dapat ditentukan untuk menahan buang air kecil guna mencegah peradangan prostat atau prostatitis. Hal ini disebabkan karena metabolisme tubuh setiap orang bersifat berbeda.
“Untuk berapa lama berkemih itu tergantung metabolisme orang-orang. Misalnya kerjanya di luar, suhu panas, mungkin dia akan cenderung lama untuk ke kamar mandi. Tetapi kalau kerjanya di dalam ruangan, dalam ruangan AC, dingin, akan lebih sering ke kamar mandi,” jelas dia di Jakarta, Selasa (19/12).
Namun, menurut Hilman, ketika terasa kandung kemih penuh dan timbul keinginan untuk buang air kecil, sebaiknya segera pergi ke kamar mandi. Menahan buang air kecil dapat meningkatkan risiko terkena prostatitis pada pria.
“Karena kalau sering menahan buang air kecil di situ akan terjadi kolonisasi bakteri. Urine itu sebaiknya first in first out tapi kalau stagnan di kandung kemih apalagi terjadi penekanan di daerah selangkangan, duduk lama, daya tahan tubuh lagi turun itu bisa terkena prostatitis,” jelas Hilman.
Menurut dia, prostatitis dapat terjadi pada setiap usia tetapi lebih sering pada usia di bawah 50 tahun dan sebanyak 8,2 persen laki-laki akan mengalami kondisi ini selama hidupnya.
Namun, saat ini tren prostatitis dialami pria berusia muda yakni 30 tahun atau 40 tahun dan penyebabnya karena menahan berkemih, serta pernah terkena infeksi lalu sembuh.
“Prostatitis mengobatinya cukup susah, karena obatnya tidak hanya seminggu bisa sebulan,” kata dia.(ntr/mpm/nug)