spot_img
Wednesday, April 9, 2025
spot_img

Panen Capai 8 Ton Per Hektare, Wali Kota: Ini Produktivitas Tinggi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Produktivitas pertanian padi di Kota Malang pada panen raya tahun ini mencatat hasil yang menggembirakan. Berdasarkan hasil ubinan, produksi padi mencapai delapan ton per hektare di sejumlah lahan sawah, seperti di kawasan Jalan Manisa, Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Senin (7/4) kemarin.

Wali Kota Malang Wahyu Hidayat yang turut mengikuti panen raya serentak melalui Zoom Meeting bersama Presiden RI Prabowo Subianto, mengapresiasi capaian tersebut. Ia menilai, angka itu tergolong tinggi, terlebih mengingat keterbatasan lahan pertanian di wilayah perkotaan.

-Advertisement- HUT

“Alhamdulillah, meskipun lahannya berada di dalam kota dan berbeda dengan wilayah kabupaten, produksi padi yang mencapai delapan ton per hektare sudah masuk kategori tinggi,” ujar Wahyu usai menyimak arahan Presiden secara daring.

Panen raya serentak ini digelar di 14 provinsi, termasuk di Jawa Timur. Di Kota Malang, pelaksanaan panen dilakukan di dua kecamatan yang masih memiliki potensi pertanian aktif, yakni Kecamatan Kedungkandang dan Lowokwaru.

“Panen tahun ini cukup menggembirakan. Selain produktivitasnya tinggi, harga gabah juga mengalami kenaikan. Kalau pemerintah pusat menetapkan harga Rp 6.500 per kilogram untuk gabah kering, di Kota Malang sudah mencapai Rp 6.700. Sebelumnya harga sempat berada di bawah Rp 6.000,” jelas Wahyu.

Ia juga menyampaikan bahwa kelancaran distribusi pupuk tahun ini turut menunjang hasil panen. Pemerintah Kota Malang berharap produktivitas pertanian terus terjaga, mengingat sektor ini masih menjadi penopang ketahanan pangan daerah.

“Kalau kami mendapat kesempatan menyampaikan langsung ke presiden, kami ingin berterima kasih karena kebijakan yang ada sangat membantu petani,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan Hariyadi, mengungkapkan bahwa total produksi padi tahunan Kota Malang berkisar 15 ribu ton, dari luas tanam sekitar 788 hektare.

“Memang kebutuhan pangan tidak bisa sepenuhnya dipenuhi dari dalam kota karena lahan terbatas. Namun kita sangat terbantu dari distribusi luar daerah seperti Kabupaten Malang, Probolinggo, Blitar, dan Kediri,” terang Slamet.

Ia memastikan ketersediaan pangan di Kota Malang tetap aman, salah satunya karena didukung 26 pasar rakyat aktif. Salah satu kebijakannya adalah mewajibkan pasar menjual produk hasil pertanian daerah, sehingga distribusi lebih lancar.

Sebagai solusi atas menyusutnya lahan pertanian, Dispangtan mendorong peningkatan intensitas tanam dan panen. Jika sebelumnya mayoritas petani hanya panen dua kali setahun, kini pemerintah tengah mendorong pola tanam tiga kali dalam setahun.

“Petani tetap membutuhkan benih unggul, pupuk bersubsidi yang kami usulkan rutin ke pusat, serta bantuan seperti pestisida, racun tikus, dan jaring pelindung agar hasil panen tetap optimal,” pungkas Slamet. (rex/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img