MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Ribuan lilin menyala di halaman Balai Kota Malang, Kamis (6/10) malam. Para ulama, Aremania, pemain Arema, ASN dan seluruh elemen masyarakat Kota Malang bergabung menjadi satu dalam rangkaian Aksi Solidaritas dan Doa Bersama untuk korban Tragedi Kanjuruhan.
“Lilin ini menjadi harapan untuk bangkit dan menunjukkan semangat kita tidak pernah lepas. Doa kita semua, Allah akan berikan kekuatan,” ujar Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji dengan suara terbata-bata karena tidak mampu membendung tangisnya.
Dengan kesedihan mendalam, Sutiaji menceritakan bahwa saat pertama dirinya mendapat kabar ada ratusan korban jatuh di Stadion Kanjuruhan ia sampai tidak bisa berkata-kata. Hatinya begitu menjerit sedih karena ratusan Aremania dan Aremanita dalam hitungan menit langsung diambil oleh Tuhan.
“Yang perlu kita sampaikan, kita berdoa semoga amal ibadah yang berangkat dari rumah nonton bola (lalu menjadi korban), bisa diterima (amal ibadahnya). Karena bola jangan dilihat hanya hiburan, bola menggerakkan ekonomi, bola menggerakkan semangat sportifitas,” sebut Sutiaji.
Orang nomer satu di Balai Kota Malang itu juga menegaskan, dirinya tidak ikhlas apabila Aremania dan warga Malang seakan akan dianggap penyebab terjadinya peristiwa tersebut. Justru dari Kota Malang lah digelorakan semangat Salam Satu Jiwa untuk sportifitas.
“Hari ini (kemarin, red) saya sampaikan ini bukan kerusuhan, ini musibah. Saya akan menggelorakan dimana-mana. Gelora kedamaian bola disuarakan dari Malang. Arek Malang tidak menghendaki satu nyawa pun jatuh di lapangan. Mudah mudahan apa yang saat ini kita lakukan dicatat sebagai amal kebajikan,” tuturnya.
Aksi Solidaritas yang mengangkat tajuk Damai Menuju Bangkit Bersama ini begitu khidmah meski cuaca dalam kondisi hujan. Mereka tetap memanjatkan doa dengan memakai payung atau mantel hujan masing masing.
Aksi solidaritas ini sebelumnya diawali dengan doa oleh Rois Syuriah PC NU Kota Malang yang juga wakil ketua MUI Kota Malang KH. Chamzawi dan dilanjutkan dengan pembacaan Surat Yasin oleh Prof Kasuwi Saiban. Pembacaan tahlil dipimpin KH. Chamzawi. Baru kemudian dilanjutkan dengan menyalakan lilin sebagai tanda harapan dan semangat kebangkitan.
“Kita kumpul di sini berdoa bersama untuk korban dan keluarga yang meninggal dalam insiden di Kanjuruhan. Terima kasih Pemerintah Kota Malang yang sudah menginisiasi aksi solidaritas ini,” kata Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana
Mewakili manajemen Arema FC dan seluruh pemain, Gilang menyampaikan rasa duka yang begitu mendalam. Ia sendiri mengaku masih belum percaya, sedih dan campur aduk karena banyaknya korban jiwa dalam tragedi itu.
“Ampuni kami ya Allah, tragedi ini benar benar tragedi yang luar biasa buat kami terpukul. Kami manajemen Arema mohon maaf yang sebesar besarnya kepada keluarga korban dan masyarakat Indonesia. Semoga ini menjadi insiden terakhir, tidak ada lagi nyawa manusia yang harus pergi di lapangan,” harapnya. (ian/aim)