.
Saturday, December 14, 2024

Pantau Kondisi Anak-anak, Kak Seto Akui Ada Traumatik

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Melihat langsung kondisi anak-anak korban tragedi Kanjuruhan, Seto Mulyadi mendatangi mereka yang dirawat di RSSA Malang, Senin (10/10) siang. Pria yang akrab disapa Kak Seto itu datang bersama timnya, langsung menuju kamar tempat korban dirawat.

Didampingi oleh Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSSA Malang dr Syaifullah Asmiragani, rombongan membesuk korban anak-anak yang sedang dirawat. Di antara para korban yang masih usia di bawah 18 tahun itu, ada satu korban yang baru saja menjalani operasi.

Kak Seto sebagai Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) mengatakan, bahwa kunjungannya itu untuk melihat kondisi terkini, anak-anak korban tragedi Kanjuruhan. Hal itu sekaligus memberikan dorongan kepada berbagai pihak untuk mengawal penuh kesembuhan fisik dan psikologis akibat tragedi Kanjuruhan.

“Kami bersama dengan LPAI Provinsi Jatim dan LPAI Kota Malang, datang kesini untuk melihat kondisi anak-anak yang menjadi korban dalam tragedi Kanjuruhan. Kami juga menyampaikan apresiasi kepada Pemprov Jatim maupun Pemkot Malang atas penanganan yang sangat cepat, kepada para anak korban,” ujar Kak Seto.

Dijelaskannya, untuk saat ini fokus utama adalah pemulihan kondisi kesehatan korban. Kemudian dilanjutkan dengan memulihkan kondisi psikologi dan mental, dari traumatik yang dialami akibat tragedi tersebut.

“Memang ada beberapa anak yang masih diinfus dan belum banyak bergerak. Tetapi dari senyumnya sudah mulai terlihat. Namun, ada anak yang tidak ingin lagi bercita-cita sebagai pemain sepak bola. Ini adalah bukti bahwa ada traumatik dari sebuah peristiwa yang luar biasa, hingga menyebabkan ketakutan tersendiri,” terangnya.

Kak Seto juga mengatakan bahwa pihaknya akan terus memantau kondisi psikologis anak-anak korban tragedi Kanjuruhan. Mereka dibantu dengan jajaran LPAI dan melalui pemerintah daerah, akan secara berkala melihat langsung kondisi perkembangan kesehatan fisik dan psikologis mereka.

Ia juga memberikan garis bawah dalam upaya pencegahan terjadinya hal serupa. Yakni dengan adanya tempat khusus ramah anak, apabila ada kegiatan dengan skala besar. “Apabila terjadi sesuatu, salah satu yang menjadi prioritas untuk diselamatkan adalah anak. Dengan adanya fasilitas ruang ramah anak, maka kesempatan untuk anak selamat semakin tinggi,” jelasnya.

Sementara itu, dr Syaifullah Asmiragani mengatakan, saat ini di RSSA ada empat anak yang menjalani perawatan. “Dua anak dirawat di ICU (Intensive Care Unit) dan dua lagi di HCU (High Care Unit). Untuk yang di ICU ini kondisi yang belum stabil, dan ketergantungan dengan alat kesehatan masih tinggi,” jelasnya.

Dia mengatakan pihak dokter yang merawat para korban tragedy Kanjuruhan akan bekerja semaksimal mungkin. Termasuk dalam memberikan perawatan terbaik, sehingga korban bisa sembuh maksimal tanpa mengalami trauma perawatan oleh tim medis. (rex/bua)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img