spot_img
Wednesday, June 26, 2024
spot_img

Para Pejabat, Jadilah Ibrahim yang Lembut sama Ismail

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Idul Adha adalah lebaran haji. Karena menjelang Idul Adha, jutaan manusia seluruh dunia melaksanakan puncak ibadah haji, wukuf di Padang Arafah. Inilah pembeda antara haji dan umroh. Ibadah haji mewajibkan semua umat Islam yang menunaikannya melaksanakan wukuf di Arofah.

Saat Idul Adha, umat Islam juga diperintahkan untuk berkurban. Momen berkurban ini menjadi peristiwa religius bagi umat Islam seluruh dunia. Termasuk di Indonesia, dan terkhusus di Malang Raya. Kewajiban berkurban tak hanya menjadi monopoli orang kaya. Berkurban menjadi semangat Umat Islam untuk berbagi dengan sesama.

Teladan yang dicontohkan Nabi Ibrahim dengan menyembelih anak kesayangannya Ismail adalah perilaku yang benar-benar mulia. Betapa tidak, saat diperintah Allah SWT melalui mimpinya, Nabi Ibrahim yang sempat galau, kemudian mengajak diskusi anaknya Ismail. Dan betapa ikhlas dan sabarnya Ismail, saat mendengar perintah Allah, dirinya langsung mengiyakan.

Ismail rela karena taat kepada Allah. Bahkan Ismail meminta ayahnya tanpa ragu melaksanakan perintah Allah SWT. Pengorbanan dan ketakwaan ayah dan anak inilah yang kemudian diabadikan Allah SWT sebagai ibadah kurban. Bahwa apa yang dimiliki, apa yang paling dicintai di dunia ini adalah milik Allah. Ketika Allah memintanya, sebagai wujud ketaatan dan penghambaan yang tulus, siapa pun harus tunduk dan patuh. Rela dan ikhlas mengorbankan harta yang paling dicintai, termasuk anak kesayangan sekalipun.

Idul Adha menjadi momentum pembelajaran bagi semua. Terutama bagi pemimpin-pemimpin di negara ini. Mulai dari Lurah/ Kades, Camat, Kepala Dinas, Bupati/ Walikota, Ketua DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/ kota, Gubernur, Menteri hingga Presiden dan wakil Presiden. Bukan hanya saat Idul Adha, semua berlomba besar-besaran hewan kurban. Tapi setelahnya justru mengorbankan kepentingan-kepentingan masyarakat.

Masyarakat bukanlah ‘hewan kurban’ yang setiap saat bisa disembelih demi kepentingan pribadi atau golongan. Tapi masyarakat adalah ‘Ismail.’ Mereka sudah taat membayar pajak. Mereka tunduk dengan aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Karena itu jangan lagi, mereka ‘disembelih’ hak-haknya sebagai rakyat.

Idul Adha mengajarkan kepada semua, terkhusus kepada para pejabat agar ‘menyembelih’ sifat-sifat hewaniahnya dalam memimpin masyarakat. Menyembelih sifat sombong, sifat rakus pada harta dan kedudukan, sifat menang sendiri, melanggar etika, aturan hukum dan sosial dan menyengsarakan rakyat.

Para pejabat, jadilah seperti Ibrahim. Berdialog yang lembut sebelum mengeksekusi kebijakan. Ikhlas dalam menjalankan perintah dan tak mengharap imbalan apa-apa dari rakyatnya. Rakyat adalah ‘Ismail-Ismail’ yang butuh kasih sayang, butuh kesejahteraan dan keadilan. Jadilah seperti Ibrahim yang selalu sayang dengan Ismail.(*)   

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img