AREMA FC kini membuka paradigma baru pasca menyabet juara Piala Presiden untuk keempat kalinya sekaligus kado HUT Singo Edan ke-37 pada 11 Agustus lalu. Momentum juara terasa cocok dengan jargon ” Sejuara-juaranya”.
Yakni melakukan perubahan dengan diawali prestasi yang bagus, serta perubahan organisasi Aremania yang kini telah terbentuk organisasi legal perkumpulan bernama Presidium Aremania Utas.
Presidium Aremania yang terbentuk awal Juni silam, terus melakukan akselerasi bersinergi dengan klub naungannya yakni Arema FC. Utamanya dalam dua hal menjadi prioritas utama jangka pendek ini yakni pengurusan KTA atau membership, serta terkait perubahan paradigma baru terkait pertiketan.
Dalam laga perdananya 12 Agustus 2024 sehari setelah ultah, partai Arema FC vs Dewa United mematok harga tiket Rp 150 ribu untuk ekonomi dan VIP Rp 200 ribu. Arema FC tidak memilih Gianyar Bali dan Bantul Jogjakarta yang sejak awal dibidik Arema FC utuk home basenya.
Tapi memilih kerja keras menaikkan grade Stadion Soepriyadi Kota Blitar naik kelas lolos assesment dan layak menjadi kandang klub Liga 1 dengan nilai 71, diatas standart yang ditentukan LIB yakni 65.
Dinamika muncul, utamanya soal harga tiket yang dianggap Aremania terlalu mahal. Akhirnya, ilmu hitung berlaku. Arema FC tidak menaikkan harga tiket, juga menunurunkan. Tapi justru harga dinyatakan sama saat Arema FC berkandang di Gianyar Bali. Malah justru turun biayanya jika dihitung dengan transportasi dan akomodasi fans ketika away ke Bali. Belum lagi, klub harus menambah biaya belanja pemain dikarenakan regulasi mengatur kuota delapan pemain asing.
Tidak hanya itu, biaya operasional permak Stadion Soepriyadi Blitar agar layak dan lolos menjadi stadion berstandart Liga 1 pun juga menyerap anggaran yang lumayan. Sementara, pihak kepolisian hanya mematok kuota tiket 3.000 kembar. Padahal kapasitas stadion mampu mencapai 10 ribu penonton.
Untuk itu, bandrol Rp 150 ribu masih dianggap realistis. Panpel Arema FC pun memberikan service kepada fans dan penonton. Antara lain diberikan roti, air kemasan bebas refill, dan asuransi kecelakaaan dan meninggal.
Bersyukur kita memiliki peran Presidium Arema Utas yang terus berdiskusi positif semata mata berjuang untuk mengoptimalkan penjualan tiket oleh klub. Beberapa kali diskusi, soal harga tiket bukan lagi menjadi bahasan utama, namun kemudahan dan keamanan akses mendapatkan tiket yang kini menjadi hak yang perlu dicarikan solusi.
Mengingat, antusias Aremania juga penggemar Arema FC terus melonjak, seperti berdesakan untuk memburu tiket online yang dijual di laman aremaxcess.com. Untuk itu, upaya terus dilakukan, mengingat lamanya proses birokrasi untuk mendapatkan tiket perlu hati-hati. Sebab, jangan sampai ada ‘penyusup’ dalam pembelian tiket.
Birokrasi dilakukan utamanya untuk prioritas memberlakukan pembeli tiket dari mereka yang ber-KTP Malang Raya, karenanya tentu ada yang merasa kecewa atau patah arang, karena mereka yang cinta banget Arema FC tapi tidak memiliki KTP asli Malang Raya menjadi kendala.
Akhirnya sinergi klub dengan Presidium Aremania Utas memberi solusi, bahwa itu dengan pengurusan terlebih dahulu KTA atau membersip melalui kanal Presidium Aremania Utas, nantinya di Aremaxcess akan ada semacam tombol pilihan Presidium Bar untuk mendapatkan assesment atau verifikasi dari Presidium untuk selanjutnya disetujui dan terakses pembelian tiket online. Bagaimana solusinya agar tiket ‘turun’ harga ?
Klub Arema FC juga memberikan usulan kepada Presidium Aremania Utas, bahwasa wadah ini sudah memiliki atau berproses dalam legalitas perkumpulan. Secara defacto, wadah ini sudah dinaungi aturan negara, serta dilegitimasi oleh Aremania. Untuk itu disarankan dan sah sah saja, wadah ini menjalin kerja sama sponsorship dengan siapapun.
Utamanya, sponsor yang tidak memiliki peluang bekerjasama dengan klub Arema FC dikarenakan aturan regulasi kompetisi. Mereka juga dapat bermitra program dengan tiga pemerintah Malang Raya, dimana sesuai arahan pemerintah pusat memiliki program pembinaan suporter, hal itu bisa dimanfaatkan.
Potensi Aremania sangat besar, kegiatan positif juga banyak yang bisa digelar. Optimis banyak perusahaan di Malang Raya siap untuk berpromosi dan bekerjasama. Dari benefit kerja sama itulah bisa dikelola membantu mensupport urusan pertiketan. Apalagi, kuota stadion yang digunakan oleh Arema FC sudah riil.
Termasuk kelak di Stadion Kanjuruhan yang Insya Allah akan digunakan Desember mendatang jelas memiliki 21.700 kursi, untuk Blitar 3.000 kursi. Dari angka itu bisa dijadikan dasar besaran kerjasama promosi untuk mensubsidi harga tiket yang ditentukan klub. Bismillah paradigma baru Arema dan Aremania akan membawa manfaat banyak pihak dan banyak sektor. Amin (*)