MALANG POSCO MEDIA, MALANG-Yayasan Permata Jingga mengadakan parenting akbar untuk orang tua SD, SMP, dan SMK, Rabu (28/3) kemarin. Parenting akbar ini pertama kalinya diadakan bersama-sama untuk seluruh lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Permata Jingga.
Acara hari ini terselenggara atas kerja sama yayasan Permata Jingga dan komite sekolah. Temanya, Siap bentengi Anak dari Bahaya LGBTQ.
Ketua Panitia Parenting Akbar Yayasan Permata Jingga 2024, Meda Rosaline, mengatakan, semakin masifnya penyebaran LGBTQ+ di berbagai media menjadi dorongan bagi panitia untuk memilih tema tersebut. “Diharapkan, setelah adanya parenting akbar ini, orang tua lebih peduli dan aware akan bahaya LGBT. Sehingga bisa mendampingi dan membentengi putra-putrinya,” ujar Meda.
Selain itu, kegiatan parenting ini juga ditujukan untuk menyamakan visi antara sekolah dan orang tua. Sekaligus sebagai ajang silaturahmi.
Kegiatan dibuka oleh Kepala SD Unggulan Permata Jingga, Dr. Jamal Abdul Nasir, M.M., mewakili ketua yayasan. Parenting kali ini menghadirkan dr. Martina Sylviarini, S.W., dokter parenting dan founder Rumah Cerdas. Ia mengajak para orang tua memahami penyebab LGBT. Serta bersama-sama mencegah penyebarannya.
Dokter yang akrab disapa Vivi ini menerangkan, pemicu LGBTQ+ menurut Steven Goldberg, Ph.D, ada tiga. Trauma, keluarga, dan lingkungan. Ia menyoroti bahwa lingkungan adalah faktor paling besar yang bisa mempengaruhi perilaku anak. Sekaligus paling berpotensi menjerumuskan anak-anak ke dunia LGBT. Baik melalui pergaulan, film, majalah, tontonan, dan lain sebagainya. “Di sinilah peran orang tua penting untuk membentengi,” ujar Vivi.
Ia memaparkan, orang tua bisa menerapkan prinsip OKE. Pertama, O, optimalkan tiga guru anak-anak. Lalu K, komunikasi efektif dengan anak-anak sesuai tahapan usia. Dan E, empati terhadap anak. “Tiga guru anak itu adalah orang tua, guru di sekolah, dan lingkungan,” jelas Vivi.
Dia menjelaskan, ada tiga unsur komunikasi efektif yang perlu dikenali orang tua. Melibatkan bahasa tubuh sebagai unsur dominan sebanyak 55 persen. Diikuti intonasi suara 38 persen dan kata-kata sebanyak 7 persen.
Setelah memahami cara komunikasi efektif, Vivi juga mengajak orang tua berempati kepada anak. Ia menyarankan orang tua untuk menempatkan diri sebagai sahabat bagi anak-anaknya. Dengan begitu, orang tua bisa berdiskusi dan menyisipkan nilai-nilai penting. Serta menanamkan kebaikan dan kasih sayang. “Agar mereka tidak mudah mengikuti nilai yang tidak sesuai fitrah dan pakem yang ada,” terangnya.
Parenting akbar kali ini berjalan sukses. Para orang tua begitu antusias mendengarkan pemaparan materi. Diantaranya, nampak bersemangat mengajukan pertanyaan terkait permasalahan yang dihadapi putra-putrinya. Tak hanya itu, panitia juga menyiapkan hadiah bagi orang tua yang bertanya. Juga doorprize untuk masing-masing tingkatan. Baik itu SD, SMP, dan SMK. Tak lupa, panitia juga memberi apresiasi bagi orang tua yang hadir lengkap dan rutin selama parenting. (mg1/adv/imm)