spot_img
Wednesday, July 2, 2025
spot_img

Pariwisata Bangkit, Target Pajak Capai Rp 250 Miliar

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pemulihan sektor pariwisata di Kota Malang sudah mulai terlihat hasilnya. Kunjungan wisatawan ke Kota Malang terus meningkat pascapandemi Covid-19. Karena itu, industri hotel dan restoran menjadi elemen strategis yang menunjang keberlangsungan pariwisata di Kota Malang.

Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji menilai sinergitas yang dibangun dari berbagai elemen menjadi kunci keberhasilan revitalisasi sektor pariwisata Kota Malang pascapandemi. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) merupakan mitra penting karena pendapatan dari sektor hotel dan restoran cukup tinggi. Tahun ini diperkirakan bisa mencapai Rp 200 miliar hingga Rp 250 miliar

“Maka kolaborasi ini harus kita kuatkan, apa yang menjadi kesulitan PHRI akan kita support dan kami juga sudah menyampaikan terima kasih. Nanti kalau PHRI dengan promo yang kuat, bisa menghadirkan banyak wisatawan dari mancanegara maupun wisatawan nusantara hadir di Kota Malang,” tutur Sutiaji yang hadir dalam pengukuhan Pengurus dan anggota Badan Pimpinan Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang periode 2022-2027 di ruang sidang Balai Kota Malang, Kamis (16/2) kemarin.

Ketua PHRI Kota Malang Agoes Basoeki mengatakan, di kepengurusan kali ini pihaknya berfokus dalam beberapa program. Selain menguatkan kolaborasi bersama pemerintah, pihaknya menekankan  penguatan digitalisasi untuk sektor wisata kuliner dan perhotelan.

“Kami ingin secara total pada kemajuan dan kesejahteraan Kota Malang. Kebetulan kita juga memang merupakan bagian dari pembangunan Kota Malang. Imbasnya ke pemerintah karena kita termasuk salah satu pembayar pajak terbesar,” terang Agoes usai pengukuhan.

Maka dari itu, lanjut Agoes, PHRI yang merupakan sebuah asosiasi juga perlu untuk terus menguatkan pentingnya sosialisasi kepada para pelaku usaha kuliner dan perhotelan. Yakni memberikan pemahaman bahwa pajak itu sesuatu yang wajib untuk disetor.

“Kewajiban kita membantu untuk memungutnya. Sekarang sudah ada teknologi IPTEK, dimana ada transaksi disitu otomatis pajak tertarik. Media promo kita juga banyak. Misal melakukan promo bersama. Itu yang penting ditingkatkan,” tambahnya.

Sementara Ketua PHRI Jawa Timur Dwi Cahyono menyampaikan, tantangan PHRI sangat besar. Tidak cukup hanya mengurusi naik turun kunjungan ke restoran atau perhotelan saja. Namun berbagai permasalahan kota juga harus ikut ambil bagian.

“Kita bertanggungjawab pada keseluruhan kemajuan pariwisata di kota. Ini ada perkembangan seperti tadi ada satu arah, kita harus kasih masukan. Kita sama-sama kasih info, enak gak enak perkembangan pariwisata harus diatasi,” tandasnya. (ian/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img