spot_img
Sunday, December 22, 2024
spot_img

Parkir Sekolah Biang Macet

Berita Lainnya

Berita Terbaru

SMAN Tugu Harusnya Bantu Atasi Masalah Parkir

Atasi Macet Jalan Bandung, Usul Shelter Antar Jemput

MALANG POSCO MEDIA-Parkir sejumlah sekolah di Kota Malang dikeluhkan. Sebab memakan badan jalan hingga sebabkan macet. Pengelola sekolah diminta jangan tutup mata. Harus ada solusi atasi masalah masyarakat. (baca grafis) 

Paling tampak dan sering dikeluhkan di dua kawasan. Yakni di sekitar SMAN Tugu (SMAN 1, 3 dan 4). Selain itu Jalan Bandung (MIN 1, MTsN 1 dan MAN 2). 

Jalan Sultan Agung belakangan jadi keluhan. Itu karena parkir kendaraan di depan SMAN 3 Malang. Joni, salah seorang warga  mengatakan parkir tersebut makin terasa cukup menganggu ketika mulai berlaku sekolah tatap muka. Namun demikian dia hanya pasrah menunggu instansi terkait bertindak.

“Ya sebenarnya terganggu, terutama jam-jam pagi. Untungnya jukir yang di depan rumah saya sini masih tertib mau bantu kalau tidak rapi. Kalau yang agak ke sana (simpang Sultan Agung-Pajajaran) itu saya lihat lebih ramai ya,” kata Joni.

Seperti diketahui, di Jalan Sultan Agung  biasanya setengah dari badan jalan dipergunakan untuk parkir motor sebanyak dua saf. Selain motor, juga ada parkir mobil di salah satu lokasi. Sedangkan di pertigaan Jalan Sultan Agung dan Jalan Pajajaran, juga terparkir banyak motor. Hingga mengurangi jarak pandang pengguna kendaraan. Kondisi ini mengganggu pengendara yang melintas.

“Saya sudah hafal. Kalau pagi pas jadwalnya sekolah saya tidak mungkin lewat sini karena ramai, pasti lewat jalan lain. Kalau Minggu begini enak, karena mereka libur,” ujar Hamdani Mursyid, salah satu pengendara.

BUTUH SOLUSI: Lalu lintas di Jalan Sultan Agung padat dan kerap semerawut saat jam masuk maupun pulang sekolah.(Firman/MPM)

Ketua RT 1  RW 1 Kelurahan Klojen Samuel Linggardjati mengatakan beberapa warga beberapa kali mengeluhkan parkir di depan SMAN 3 Malang. Sebab petugas parkir seringkali menempatkan motor siswa hingga ke trotoar di depan rumah warga. Ketika saat tertentu meluber sehingga mengganggu akses mobil.

“Artinya ya jangan sampai nanti badan jalan dipakai parkir semua. Warga mengeluh kesulitan dan tidak leluasa ketika melewati sini. Warga ini ngempet, lebih banyak diam,” sebutnya.

Samuel mengusulkan agar parkir lebih tertib dan jangan sampai melebihi tempat yang ditentukan. Ia tidak mempermasalahkan parkir ditempatkan di sisi jalan dekat sekolah, tapi jangan sampai menempatkan parkir di sisi jalan dan trotoar depan rumah warga. Apalagi di saat tertentu, parkir di trotoar depan rumah warga meluber ke badan jalan lagi.

“Pernah siswa itu menyenggol kendaraan warga. Sudah agak lama, mungkin dua bulanan lalu, dia mungkin karena keburu-buru, tiba-tiba spion kendaraan milik warga patah. Nah itu sempat agak ramai,” ungkapnya.

Terpisah Kepala SMAN 3 Malang Asri Widiapsari mengaku sudah menerima informasi keluhan warga. Terlebih setelah dari pihak Humas SMAN 3 Malang berkomunikasi dengan salah seorang warga.

 “Tapi yang parkir di situ tidak hanya dari SMAN 3 Malang saja. Ada dari SMAN 4 Malang dan SMAN 1 Malang. Nah kita segera bekerjasama dengan mereka sehingga kalau bisa kedepan lebih tertata,” terang Asri dikonfirmasi kemarin.

Ia mengaku pihaknya sudah melakukan komunikasi awal dengan ‘kumpul bareng’ bersama dua sekolah lainnya. Namun masih perlu pembahasan kembali untuk menghasilkan solusi yang terbaik.

“Ya memang kita sempat batasi juga bagi siswa yang belum punya SIM supaya tidak membawa kendaraan. Tapi kadang yang rumah jauh dan tidak kena akses bus sekolah, jadinya ya tetap bawa dan parkir di situ,” katanya.

Selain menjalin komunikasi dengan SMAN 1 Malang dan SMAN 4 Malang, Asri mengatakan selanjutnya pihaknya tentu akan tetap melibatkan warga.

“Mungkin kedepan kalau bisa ada semacam parkir umum begitu. Entah di mana yang memungkinkan. Yang jelas kita libatkan semua. Kalau memang ada keluhan seperti ini kan tentu akan kita tindaklanjuti,”  Asri. 

Selain itu macet di kawasan Jalan Bandung saat waktu antar jemput siswa bertahun-tahun tidak mendapatkan solusi. Kemacetan tersebut disebabkan adanya aktivitas antar dan jemput anak sekolah di MAN 2 Kota Malang, MIN 1 Kota Malang dan MTsN 1 Kota Malang. 

Menurut pantauan Malang Posco Media, kondisi kemacetan atau kendaraan menumpuk di depan kompleks sekolah tersebut terjadi di dua zona waktu.

Pertama zona antar siswa. Yakni sekitar pukul 06.00 sampai 07.00 WIB. Kedua, di masa jemput siswa yakni sekitar pukul 11.00 dan sekitar pukul 14.00 – 15.00 WIB.

Di jam-jam tersebut, kebanyakan orang tua atau wali murid mengantar dan menjemput anaknya menggunakan mobil. Dengan kondisi jalan yang tidak lebar, terjadi antrean mobil di sepanjang Jalan Bandung.

Karena antrean tersebutlah, jalan yang juga digunakan pengendara lainnya dipenuhi kendaraan. Karena dipenuhi kendaraan maka terjadilah kemacetan. 

Kondisi ini sudah mulai dikeluhkan pada tahun 2013 atau saat Wali Kota Malang H Moch Anton. Saat itu Dishub Kota Malang sempat berkomunukasi dengan pihak sekolah. Lalu muncul usulan pelebaran luasan parkir di depan kompleks gedung sekolah tersebut. Rencana ini berlalu begitu saja.

Kemudian saat masa pandemi Covid-19, kondisi kepadatan kendaraan berkurang. Karena anak-anak sekolah sebagian besar melaksanakan pembelajaran secara daring kemudian hybrid.

Saat pandemi Covid-19 sudah terkendalikan dan pelajar kembali  pembelajaran tatap muka, keluhan kembali muncul.  “Heran itu kan dari dulu, apa tidak ada parkirnya? Semua berhenti di depan sekolah dan antar jemput yang lain mau kerja tak bisa lancar lewat sana,” tutur Jessi Intania, salah satu pengguna jalan asal Kelurahan Mergosono yang sehari-hari harus melintas di Jalan Bandung untuk bekerja di kawasan Jalan Tlogomas.

Keluhan juga diterima anggota DPRD Kota Malang dari Dapil Klojen, Arief Wahyudi SH. Arief dalam masa resesnya sempat menerima keluhan warga Kelurahan Penanggungan. Alias warga sekitar Jalan Bandung.

Kemudian tercetus  ide mengatasi masalah kemacetan Jalan Bandung akibat aktivitas sekolah. Arief mengusulkan skema shelter bus. Yakni tentukan lokasi antar dan jemput tertentu yang cenderung sepi dan luas. Kemudian disiapkan bus atau kendaraan khusus menuju kompleks MAN, MIN dan MtsN di Jalan Bandung.

Lalu siswa-siswi diantar menggunakan kendaraan tersebut langsung ke sekolah. Dengan ini maka kendaraan pribadi yang antar dan jemput tidak akan menganggu lalu lintas di Jalan Bandung.

“Lokasi shelter  bisa di depan Bakorwil Malang di Jalan Jakarta. Di sana  kan sepi dan luas. Bisa di sana,” jelas Arief.

Politisi PKB ini mengakui bahwa dalam beberapa kali kesempatan hearing, pihaknya sudah memaparkan usulan tersebut kepada instansi terkait. Namun belum ada tindakan khusus atau lebih lanjut yang dilakukan.

Kepala MAN 2 Kota Malang M Husnan saat dikonfirmasi mengenai tindak lanjut dan solusi atas kemacetan masih enggan memberikan tanggapannya. Ia memilih tidak menjawab. “Nanti saja, di sekolah,” kata Husnan saat dikonfirmasi Malang Posco Media, Minggu (25/9) kemarin.

Kabid Parkir Dishub Kota Malang Mustaqim Jaya  mengungkapkan akan menindaklanjuti keluhan mengenai kondisi parkir di kawasan-kawasan sekolah yang menganggu. Termasuk di kawasan Jalan Kertanegara dan Jalan Sultan Agung. (ian/ica/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img