MALANG POSCO MEDIA- Sebuah portal di akses alternatif warga di sekitar Jalan Simpang Ranu Grati jadi sorotan. Pemkot Malang melalui instansi teknis segera turun tangan. Cek portal dan status lahan.
Akses yang diportal itu sebelumnya dijadikan jalan tembus warga sekitar. Kawasan ini terpantau terpalang sejak beberaa hari lalu. Diketahui lahan itu merupakan lahan milik swasta.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang Dandung Djulharjanto mengatakan akses lahan yang diportal itu milik pengembang.”Kami akan cek lagi penggunaam portal itu buat apa,” tegas Dandung.
DPUPRPKP Kota Malang pun akan cek status Pendataan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) pengembang. Selain itu juga melakukan update rencana pembangunan. “Nanti kita cek lagi juga apa fungsi portal d isitu. Mohon waktunya,” kata Dandung.
Kepala Dishub Kota Malang Widjaja Saleh Putra mengatakan sejauh ini pemalangan akses tersebut menggunakan portal tak menjadi masalah karena merupakan lahan milik pribadi.
“Itu tercatat lahan milik pengembang PT Karya Makmur. Jadi memang itu hak mereka,” tegas Jaya.
Ia mengatakan akses kawasan itu juga tidak digunakan secara umum. Karena dulu, informasinya akan dibangun apartemen di lahan tersebut.
Dishub Kota Malang berjanji terus mengawasi pemanfaatan lahan tersebut. Jika ada penyalahgunaan maka langsung ditindak.
Sorotan terhadap keberadaan portal itu
“Sudah lumayan lama, mungkin sekitar satu bulanan atau lebih. Menurut informasi ke kami, ditutup sendiri oleh pemilik lahannya. Di sekitar itu memang punyanya swasta,” terang Ketua RW 6 Kelurahan Sawojajar Hari Kartono.
Menurut Hari, memang ada alasan di balik penutupan yang dilakukan beberapa waktu lalu itu. Disebutkan Hari, hal itu murni dilakukan karena faktor lingkungan di sekitar lokasi pemilik lahan. Sementara warganya tidak terlalu terganggu lantaran masih ada akses di Jalan Simpang Ranugrati, yang ada persis di sebelahnya.
“Informasinya, di lahan kosong yang ada di sekitar belakangnya SD itu (SDN Sawojajar 3, red) sampai agak ke belakang sering ada sampah rumah sama bongkaran bangunan begitu. Setelah diamati, ternyata sering ada mobil pikap begitu yang membuang ke sana,” ungkap Hari.
“Itu terjadi berulang-ulang. Habis dibersihkan, terus menumpuk lagi. Begitu terus sampai menggunung. Akhirnya, terakhir informasinya itu ditutup supaya tidak buang di situ lagi,” sambungnya.
Hari mengaku belum mengetahui hingga kapan portal itu akan ditutup. Sebab hal itu tentu terserah dari pemilik lahan. Apalagi dulunya lokasi itu juga bukan untuk fungsi jalan dan hanya lahan kosong.
“Di situ memang ada rencana untuk dibikin jalan. Tapi kan tidak tahu kapan akan dibangun. Yang jelas, portal itu ditutup bukan karena mau membangun jalan, tapi karena ada sampah di situ. Kalau dibiarkan mungkin menurut mereka akan makin mengganggu lingkungan,” pungkasnya. (ica/ian/van)