MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Memeriahkan momen kemerdekaan Republik Indonesia, suasana di Perumahan Simpang Dirgantara berubah menjadi seperti tempo dulu, Minggu (17/8). Di kanan dan kiri Jalan Simpang Dirgantara VI, terdapat banyak ornamen dan perabotan lawas, mainan tradisional, hingga furnitur klasik ditata rapi di sepanjang jalan tersebut.
Tidak hanya itu, beberapa gubuk bambu juga turut menghiasi area tersebut dan menjual jajanan dan panganan tradisional. Ketua Pelaksana Pesta Rakyat Tempo Doeloe Lindung Ratwiawan menjelaskan, kegiatan bertajuk Pasar Rakyat Tempo Doeloe ini merupakan acara gathering rutin tahunan warga, namun kali ini dikemas dengan konsep tempo dulu.

“Kami siapkan ada stand, lalu dirancang sesuai dengan suasana tempo dulu. Lalu menu makanan ini benar benar tempo dulu, seperti jajan pasar, sego jagung, pecel, gulali, dan lain lain yang mungkin sekarang kurang dikenal oleh anak anak sekarang,” terang Lindung.
Ada enam stand berupa gubuk bambu yang dibangun saat kegiatan tersebut. Selain itu juga ada tiga stand tambahan dari warga luar yang ikut memeriahkan kegiatan Pasar Rakyat yang ada di RT14/RW10 tersebut.

Warga setempat sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Sejumlah rumah warga juga ditempel beragam gambar pahlawan yang ada di Indonesia. Selain itu, di depan rumah warga juga dipasang foto-foto jadul tentang Malang yang sangat menarik perhatian.
“Ini sebagai penyadaran anak bangsa untuk menghargai para pahlawan. Maka di depan ini ada gambar pahlawan. Lalu supaya tidak lupa dengan daerahnya, ada foto foto tentang Malang yang tempo dulu di pagar rumah warga,” sebut dia.

Kegiatan Pasar Rakyat Tempo Doeloe ini berlangsung mulai pukul 17.00 hingga 21.00. Meski hanya sehari, kegiatan tersebut diminati warga sekitar karena dari 950 kupon yang dicetak, seluruhnya telah habis.
“Di Pasar Rakyat Tempo Doeloe ini juga ada sajian pertunjukan berupa live musik keroncong yang sesuai dengan tema. Jadi lagu lagunya juga lagu perjuangan keroncong pada masanya,” tambahnya.

Lindung menyampaikan, dengan diangkatnya tema tempo dulu ini, diharapkan bisa memberi banyak manfaat kepada masyarakat. Selain menggerakkan ekonomi, diharapkan dengan adanya tema ini, warga tidak melupakan sejarah dan kekayaan budaya bangsa. Walaupun, diakui Lindung, tiap tahunnya tema ini akan berbeda beda, supaya ada penyegaran dan muncul kreatifitas.
“Diharapkan warga menyadari bahwa kemerdekaan diisi salah satunya dengan seperti ini. Dengan cara membuat kegiatan yang berguna bagi banyak orang, bergotong royong, dan sebagainya. Juga supaya tidak lupa dengan Kota Malang, lalu juga tidak lupa dengan makanan tempo dulu,” kata dia.
Ketua DPRD Kota Malang Amithya Ratnanggani Sirraduhita turut hadir pada kegiatan tersebut. Ia mengapresiasi, karena selain membangkitkan UMKM, Pasar Rakyat Tempo Doeloe itu juga mengenalkan generasi saat ini dengan kekayaan makanan khas Indonesia. Selain sehat, makanan tradisional ini banyak jenisnya dan belum tentu anak sekarang mengetahuinya.
“Saya kira kegiatan seperti ini sederhana, tidak perlu membuat suatu yang heboh, tapi ada banyak maknanya. Kegiatan yang membumi, serta mengembalikan nuansa Indonesia. Ini salah satu contoh bagaimana masyarakat bisa mengelola nilai nilai budaya di Indonesia kemudian ditimbulkan kembali,” tutup Mia, sapaannya. (ian/jon)