MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) yang menyerang hewan ternak utamanya sapi di Kota Malang menjadi perhatian Pemkot Malang. Meski telah disampaikan oleh pemerintah bahwa daging sapi yang terpapar PMK masih bisa dikonsumsi, namun tentu masih ada stigma di masyarakat terkait kesehatan daging.
Salah satu tempat potong hewan terbesar di Kota Malang, yakni di Rumah Potong Hewan (RPH) Perumda Tugu Aneka Usaha (Tunas) Kota Malang memastikan daging yang didistristribusikan ke masyarakat merupakan daging yang diperoleh dari hewan ternak yang sehat.
“Sejauh ini memang sapi yang disembelih sapi yang sehat, jadi sehat saja yang kita sembelih. Tapi kalau menurut Kementerian Pertanian, yang terjangkit PMK pun sebenarnya tidak membahayakan manusia,” terang Dirut Perumda Tunas Kota Malang, Dodot Tri Widodo kepada Malang Posco Media, kemarin.
Dodot mengatakan, selama ini proses keluar masuk hewan bahkan telah dipantau secara ketat. Ketika pemilihan hewan hingga pengangkut hewan keluar, semuanya dilakukan sterilisasi.
“Pertama sisi suhu tubuh kalau diatas 39 derajat itu tidak boleh masuk RPH. Terus dari sisi gusi lidah kalau dia terjangkit PMK ada semacam luka ya (tidak boleh). Terus tanda lain adalah ketika berjalan dia pincang, kalau dia pincang patut diduga,” sebut Dodot.
“Lalu napsu makan tidak ada, karena ia sariawan jadi tidak bisa makan. Jadi yang menyebabkan sapi itu mati bukan PMK sebenarnya, tapi dia tidak mau makan. Jadi di depan kita saring semua, terus mobil yang masuk kita semprot dan orang yang masuk juga. Sehingga keluar masuk tidak bawa virus PMK,” sambungnya.
Maka dari itu, Dodot pun menegaskan bahwa suplai daging selama ini tentu daging yang aman dan sehat. Untuk daging-daging terindikasi PMK yang diperjualbelikan di masyarakat, dikatakan Dodot meski diperbolehkan, namun tetap harus ada sosialisasi.
“Kami sendiri juga mau memberikan sosialisasi dan arahan ke jagal agar tidak beli sapi yang sakit. Jadi kita sudah mensosialisasikan itu bagaimana cara mendeteksi sapi yang terpapar PMK. Sejauh ini mereka paham sih ikut dengan arahan kami. Kita juga sudah sosialisasi ke penjagal biar tertib. Meski tidak membahayakan manusia tapi tugas kita daging asuh, aman sehat utuh dan halal,” tegas Dodot.
Sementara itu, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji menegaskan bahwa mitigasi wabah PMK di Kota Malang terbilang sudah cukup kuat. Bagi Sutiaji, untuk saat ini yang paling penting dan harus terus dikuatkan adalah edukasi kepada masyarakat.
“Utamanya sebetulnya perawatan, kebersihan dan seterusnya. Kami sudah minta ke Dispangtan untuk terus menerus melakukan edukasi, sehingga mitigasi ke arah sana terus dilakukan. Tingkat kematian juga relatif kecil,” tegas Sutiaji. (ian/aim)