.
Thursday, December 12, 2024

PC NU Tasyakuran Peringatan Satu Abad

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Ratusan nahdliyin mengikuti tasyakuran peringatan Harlah Satu Abad NU yang digelar PC NU Kota Malang, Minggu (26/2) kemarin. Bertempat di halaman kantor PC NU Kota Malang Jalan KH. Hasyim Asy’ari, tasyakuran kali ini menghadirkan Ketua Lembaga Dakwah PB NU, Dr. KH. Abdullah Syamsul Arifin yang dibalut dalam peringatan Isra Mikraj. Acara juga dimeriahkan dengan bazar UMKM binaan PC NU Kota Malang.

“Tujuan tasyakuran ini untuk mensyukuri usia NU yang telah mencapai satu abad. Berharap NU makin bermanfaat untuk umat Nabi Muhammad SAW. Apalagi misi NU adalah merawat jagad dan membangun peradaban,” kata Ketua Panitia H. Muhammad Ikhsan kepada Malang Posco Media.

Selain dalam rangka tasyakuran satu abad,  tasyakuran ini juga untuk memperingati Isra Mikraj sekaligus menyambut hadirnya bulan suci Ramadan.

“Kami berharap mudah mudahan bisa masuk Ramadan dan meraih Idul Fitri, meraih kemenangan. Selain itu kita juga menyapa kader dan alumni PKDNU yang kita akan roadshow keliling 5 MWC. Maka ini adalah pembukaan untuk turba MWC NU,” tambahnya.

Sementara Ketua Lembaga Dakwah PBNU, Dr. KH. Abdullah Syamsul Arifin dalam ceramahnya menyampaikan sejarah dan peran NU sejak kelahirannya hingga saat ini. Dikatakannya, sejak awal NU merupakan jamiyah yang adaptif terhadap budaya yang sudah ada sehingga ajaran Islam bisa diterima dengan baik oleh masyarakat.

“Kekuatan NU ada pada kelenturannya. Karena itu tidak melakukan benturan benturan dengan tradisi yang berkembang di masyarakat tapi mampu mengakomodasi selama tidak berbenturan dengan hal yang prinsip dalam syariat atau ajaran agama,” tutur pria yang akrab disapa Gus Aab ini.

Karena sebab itu pula, maka NU tidak pernah mengalami konflik karena ikut menjaga kearifan budaya dimana saja. Begitu pula ketika dalam berbangsa dan bernegara. NU sejak kelahirannya selalu berjuang untuk memperjuangkan keutuhan bangsa.

“NU tidak pernah punya kamus khianat pada bangsa dan negara. Sebelum berdiri, NU punya Nahdlatul wathon, dimana yang dibawa saat itu adalah semangat membawa kemerdekaan,” tegas Gus Aab. (ian/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img