MALANG POSCO MEDIA- Rentetan hasil buruk Arema FC terhenti. Kepercayaan diri Alfarizi dkk mulai muncul di tengah debut I Putu Gede Swi Santoso yang kini masuk tim kepelatihan Singo Edan. Pascalima kekalahan beruntun, Arema FC akhirnya bisa menang ketika melawan Rans Nusantara FC di Stadion Pakansari Bogor, Rabu (8/2) kemarin.
Arema FC berhasil menang tipis dengan skor tipis 2-1. Dua gol alias Brace dari Dedik ‘Drogba’ Setiawan menjadi comeback manis bagi Singo Edan. Comeback dari ketinggalan gol lebih dulu, juga comeback setelah lima laga paceklik gol dan tak pernah mendapat poin alias selalu kalah.
“Alhamdulillah. Bersyukur karena hari ini. Pertama yang senang itu Arema FC kembali mencetak gol dan bonusnya memenangkan pertandingan. Setelah lima match tidak menang,” kata I Putu Gede Swi Santoso selepas pertandingan.
Mencetak gol adalah titik berat yang ditekankan Putu Gede. Sebab, dalam lima laga terakhir, timnya benar-benar kesulitan menyarangkan gol ke gawang lawan. Padahal secara permainan sejatinya tidak buruk.
Hanya saja sejumlah masalah eksternal dinilai memengaruhi mental para pemain di lapangan. Gol pun diyakini bisa membuat tim perlahan bangkit dan nyatanya kemarin berujung kemenangan. Kebuntuan pun kini sudah mulai terpecahkan.
“Jalannya pertandingan berat untuk kami. Karena situasi efek eksternal yang banyak sekali. Mungkin teman-teman semua sudah tahu. Saya apresiasi banget kepada para pemain yang sudah lebih lepas. Meski masih ada beban ya,” paparnya.
Dia menyebutkan, salah satu beban terlihat ketika kegagalan eksekusi penalti Abel Camara. Pemain yang sebelumnya merumput di Liga Utama Portugal ini bahkan terlihat ragu-ragu menentukan arah sepakan penalti, dan mengarahkannya ke tengah. Penjaga gawang Rans Nusantara, Hilman Syah pun dengan mudah mengantisipasinya.
“Ketika proses tendangan penalti gagal, terlihat semakin menambah tekanan. Tapi saya apresiasi para pemain berusaha terus kuat secara mental. Luar biasa Arema,” tambah dia.
Putu Gede pun lega, kepercayaan untuk memimpin tim diawali dengan kemenangan. Dia sejatinya optimis dengan kemampuan penggawa Arema FC. Ia bahkan tidak merasa grogi atau khawatir ketika melatih tim yang sedang berada masa transisi karena tren negatif.
“Saya punya keyakinan saat saya datang, saat official training saya lihat, pertama antusias pemain. Alhamdulilah mereka pagi itu antusias dan meyakinkan saya. Saya kan sering memimpin pertandingan, nah hari ini saya gak tegang seperti biasanya,” tutur dia.
Pria kelahiran Surabaya ini pun berterima kasih karena kerja keras seluruh tim. Ia berharap potensi pemain akan semakin keluar di laga-laga selanjutnya.
“Saya tahu potensi tim ini, potensi pemainnya,” imbuh Putu Gede.
Di sisi lain, pelatih Rans Nusantara, Rodrigo Santana mengakui sedih karena kekalahan kemarin. Terutama karena bermain di kandang sendiri.
Dia menyesalkan keunggulan tim melalui Ikhsan Nul Zikrak yang tak bisa bertahan lama dan dibalas oleh brace (dua gol) Dedik Setiawan.
“Sedih sekali main kandang seharunya menang. Fisik kami terlihat masih kurang,” kata dia.
Ia mengakui selesai babak pertama sudah mempersiapkan taktikal untuk membantu tim meraih kemenangan. Baru di tiga menit awal babak kedua, timnya pun langsung mencetak gol.
“Tapi setelah gol dari kami, Arema FC langsung main agresif. Pas Arema membuat dua gol, saya ganti pemain empat maunya lima, tapi kiper cedera. Saya mau mengganti pemain muda, yang cepat dan mau kerja keras,” tambahnya.
Setelah pergantian di menit 70 tersebut, tim Rans Nusantara mulai memberikan perlawana. “Saya harus meminta maaf karena mau menang tapi gagal. Pertandingan ini kami harus melawan tim kuat,” tandas dia.
Hasil laga ini, membuat Arema FC langsung naik empat tingkat di klasemen sementara. Sebelum memulai laga, Arema FC di posisi 12. Namun setelah menambah tiga poin dan kini mengumpulkan 29, Dedik Setiawan cs naik ke peringkat delapan. Sementara, Rans Nusantara masih terbenam di peringkat 17. (ley/van)