Minta Wali Kota Turun Tangan
MALANG POSCO MEDIA – Harapan pedagang Pasar Besar Malang (PBM) untuk melihat pasar mereka diperbaiki pupus di tahun ini. Gagalnya rencana revitalisasi membuat para pedagang kecewa dan khawatir, terutama menjelang musim penghujan.
Kabar tersebut sudah sampai ke telinga Himpunan Pedagang Pasar Besar Malang (Hippama). Mereka mendesak agar Pemkot Malang, khususnya Wali Kota Wahyu Hidayat, turun langsung berdialog dengan pedagang. Seperti yang diberitakan Malang Posco Media sebelumnya, pembangunan Pasar Besar tidak dapat dilakukan tahun ini. Pemerintah pusat belum mengucurkan anggaran untuk revitalisasi Pasar Besar Malang. Padahal Pemkot Malang telah menyiapkan anggaran pendamping dalam APBD sebesar Rp 7 miliar lebih. Dana itu pun kini telah dibatalkan dan digeser untuk kebutuhan program lainnya.
“Kami belum pernah diajak ngobrol. Paling tidak langsung dengan Pak Wahyu. Kalau kepala dinas, wawali menyampaikan mungkin sudah,” kata Agus Priambodo, Wakil Ketua Hippama kepada Malang Posco Media, Senin (15/9) kemarin.
Agus menegaskan, pedagang setuju dengan rencana revitalisasi PBM. Terlebih, beberapa pasar tradisional di Kota Malang sudah dirombak menjadi lebih modern dan nyaman, seperti Pasar Klojen dan Pasar Oro-oro Dowo.
“Kalau kita melihat di sana di-makeover dan dipercantik. Tentu juga kami ingin seperti di sana,” paparnya.
Menurutnya, pedagang tidak menolak pembenahan, asalkan bukan pembongkaran total. Revitalisasi minimal diharapkan memperbaiki area yang bocor dan fasilitas dasar.
“Kami berharap bukan pembongkaran (total). Kini kami berharap, minimal yang bocor di tengah-tengah diperbaiki. Teman pedagang itu maunya yang penting jualan enak, nyaman. Begitu juga pembelinya akhirnya juga mau datang karena kondisi pasar yang lebih layak,” jelas dia.
Agus bahkan mengusulkan agar area bekas Matahari Department Store dijadikan food center. Langkah ini diharapkan bisa menarik kembali pembeli dan menampung pedagang yang sebelumnya berada di Malang Plaza.
“Pedagang makanan ini kan UMKM, banyak anak muda juga, jadi Pasar Besar bisa menarik lagi,” urainya.
Hippama meminta agar relokasi hanya dilakukan pada area yang dinyatakan rawan berdasarkan hasil uji forensik ITS. Mereka khawatir relokasi total akan memakan waktu lama dan membuat pedagang kehilangan pelanggan.
“Apalagi sekarang kan kalau mendekati musim hujan kami juga khawatir bila belum ada pembenahan,” imbuh Agus.
Ia menyebut, sebelumnya pedagang sampai harus iuran untuk memperbaiki talang yang bocor. Namun, saat ini kondisi pasar yang semakin sepi membuat iuran sulit ditarik.
Hippama juga mempertanyakan penggunaan dana retribusi pasar. Mereka menilai perawatan fasilitas umum dan tata kelola pasar masih sangat kurang.
“Kami juga sempat melakukan somasi kan beberapa pekan lalu terkait retribusi. Terlepas dari kegagalan revitalisasi tahun ini, ya kami dengar dari media. Tapi kami pikir perbaikan lebih mengena,” pungkasnya. Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, perwakilan Perkumpulan Pedagang Pasar Besar Malang (P3BM) belum memberikan tanggapan terkait batalnya pembangunan PBM. (ley/aim)