Cerita Rafan Diaz Putra Atmadie, Korban Insiden Pendulum JTP 1
Insiden tak diinginkan yang terjadi di Jawa Timur Park (JTP) 1 Kota Batu pada 8 April lalu menjadi perhatian semua pihak. Pasalnya akibat insiden tersebut satu pengunjung wisata terjatuh dari wahana permainan pendulum 360 derajat yang berlokasi di wisata Jatim Park 1 Kota Batu.
MALANG POSCO MEDIA– Remaja 13 tahun, Rafan Diaz Putra Atmadie korban insiden yang tidak diinginkan oleh siapapun itu. Baik bagi Diaz dan keluarga. Pun dengan pihak Jawa Timur Park Group. Diaz jatuh dari permainan pendulum 360 derajat akibat pengaman atau seat belt di tempat duduknya terlepas.
Meski diungkap oleh Diaz, sapaan akrabnya, operator atau petugas keamanan telah memastikan keamanan bahwa seat belt telah terpasang dengan benar. Begitu juga dengan pengaman pada bagian dada yang menggunakan sistem hidrolik atau angin.
Saat Malang Posco Media berkunjung ke rumah Diaz di Kota Malang, ia didampingi ibunya Ardika Novita Andriani menceritakan saat dirinya terlepas dari wahana permainan tersebut.
“Waktu naik di wahana pendulum awalnya ya berjalan normal. Bahkan dari awal masuk wahana sudah diperingatkan oleh operatornya, karena mayoritas yang naik di wahana perempuan operator bilang seat belt jangan dipakai dulu,” cerita Diaz kepada Malang Posco Media Rabu (23/4) kemarin.
Peringatan tersebut, lanjut siswa kelas VII MTSN 1 Kota Malang ini disampaikan operator agar pemasangan dilakukan dengan benar dan kencang oleh operator. Hingga akhirnya semua pengunjung duduk dan operator berkeliling pasangkan seat belt satu per satu.
“Setelah (mastikan seat belt terkunci dengan sistem hidrolik atau angin terpasang.red) itu operator muter lagi untuk cek apakah sudah safety belum,” paparnya.
Saat beroperasi, wahana tersebut berputar secara vertikal dan horizontal serta 360 derajat. Putaran pertama aman. Putaran kedua tiba-tiba seat belt miliknya terbuka seperti saat wahana belum beroperasi.
“Saat seat belt saya terbuka, saya reflek dan pegangan. Pada saat itu juga pandangan saya kabur dan akhirnya terjatuh pada bagian kaki terbentur di baja pijakan,” ceritanya.
Melihat insiden tersebut, lanjut dia, operator langsung menghentikan wahana dan memberi pertolongan. Karena kondisi emergency, Diaz langsung dibawa ke RS Baptis Kota Batu untuk mendapatkan pertolongan.
Penanganan pertama ia dirontgen Oleh dokter dan dirujuk ke RS Persada Kota Malang. Kemudian pada keesokan harinya ia menjalani operasi. “Saat kejadian habis jatuh kondisi saya masih sadar dan masih bisa berpikir. Yang saya takutkan dan pikir cuma satu. Apakah kaki saya ini diamputasi atau tidak. Saya tanya terus ke operator,” kenangnya.
Diketahui akibat kejadian itu, ia mengalami patah pada bagian kaki kanan, salah satu jari terluka dan kepala belakang benjol. Saat ini kondisi tangan sudah kembali membaik dan bagian kepala sudah sembuh.
“Sekarang saya sudah jalani beberapa kali perawatan dan kontrol ke dua dokter. Pertama ke dokter ortopedi dan dokter fisio terapi di RS Persada,” ungkapnya.
Hasil perawatan minggu ketiga pekan depan ia bisa buka gips hingga bagian lutut. Saat ini gips masih terbalut hingga atas lulut Diaz. Sedangkan untuk fisio terapi pekan depan ditingkatkan tiga kali dalam seminggu.
Untuk keadaan Diaz hingga dua pekan pasca Insiden mulai semakin membaik. Ia sudah bisa berjalan sendiri dengan bantuan krek. Kalau untuk makan minum dan ke kamar mandi masih dibantu orang tuanya.
Disisi lain, laki-laki kelahiran Malang 29 Desember 2011 ini berlibur ke Jatim Park 1 bukan tanpa alasan. Ia memiliki tujuan khusus karena terkait dengan cita-citanya ingin menjadi seorang prajurit TNI AU.
“Jadi itu selain saya liburan ke Jatim Park 1, saya ini memang kayak ada tujuan khusus ke Jatim Park 1. Karena saya tahu rata-rata wahana di sana ekstrem, jadi ada dorongan G-force. Sehingga saya ingin tes apakah saya kuat naik wahana (ekstrem.red) ini atau tidak,” ungkapnya.
Contohnya ketika naik Roller Coster memberikan sensasi naik turun yang menegangkan. Hal itu membuat dorongan baginya untuk bisa mendapatkan sensasi G-force yang berhubungan dengan cita-citanya ketika menerbangkan pesawat tempur atau saat jadi pilot.
“Ketika jadi pilot kan ada atraksi-atraksi semacamnya dan ada dorongan G-force. Dengan naik wahana ekstrem itu untuk melatih apakah saya mampu atau tidak,” paparnya.
Dari dua sisi tersebut, insiden yang ia alami dan cita-cita untuk menjadi prajurit TNI AU, Diaz tak ingin tenggelam dalam kesedihan dan keterpurukan. Sebaliknya saat ini ia memiliki semangat tinggi agar bisa segera sembuh kembali untuk melanjutkan pendidikannya dan cita-citanya sebagai anggota TNI AU.
Terlebih sejak di bangku SD dan SMP telah banyak prestasi yang ia ukir. Di SD Anak Saleh Kota Malang ia menyabet delapan prestasi saat selebrasi (wisuda.red) lulusan. Mulai dari meraih The Best Ujian Sekolah (US) karena 5 mapel mendapatkan nilai 100 dan satu mapel mendapatkan nilai 95, meraih nilai kumulatif nilai US terbaik pertama hingga menjadi siswa teladan.
Pun di tingkat SMP, ia menjadi wakil MTSN 1 Kota Malang dalam Porseni tingkat kota di bidang publik speaking. Ia meraih juara harapan 2 lomba pidato bahasa Indonesia.
Dengan prestasi cemerlang yang ia miliki inilah tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan atas insiden kemarin. ”Apalagi saya pribadi dan pikiran saya memang ingin cepat-cepat sembuh dan bisa mengejar cita-cita,” harapnya. (eri/van)
-Advertisement-.