MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Satu bulan lebih beroperasinya Sekolah Rakyat di Kota Malang, ternyata masih butuh waktu peserta didiknya beradaptasi. Persoalan homesick atau rindu rumah dan keluarga masih membayangi mereka di masa-masa awal ini. Bahkan, sempat sampai ada dua siswa yang kabur, pulang ke rumahnya.
Hal itu disampaikan Kepala Dinsos-P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito, Rabu (20/8). Donny menyebut, hal ini memang merupakan tugas berat baginya untuk menciptakan Sekolah Rakyat yang aman dan nyaman. Kejadian ini cukup wajar mengingat kebiasaan sosial siswa siswi Sekolah Rakyat ini sebelumnya memang bermacam-macam.
“Memang ada yang masih homesick, ada yang minta pulang, yang melarikan diri. Tetapi itu semua merupakan proses. Intinya, anak-anak itu sebenarnya berkeinginan kuat untuk sekolah di Sekolah Rakyat. Cuma memang ada kalanya di awal-awal itu mereka butuh penyesuaian dan sebagainya,” terang Donny.
Disampaikan Donny, dua siswa yang sempat kabur itu dipastikan hanya pulang ke rumahnya saja. Bukan untuk bermain atau bekerja. Tim dari sekolah kemudian menjemput ke rumah dan memberikan pengertian kepada yang bersangkutan.
Pasca kejadian itu, akhirnya muncul kelonggaran aturan yang diberikan untuk waktu menjenguk di jam dan hari tertentu. Orang tua bahkan diperkenankan membawa makanan kesukaan putranya di hari tertentu tersebut.
“Kalau di awal-awal dulu, masa basis itu kan tiga bulan, di mana para siswa gak boleh menerima kunjungan orang tua dulu. Pun orang tua gak boleh mengunjungi anaknya. Cuman kan akhirnya ada pola yang diubah sehingga anak-anak itu bisa lebih kerasan di sini,” sebutnya.
“Kami sudah koordinasi dengan PIC Sekolah Rakyat yang ada di Kota Malang, dan mereka memahami itu. Sudah disampaikan ke pusat,” sambungnya. (ian/van)