spot_img
Monday, April 28, 2025
spot_img

Pelaksanaan MotoGP Mandalika Dibanding Sepang Malaysia; Harga Tiket Masuk, Pesawat dan Hotel Terlalu Tinggi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media, SURABAYA – Kemampuan Indonesia menghelat even akbar sekelas MotoGP, sungguh sebuah kebanggaan. Kualitas pelaksanaannya pun tiap tahun semakin baik. Buktinya, jumlah orang asing yang menonton di Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB, terus menunjukkan peningkatan cukup signifikan.

Atmosfir kualitas dan suasana MotoGP2024 di Mandalika, 28-29 September 2024 itu dirasakan Zainul Afandi, General Manager Bekizaar Hotel dan Varna Hotel Surabaya. Dua hotel ini adalah anak perusahaan kelompok bisnis Panca Wira Usaha (PWU) Jatim.

-Advertisement- HUT

‘’Yang pasti puas dan bangga. Kita bisa mengadakan MotoGP di Lombok. Dari tahun ke tahun semakin baik penyelenggaraannya. Orang asing yang nonton juga semakin banyak,’’ tutur Andi, begitu biasa disapa, kepada Malang Posco Media (MPM) di kantornya, kemarin siang.

Dikalangan MotoGP maniak, nama Andi memang sudah tidak asing lagi. Saking cintanya terhadap olahraga adu motor kelas atas ini, Andi sampai ditunjuk sebagai Ketua Fan Club Valentino Rossi Indonesia (FCVRI) Surabaya. Dan anggotanya saat ini mencapai 120 orang.

Malang Posco Media
FANS BERAT: Zaindul Affandi mengalihkan dukungannya ke pembalap muda asal Spanyol, Pedro Acosta (kaos merah) yang dijagokan menjadi juara dunia. (MPM-HARY SANTOSO)

Diceritakan Andi, membaiknya tingkat pelaksanaan MotoGP di Mandalika mestinya diimbangi dengan ‘perbaikan’ dibeberapa sektor pendukung. Sehingga, antuasias dan passion masyarakat Indonesia yang menonton MotoGP langsung ke Mandalika, Lombok, NTB, semakin bertambah jumlahnya.

Pada pelaksanaan MotoGP 2024 Mandalika akhir bulan lalu, tidak semua tribun terisi penonton. Itu jika tidak mau dikatakan bahwa penonton yang datang ke Mandalika tidak begitu banyak. Banyak indikator yang menyebabkan masyarakat kita belum mau berbondong-bondong ke Mandalika.

‘’Panitia atau penyelenggara local mestinya segera mencari penyebab, kenapa penonton tidak bisa antusias datang ke sirkuit Mandalika. Padahal penggemar MotoGP di Indonesia jumlahnya luar biasa,’’ harap Andi.

Harga tiket masuk, kata Andi, terlalu mahal. Sebagai perbandingan, Andi menyebutkan, harga tiket weekend race di Mandalika, selama dua hari dipatok harga Rp 1,2 juta. Nominal ini jauh lebih mahal dibanding jika nonton MotoGP di sirkuit Sepang Malaysia.

‘’Saya nonton di Sepang untuk grand stand tiga hari hanya Rp 700.000 per orang. Di Mandalika tiket hanya untuk dua hari harganya Rp 1,2 juta,’’ kata Andi dengan menyebutkan padahal tiket sama-sama dipesan jauh-jauh hari.

Selain tiket masuk, Andi yang kemarin memboyong delapan orang anggota FCVRI Surabaya ini, juga mengeluhkan mahalnya harga kamar hotel. Salah satu hotel berbintang di Lombok tempat dia dan anggotanya menginap dipatok Rp 3,8 juta per malam. Jika menginap minimal tiga hari 27-28-29 bayarnya Rp 11.400.00 per orang.

Hotel dengan kelas yang sama di Malaysia hanya Rp 600 ribu saja. Karena itu, jika nonton MotoGP di Sepang Malaysia Andi selalu memboyong istri dan dua anaknya. Biaya nonton di Mandalika dua hari bisa dipakai nonton MotoGP sekeluarga di Sepang, Malaysia.

‘’Berangkat. Tanggal 1 Nopember 2024 nanti saya akan bernagkat ke Sepang bersama keluarga. Karena setiap main di Sepang, saya sekeluarga memang berusaha bisa nontong langsung,’’ rinci Andi yang mengaku sudah booking tiket pesawat, kamar hotel dan tiket masuk sirkuit Sepang.

Apakah itu saja handicap-nya agar bisa nonton MotoGP di Mandalika? Masih ada lagi. Kata Andi, tiket pesawat SUB (Surabaya) – LOP (Lombok Praya) PP (Pergi Pulang) dipatok harga Rp 2,4 juta. Jika pesan tiketnya mendekati pelaksanaan gelaran MotoGP biasanya lebih mahal lagi.

Lalu berapa tiket SUB – KUL (Kuala Lumpur)? ‘’Sangat murah. Separoh dari harga Surabaya-Lombok. Per orang tiket Surabaya-Kuala Lumpur hanya Rp 1,2 juta saja. Karena harga tiket yang murah ini juga maka banyak penggemar MotoGP Indonesia lebih senang nonton ke Sepang, Malaysia,’’ kata Andi.

Tiga indikator penting tadi, lanjut Andi, seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah. Perhotelan, penerbangan dan pelaksana MotoGP bisa saling kolaborasi. Jika pengeluaran bisa lebih ditekan maka penggemar MotoGP akan ramai-ramai membanjiri sirkuti Mandalika.

‘’Satu lagi. Jumlah stand makanan dan merchandise harusnya diperbanyak. Yang ada sekarang ini kebanyakan hanya jual kaos dan topi saja. Kurang variative dalam memamerkan produk dalam negeri. Utamanya produk UMKM NTB,’’ pungkas Andi dengan menyebutkan, FCVRI akan mengalihkan dukungannya ke Pedro Acosta, pembalap asal Spanyol berusia 20 tahun yang memperkuat tim Red Bull KTM Factory Racing. (has)

-Advertisement-.

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img