.
Thursday, December 12, 2024

Pelaku Jasa Wisata Nilai Kalender Wisata Tidak Konsisten

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Kalender wisata Kota Batu dilaunching tiap tahunnya. Tujuannya untuk menarik wisatawan berkunjung ke Kota Wisata Batu. Rata-rata setiap tahun lebih dari 50 event masuk kalender wisata Kota Batu.


Namun sayang kalender wisata yang dilaunching Dinas Pariwisata Kota Batu tidak konsisten. Mulai dari seringnya ganti-ganti tanggal dan yang paling parah event yang telah masuk dan dipromosikan gagal diselenggarakan.


Menilai hal tersebut, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kota Batu, Asep Abianto membenarkan hal tersebut. Asep sapaan akrabnya, menilai bahwa kalender wisata Kota Batu kerap berubah-ubah jadwal.


“Melihat kalender wisata Kota Batu, kalau dari HPI sendiri melihat banyak event yang tidak sesuai dan tidak konsisten dengan tanggalnya. Hal tersebut membuat pelaku jasa wisata tidak berani mempromosikan atau menjual event yang ada ke wisatawan,” ujar Asep kepada Malang Posco Media, Selasa (9/5) kemarin.


Selain tidak konsisten atau jadwal sering berubah-ubah, Ia juga menilai event yang diselenggarakan Disparta belum berskala nasional dan internasional yang mampu menarik wisatawan. Dalam artian lebih banyak event lokal.

“Dari HPI kalau melihat setahun terakhir event yang diselenggarakan Disparta juga belum memuaskan karena lebih banyak event lokal. Padahal saya juga pernah sampaikan hal ini ke Disparta agar setiap menggelar event ada isu yang diangkat,” bebernya.


Ia mencontohkan misal membahas tentang lingkungan, seperti menggelar event hari kopi internasional dan hari pariwisata sedunia. Serta dalam event tersebut bisa mengundang pembicara hingga artis nasional. Dengan harapan banyak memantik wisatawan untuk datang tidak hanya berwisata, tapi juga belajar.

“Sebagai masyarakat Kota Batu harus memiliki perspektif internasional. Ini yang menurut saya bisa menarik wisatawan. Sedangkan untuk kegiatan lokal bisa dimasukkan dalam rangkaian event tersebut. Begitu juga artis lokalnya,” tegasnya.


Dengan menggelar event dan isu internasional secara tidak langsung bukan hanya menarik wisatawan. Tapi juga meminimalisir berubah-ubahnya jadwal. Mengingat dalam perayaan kopi internasional dan hari pariwisata sedunia sudah sangat jelas tanggalnya.


“Contoh yang baru adalah event rock gunung yang digelar Disparta beberapa waktu lalu, dibilang hanya skala lokal. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang mampu mendatangkan bintang tamu nasional. Ini menurunkan kualitas. Artinya kita tidak merendahkan bintang tamu lokal, namun dengan mengundang bintang tamu nasional secara tidak langsung bintang tamu lokal juga akan ikut dipromosikan,” ungkapnya.


Tidak hanya itu, Asep menerangkan lebih banyak event yang masuk dalam kalender wisata dihandle oleh Disparta sendiri. Seharusnya agar memiliki konsep dan mampu menarik wisatawan serta memudahkan pelaku jasa wisata mengajak wisatawan ke Kota Batu setiap event diserahkan ke pihak ketiga.


Tak hanya HPI, salah satu pelaku seni Kota Batu yang enggan disebutkan namanya juga menilai bahwa kalender wisata Kota Batu kerap berubah jadwal. Bukan hanya berubah jadwal, namun juga berubah muatan dan judul. “Memang tidak dipungkiri kalau kalender wisata di Kota Batu sering berubah jadwal. Menariknya lagi tidak hanya berubah jadwal. Namun juga berubah muatan dan judul,” keluhnya.


Bahkan Ia juga mempertanyakan kenapa Dinas Pariwisata hanya menggunakan beberapa paguyuban seni atau talent yang hanya itu-itu saja untuk tampil dalam pembukaan event yang digelar. Padahal di Kota Batu sangat banyak paguyuban ataupun komunitas seni. “Bukan hanya kalender yang berubah-ubah. Tapi Disparta hanya menggunakan beberapa paguyuban seni atau hanya itu-itu saja untuk tampil dalam pembukaan event yang digelar,” tandasnya. (eri/udi/mpm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img