spot_img
Friday, December 27, 2024
spot_img

Pelaku UMKM Asia Tenggara Waspada Serangan Siber

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Kekhawatiran pelaku UMKM meningkat akibat munculnya serangan siber di kawasan Asia Tenggara. Malware perangkat lunak yang disusun untuk merusak sistem komputer, jaringan, atau server telah diluncurkan di kawasan Asia Tenggara dengan target UMKM.

Malware biasanya disuntikkan ke dalam jaringan internet karena sangat sulit untuk disusupkan secara manual ke komputer target. Peretas akan mencuri informasi akun perusahan agar memiliki akses masuk ke jaringan dan mencuri data perusahaan. Kemudian, melalui phising, peretas akan menipu untuk mendapatkan informasi tertentu. Data yang menjadi sasaran dari kejahatan phising adalah data pribadi seperti nama, usia, alamat, data akun, bahkan data finansial. Phising dilakukan dengan cara memalsukan website atau email agar tampak meyakinkan sehingga target berhasil dikelabui. Data yang bocor biasanya digunakan untuk melakukan tindakan kejahatan lain seperti penyalahgunaan akun ataupun dijual ke pihak lain.

Pemilik bisnis UMKM berpendapat bahwa bisnis mereka tidak mungkin menjadi target penjahat dunia maya, karena jangkauan dan pendapatan dari bisnis mereka tergolong masih kecil. Padahal UMKM memiliki peran besar dalam memasok kebutuhan perusahaan besar dan entitas penting. UMKM ibarat bagian terkecil dalam sebuah rantai. Maka, saat terjadi serangan, seluruh rantai akan disusupi yang mendorong terjadinya efek domino.

Kebocoran data dapat memudahkan peretas untuk mengakses informasi sensitif dari banyak perusahaan lain. Tak hanya itu, serangan siber dengan durasi kurang dari satu jam dapat mengganggu kegiatan operasional selama satu sampai dua jam yang dapat berisiko pada berkurangnya pendapatan. Sehingga, kerugian bisnis menjadi hal yang tidak dapat dihindari. Jika kerugian ini dialami oleh banyak pelaku UMKM, bukan hal yang mustahil akan memberikan goncangan pada perekonomian suatu wilayah mengingat jumlah UMKM yang tinggi di kawasan Asia Tinggara.

UMKM menjadi salah satu tonggak dalam perekonomian suatu wilayah. Melalui UMKM banyak lapangan kerja terbentuk. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh UMKM mampu mendorong peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu wilayah. Eksistensi UMKM dapat mendongkrak potensi lokal melalui kegiatan ekspor. UMKM mampu beradaptasi dengan cepat yakni dengan merangkul e-commerce dan digitalisasi untuk pulih dari situasi yang memaksa untuk memberlakukan pembatasan fisik dan arus kas yang tidak stabil. Maka dari itu, UMKM perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah misalnya melalui pemberian subsidi.

Bagi UMKM yang masih berskala kecil bantuan subsidi akan sangat membantu dalam mendukung anggaran mereka. Subsidi ini dapat berwujud alat, dana, ataupun asuransi. Selain itu, mengembangkan pengetahuan sumber daya manusia juga dapat menjadi solusi efektif. Mengadakan pelatihan dan sosialiasi tentang keamanan siber kepada para pelaku UMKM dapat dilakukan agar mereka memiliki pengetahuan untuk mengatasi serangan siber sewaktu-waktu.

Para pelaku UMKM sendiri perlu menerapkan strategi dalam menghadapi serangan siber. Penginstalan perangkat lunak antivirus diperlukan untuk melindungi komputer dari virus dan malware berbahaya. Penggunaan aplikasi pengelola kata sandi untuk mencegah kehilangan kata sandi dan penerapan verifikasi berlapis pada aplikasi. Pelaku UMKM perlu membuat aturan atau pedoman keamanan siber yang harus diikuti di tempat kerja. Peraturan dapat berupa pembatasan akses informasi penting yang dapat atau tidak dapat diakses oleh karyawan. Peraturan ini akan membantu karyawan baru dalam mempelajari aturan tempat kerja dan membangun budaya keamanan siber.

Strategi lain yang dapat ditempuh yakni melalui pengamanan akun yang dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni, 1) Membuat kata sandi yang sulit ditebak. Password sebaiknya panjang dan rumit, sehingga akan lebih sulit untuk diretas. 2) Membuat kata sandi yang berbeda. 3) Memasang kata sandi secara keseluruhan. Sebaiknya seluruh alat komunikasi diberi keamanan dengan memasang kata sandi. Lebih baik jika dilakukan dengan menerapkan fitur otentikasi multi faktor untuk menambah sistem keamanan pada data, seperti sidik jari atau pindai wajah. 4) Mengganti kata sandi secara berkala. Penggantian kata sandi setidaknya dilakukan tiga bulan sekali dengan maksud untuk menghindari orang lain mengakses sandi yang tersimpan di dalam perangkat. Untuk mencegah kesusahan dalam mengingat sandi yang baru, pelaku usaha dapat menyimpan kata sandi akun di tempat yang sulit untuk dilihat oleh orang lain. (*/nda)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img