MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU- Potensi produk UMKM di 24 Desa/Kelurahan di Kota Batu sangat beragam. Bahkan setiap Desa/Kelurahan memiliki produk UMKM dengan keunggulannya masing-masing. Namun sayangnya produk unggulan tersebut kerap hanya menjadi pemanis dalam setiap kegiatan yang digelar oleh Pemkot Batu atau seremonial belaka. Hal itu disampaikan oleh Kepala Desa Junrejo, Andi Faisal Hasan.
“Kami menilai kalau pelaku UMKM hanya dijadikan alat pemanis seremonial oleh dalam setiap kegiatan yang digelar. Contohnya seperto Jambore Desa Wisata Maret lalu di Rest Area Jalibar Desa Oro-Oro Ombo, Kota Batu yang menampilkan produk tiap desa/kelurahan hanya penuh saat seremonial saja,” ujar Faisal kepada Malang Posco Media.
Ia menceritakan bahwa banyak pelaku UMKM yang mengeluh. Pasalnya acara tersebut hanya ramai saat pembukaan saja karena banyak tamu undangan. Namun setelah seremonial selesai banyak stand UMKM yang tutup karena sepi. “Hal seperti ini kerap terjadi setiap kegiatan. Ini karena tidak ada masyarakat luar ke tempat tersebut dan orang-orang yang diundang hanya melihat produk Umkm dan tidak membeli produk. Sehingga tidak ada yang membeli produk UMKM yang ditampilkan di sana,” keluhnya.
Dengan permasalahan tersebut, pihaknya tidak ingin pelaku UMKM hanya menjadi pelangkap. Apalagi setiap kegiatan Pemerintah Desa/Kelurahan diminta mendatangkan produk terbaik. Namun sekali lagi produk tersebut belum tentu laku. “Karena itu kami sarankan agar setiap menggelar sebuah event bisa digarap serius. Sehingga ada output dari kegiatan tersebut seperti produk yang laku terjual,” ungkapnya.
Menurut Faisal, pelaku UMKM memiliki pangsa pasar namun peran pemerintah harus hadir. Karena bagaimanapun juga, pelaku UMKM, termasuk di Dusun Rejoso, Desa Junrejo mewakili citra Kota Batu. Karena setiap ada event mereka dilibatkan mewakili daerahnya. (eri/udi)