MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Harga sejumlah bahan pokok di Kota Malang kembali bergerak naik setelah sempat turun. Kenaikan paling mencolok terjadi pada daging ayam dan cabai, yang kini membuat para pedagang dan pelaku usaha kecil harus memutar otak agar tetap bisa bertahan tanpa menaikkan harga jual.
Pantauan di Pasar Induk Gadang, harga daging ayam potong kini mencapai Rp39 ribu per kilogram. Padahal pekan lalu masih di kisaran Rp34 ribu per kilogram.
“Normalnya itu harga sekitar Rp 34.000 per kilogram, tapi sudah berapa hari ini memang naik. Sekarang sudah Rp 39.000 per kilogram,” ungkap Muhammad Fahrul, salah satu pedagang, Kamis (18/9) kemarin.
Fahrul menyebut, kenaikan harga daging ayam sempat terjadi saat peringatan Maulid Nabi Muhammad awal bulan ini hingga menyentuh Rp40 ribu per kilogram, lalu perlahan turun. Namun baru beberapa pekan, harga kembali merangkak.
“Tahun lalu itu sempat sampai Rp 42 ribu per kilogram. Kondisi di kandang juga belum panen, kemungkinan karena hal itu juga,” tambahnya.
Tidak hanya daging ayam, harga cabai juga mulai merangkak naik dalam empat hari terakhir. Syafi’i, pengepul di Pasar Induk Gadang, menyebut harga cabai rawit naik dari Rp18 ribu menjadi Rp 25 ribu per kilogram.
“Harga sebelumnya Rp 18 ribu per kilogram, sekarang Rp 25 ribu per kilogram. Kalau cabai besar, itu sekarang Rp 35 ribu per kilogram, dari sebelumnya Rp 18 ribu per kilogram. Pembeli yang datang ya menurut kami masih sepi,” ujarnya.
Kenaikan juga dirasakan di tingkat pengecer. Di Pasar Kebalen, harga cabai rawit kini sekitar Rp 32 ribu per kilogram. Mukhlis, salah satu pedagang, mengaku belum berani membeli banyak stok.
“Sempat yang awal bulan itu sampai Rp 50 ribu per kilogram, terus turun lagi. Ini sekarang sudah naik satu Minggu ini. Kalau untuk penjualan belum berpengaruh signifikan. Tapi kalau harganya sampai Rp 130 ribu seperti tahun lalu, itu yang susah. Saya tidak berani beli banyak,” ucapnya.
Lonjakan harga bahan pokok ini ikut membuat resah para pelaku UMKM dan penjual makanan. Mereka khawatir keuntungan tergerus jika harga terus naik.
“Kalau menaikkan harga, itu sudah tidak mungkin. Saingannya banyak, terus juga khawatir pembelinya lari. Solusinya ya saya beli sebisanya saja, kalau kurang pedas ya bagaimana lagi,” ujar Fatimah, penjual warung lalapan di kawasan Mergosono.
Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Diskopindag Kota Malang, Luh Putu Eka Wilantari, menjelaskan kenaikan harga daging ayam dipicu tingginya permintaan yang tidak diimbangi stok dari produsen.
“Saat ini, harga di tingkat pengepul atau agen berada di angka Rp 34.000 per kilogram. Kondisi ini menyebabkan harga jual di tingkat pengecer rata-rata mencapai Rp 37.000 hingga Rp39.000 per kilogram. Meskipun demikian, harga tersebut masih berada di bawah Harga Acuan Pembelian (HAP) untuk konsumen akhir, yaitu Rp40.000 per kilogram,” tegasnya.
Karena harga masih di bawah HAP, pemerintah belum akan melakukan intervensi. “Namun jika sudah melewati HAP, pemerintah akan segera melakukan intervensi seperti operasi pasar dan sejenisnya,” tutup Eka. (ian/aim)