spot_img
Friday, May 3, 2024
spot_img

Pengabdian Dosen Universitas Wisnuwardhana Malang, Nurin Fitriana, S.Pd, M.Pd

Pelatihan Produk Olahan Ikan Mendukung Pengembangan Wisata Waduk Purboyo di Desa Purwosekar Kecamatan Tajinan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Tim Dosen Universitas Wisnuwardhana Malang dan Universitas Muhammadiyah Malang menggelar Pengabdian Masyarakat berupa Pelatihan Budidaya Ikan Nila dan Pembuatan Produk Olahannya pada Juli lalu. Kegiatan yang dilakukan bermitra dengan warga setempat ini menghadirkan narasumber dari UPT-BLK Wonojati Kota Malang, Among Sasomo, S.Tp, M.Agr dan Sony, S.Tp. Peserta pelatihan terdiri dari anggota KWT dan anggota IPPNU di Desa Purwosekar Kecamatan Tajinan.

Dosen Universitas Wisnuwardhana Malang, Nurin Fitriana, S.Pd, M.Pd mengatakan tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pembudidaya ikan dalam penerapan Cara Berbudidaya Ikan yang Baik (CBIB).

“Selain itu juga untuk menambah wawasan dalam budidaya ikan nila yang mempunyai potensial yang diharapkan akan meningkatkan jumlah produksi dan kualitas ikan. Yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteran pembudidaya serta menambah jumlah potensi ikan hias yang dapat diekspor,” terangnya.

Dosen Universitas Wisnuwardhana Malang, Nurin Fitriana, S.Pd, M.Pd

Program CBIB adalah cara memelihara dan/atau membesarkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol sehingga memberikan jaminan keamanan pangan dari pembudidayaan dengan memperhatikan sanitasi, benih, obat ikan dan bahan kimia serta bahan biologis. Dalam menyikapi tuntutan pasar global terhadap kuantitas dan kualitas produk perikanan budidaya, maka produk perikanan budidaya harus mempunyai daya saing, baik dalam mutu produk maupun efisiensi dalam produksi.

Materi yang disampaikan meliputi cara berbudidaya ikan yang baik, cara pembenihan ikan yang baik serta cara pengendalian hama dan penyakit ikan. Setelah itu juga ada kegiatan praktek membuat kerupuk Amplang berbahan dasar Ikan Nila.
Kegiatan ini sangat didukung Kepala Desa Purwosekar Linda Ernaningtyas, S.E. “Kegiatan yang dilaksanakan ini berdampingan dengan rancangan kegiatan desa, yaitu mendukung program ketahanan pangan dan juga menjadi sarana pengembangan kegiatan pemberdayaan basis masyarakat,” ujarnya.

Dalam penerapan CBIB ada empat aspek yang harus diperhatikan, yaitu aspek teknis, aspek manajemen, aspek keamanan pangan dan aspek lingkungan. Aspek teknis meliputi kelayakan lokasi dan sumber air, kelayakan fasilitas, proses produksi dan penerapan biosecurity. Lokasi harus bebas banjir dan bebas cemaran, sumber air juga harus diperiksa laboratorium untuk mengetahui kandungan logam berat dan bakteri coliform. Fasilitas juga harus sesuai, di antaranya terdapat gudang pakan dan gudang peralatan yang layak, sarana pengemasan dan sebagainya.

Proses produksi/pemeliharaan sebaiknya mengacu pada SNI dari pemeliharaan sampai pengemasan. Benih ikan harus berasal dari unit pembenihan yang bersertifikasi CPIB, dibuktikan dengan Surat Keterangan Asal (SKA) Benih Ikan. Induk Ikan juga harus berasal dari lembaga yang berwenang memproduksi Induk Ikan, dibuktikan dengan Surat Keterangan Asal (SKA) Induk Ikan.

Penerapan biosecurity adalah sebuah upaya agar tempat budidaya/pembenihan tidak terkontaminasi zat-zat atau organisme berbahaya yang dapat mengganggu proses pemeliharaan. Diantaranya adalah dengan membuat pagar keliling, foot bath, sebelum memasuki ruang pembenihan, pencuci roda mobil/motor di pintu gerbang. (*/nda)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img