MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PELTI) Kota Batu devisit atlet junior. Dengan kondisi tersebut, pengurus PELTI Kota Batu periode 2023-2027 dalam programnya harus fokus untuk pembinaan atlet junior. Sehingga dapat memunculkan bibit-bibit petenis muda Kota Batu.
“Hasil review pengurus PELTI Kota Batu periode 2023-2027, cabor tenis ini mengalami devisit atlet junior. Sehingga pada beberapa kali event Porprov PELTI Kota Batu hanya mampu mendelegasikan satu sampai dua atlet saja,” ujar Nurochman kepada Malang Posco Media Rabu (5/7) kemarin.
Dengan minimnya altet tersebut secara tidak langsung membuat cabor tenis masuk kategori range 2 di Kota Batu. Diketahui bagi cabor berprestasi di Kota Batu akan masik dalam Ring 1 di Porprov tahun sebelumnya. Sedangkan Ring 2 adalah cabor yang belum mendulang prestasi dalam Porprov tahun sebelumnya.
“Maka dari itu PELTI periode ini harus kerja keras dan sungguh-sungguh. Agar lahir atlet muda berbakat, kami telah membuat dua program prioritas. Pertama adalah pembinaan atlet junior dan kedua adalah pembangunan lapangan tenis,” bebernya.
Untuk memulai pembinaan usia dini, lanjut Cak Nur sapaan akrabnya, PELTI telah merencanakan kerja sama dengan Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah untuk pembinaan atlet usia dini melalui guru olahraga. Dengan harapan akan muncul atlet tenis muda dari Kota Bau. “Jadi untuk teknisnya, guru akan melakukan pembinaan dan mengenalkan pada siswa tentang tenis langsung di lapangan. Nanti juga ada pelatih dan sarana prasarana yang telah disiapkan oleh PELTI secara gratis,” terang Wakil Ketua I DPRD Kota Batu ini.
Yang kedua diungkap Cak Nur, bahwa PELTI Kota Batu tidak memiliki lapangan sebagai home base. Sehingga selama ini latihan dan pembinaannya dengan pinjam atau sewa di lapangan tenis milik hotel dan perumahan. “Lapangan tenis adalah kebutuhan mendesak dan Kota Batu yang belum pernah berpikir serta ada keberpihakan terhadap sarana prasarana cabang-cabang olah raga ini. Padahal Kota Batu udaranya sangat mendukung dan menjadi daya tarik bagi praktisi olah raga,” paparnya.
Cak Nur mencontohkan beberapa Cabor yang sering melakukan pemusatan latihan di Kota Batu adalah sepak bola. Itupun masih atau dengan menyewa fasilitas milik swasta. “Kalau dibandingkan dengan daerah sekitar, Kota Batu sangat minim fasilitas olah raganya. Oleh karena itu Pemerintah harus mengevaluasi dan merubah arah kebijakannya, tidak harus merubah yang sudah ada sebagai kota tujuan wisata, tapi tinggal mengkolaborasikan saja dalam sport tourism. Ini akan sangat potensial dalam mendukung keberadaan Kota Batu saat ini,” urainya.
Sebelumnya disampaikan Ketua Umum KONI Kota Batu, Sentot Ari Wahyudi SSos MM menjelaskan bahwa terkait Puslat Ring 1 ini adalah para atlet yang dalam Porprov Jatim tahun 2022 lalu merupakan atlet peraih medali.
Untuk Ring 1 ini jumlah atlet kurang lebih 40 atlet, sedangkan sisanya adalah atlet Ring 2. Menurutnya keseluruhan Cabang Olahraga di Kota Batu yang akan mengikuti Porprov kurang lebih 32 cabang olahraga. Namun yang sudah pasti mengikuti Porprov Jatim sebanyak 29. (eri/udi)