Monday, February 17, 2025

Pembatasan LPG ke Pengecer Bikin Susah Masyarakat

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kebijakan pembatasan pembelian LPG 3 kilogram ke pengecer, tidak menguntungkan masyarakat. Karena fungsi pengecer untuk memudahkan masyarakat mendapatkan LPG karena jarak pangkalan dekat dengan warga yang biasanya jauh. Akibatnya, kebijakan yang mulai berlaku 1 Februari lalu, membuat warga susah mendapatkan elpiji tabung melon.

Salah satu pemilik pangkalan LPG 3 kg di Jalan Hamid Rusdi Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing, Aini, mengatakan bahwa pihaknya siap melaksanakan aturan yang berlaku. Selama ini, dirinya telah melakukan pembatasan terhadap pembelian yang dilakukan oleh pengecer.

-Advertisement- Pengumuman

“Biasanya itu untuk pengecer saya batasi, sehari maksimal lima buah. Sementara kalau untuk pemakaian pribadi saya beri satu saja,” ujarnya saat ditemui Malang Posco Media, kemarin.

Di sisi lain, pengecer bernama Lukito mengatakan, bahwa masyarakat yang dirugikan adanya hal ini. Karena banyaknya masyarakat yang membutuhkan LPG di momen malam hari atau pagi buta.

“Kalau saya pribadi tidak masalah, karena saya juga hanya mengambil keuntungan mungkin Rp 2 ribu hingga Rp 3 ribu saja. Tetapi kasihan orang yang tua, orang yang butuh saat malam hari. Kalau tidak ke tetangga sebagai pengecer begini, kasihan kalau harus jauh-jauh ke pangkalan dan antre atau tidak ada stoknya,” jelasnya.

Hal senada juga diucapkan oleh Sri Andayani. Ia yang juga merupakan pengecer mengatakan, bahwa meskipun menjual diharga Rp 20 ribu atau Rp21 ribu, LPG di tempatnya tetap habis dicari.

“Kena di kondisi ekonomi yang belum baik seperti saat ini, kadang orang juga kesulitan. Sementara kebutuhan memasak di rumah tetap jalan. Jadi kadang itu ambil barangnya (LPG, red) hari ini, bayarnya besok atau bahkan dua sampai tiga hari lagi,” sebutnya.

Menurutnya, pembatasan penjualan LPG 3kg oleh pengecer ini tidak memberikan dampak positif bagi masyarakat. Mengingat tingginya kebutuhan, bisa berdampak dengan penumpukan pembelian di agen maupun pangkalan.

“Itu pun bagi masyarakat yang memiliki kendaraan. Kalau yang tidak? Kan kasihan jauh, belum lagi biaya yang dikeluarkan untuk menuju pangkalan terdekat. Jadi sebetulnya kalau dari segi penjual kami tidak terlalu bermasalah. Tapi untuk masyarakat seluruhnya ini perlu dipikir matang-matang, dan hal ini (pembatasan) cukup merugikan masyarakat,” tandasnya. (rex/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img