MALANG POSCO MEDIA – Permasalahan hukum yang menjerat Julianto Eka Putra (JE) tidak berimbas aktivitas SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu. Julianto kini sedang diproses hukum untuk dua masalah.
Kepala SMA Selamat Pagi Indonesia Risna Amalia Ulfa menyampaikan kegiatan sekolah SPI sampai saat ini berlangsung normal. Unit usaha hotel yang ada di lingkungan SMA SPI pun tetap beroperasi.
“Untuk setiap kegiatan, apapun yang terjadi, proses pendidikan di SMA SPI tidak terpengaruh. Karena memang fokus utama kami pendidikan. Apapun yang terjadi di luar, kami akan upayakan semuanya berjalan normal di sini,” jelas Risna kepada Malang Posco Media.
Ia menerangkan tahun ajaran baru 2022/2023 ini pihaknya telah menerima 40 peserta didik baru. Siswa yang diterima diutamakan yatim-piatu serta berasal dari seluruh Indonesia dan agama.
Saat ini diketahui siswa SPI masih dalam masa libur. Sedangkan kegiatan pengenalan sekolah dimulai Jumat (15/7) hari ini. Proses belajar mengajar dimulai Senin (18/7) pekan depan.
Meski kegiatan di lingkungan SMA SPI berjalan seperti biasanya, tetap saja ada masalah. Yakni persoalan psikologis siswa.
“Memang ada pengaruh secara psikis. Karena anak-anak mendapatkan tekanan. Tapi mereka pun juga menyampaikan kepada kami tidak pernah mengalami. Pada intinya mereka di sini baik-baik saja. Pada akhirnya kami berkomitmen melanjutkan pendidikan,” tegasnya.
Lebih lanjut untuk memberikan semangat kepada para siswa, pihaknya atau pendidik melakukan pendekatan secara personal kepada siswa. Hal itu dilakukan agar mereka tidak tertekan secara psikologis.
Sementara itu untuk unit usaha seperti hotel masih beroperasi. Itu nampak dari adanya tamu yang menginap di hotel. Sedangkan wisata tidak beroperasi semenjak pandemi Covid-19.
“Kalau unit usaha seperti hotel masih beroperasi. Sedangkan untuk kampung kids masih tutup sementara,” imbuhnya.
Pihaknya berharap agar perkara itu tidak dikaitkan lagi dengan sekolah.
“Karena bagaimanapun, sekolah ini masih jadi harapan banyak anak negeri untuk belajar, berprestasi dan mengejar cita-cita, khususnya dari mereka kalangan tak mampu,” harapnya.
Sebelumnya juga disampaikan salah satu alumni SMA SPI, Ridwan Dinar bahwa dirinya belajar banyak di SPI. Tidak hanya itu, Ia menyatakan bahwa dirinya, alumni dan siswa yang tengah belajar di SPI merasa nyaman di tempat ini.
iketahui SMA SPI mengalami gejolak setelah adanya kasus dugaan kekerasan seksual yang dilakukan Julianto Eka Putra yang merupakan salah satu owner SMA SPI. Dari laporan tersebut pihak Polda Jatim melakukan penyelidikan dan menetapkan Julianto Eka Putra sebagai tersangka yang saat ini sudah dilakukan penahanan.
Belum selesai hasil sidang Julianto Eka Putra terkait kasus kekerasan seksual, Julianto kembali dilaporkan atas dugaan eksploitasi ekonomi di SMA SPI. Hingga akhirnya pada Rabu (14/7) kemarin Polda Jatim melakukan olah TKP di SMA SPI dengan adanya laporan tersebut.
Sementara itu kasus dugaan eksploitasi ekonomi siswa SPI oleh Julianto Eka Putra terus diselidiki polisi.
“Sampai hari ini ada delapan orang, yang sebelumnya ada enam orang, saat ini korban eksploitasi ekonomi yang dilakukan di Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) menjadi 14 orang,” jelas Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto, kemarin. Menurut dia jumlah korban bertambah berdasarkan aduan dari hotline yang dibuka Polda Jatim.
Kombes Pol Dirmanto menerangkan, awalnya pada 12 Juli 2022 terdapat lima orang yang mengadu terkait kasus ini. Kemudian, 13 Juli 2022 bertambah dua orang yang melapor.
“Hari Kamis 14 Juli 2022, sampai pukul 14.00, ada satu orang yang merasa dirugikan terkait eksploitasi ekonomi tersebut,” katanya.
Dirmanto mengungkapkan, dari laporan yang diterima ada berbagai macam pekerjaan yang diadukan oleh korban. Ia mencontohkan yang pernah dialami oleh korban berinisial EE. Yakni pernah diminta bekerja membersihkan sungai hingga mencangkul sawah. (eri/kum/van)