Senyawa Malang Raya
MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Pemerintah Kota Batu menjadi inisiator terwujudnya “Senyawa Malang Raya.” Sebuah konsep kolaborasi lintas batas administratif antara Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kota Malang untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Semangat ini mengemuka dalam forum Sinergitas Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah se-Malang Raya.
Forum yang dipimpin Wali Kota Batu Nurochman dihadiri oleh Bupati Malang HM Sanusi, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, serta jajaran Sekretaris Daerah dan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dari ketiga wilayah. Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan strategis untuk menyinergikan penanganan tiga isu utama Malang Raya. Yaitu transportasi, pengelolaan sampah, dan penyediaan air bersih.
Menurut Nurochman, forum tersebut bukan sekadar seremonial, melainkan langkah awal menuju kerja nyata yang berdampak langsung bagi masyarakat lintas wilayah. Ia menyebut bahwa Malang Raya kini telah memasuki fase baru kolaborasi yang tidak lagi dibatasi oleh ego sektoral. Bahkan menjadi tonggak sejarah dalam menyamakan visi pembangunan di Malang Raya.
“Senyawa Malang Raya menjadi momentum bersejarah bagi Pemda Malang Raya. Kita bukan tiga entitas terpisah, tetapi satu senyawa yang saling melengkapi. Ada banyak persoalan klasik seperti kemacetan, sampah, dan air bersih yang hanya bisa diselesaikan kalau kita bekerja sebagai satu kesatuan,” ujar Nurochman.
Mengawali kegiatan sebagai tuan rumah, Kota Batu disebut telah memulai berbagai langkah konkret menuju integrasi pembangunan wilayah. Di antaranya, pengelolaan sampah berbasis desentralisasi melalui TPS3R di 20 dari 24 desa dan kelurahan, serta pengusulan pembukaan jalan tembus Sukorejo-Batu kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memperlancar konektivitas antarwilayah.
Selain itu, Pemkot Batu tengah mendorong harmonisasi revisi Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) agar tidak tumpang tindih dengan daerah lain. Upaya ini menjadi penting karena pertumbuhan wilayah Malang Raya sudah saling berkaitan dari sisi sosial, ekonomi, dan ekologi.
“Soal air bersih juga perlu ada kesepahaman teknis supaya tidak terjadi tumpang tindih pelayanan. Kita ingin sistemnya terintegrasi, agar masyarakat di setiap wilayah mendapat layanan air bersih yang merata,” terang Nurochman.
Ia menambahkan, kerja sama ini akan ditindaklanjuti melalui pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) lintas daerah, dengan pembagian peran yang jelas. Kabupaten Malang akan memimpin sektor transportasi, Kota Batu mengoordinasikan sektor air bersih, dan Kota Malang menangani sektor persampahan.
“Langkah ini bukan wacana. Kami bertiga sudah sepakat untuk menindaklanjutinya secara teknis. Harus ada hasil konkret yang dirasakan masyarakat,” tegas Cak Nur sapaan akrabnya.
Dari sisi infrastruktur, Bupati Malang HM Sanusi menyampaikan dukungannya untuk menghidupkan kembali proyek strategis nasional yang sempat tertunda, seperti Tol Malang-Kepanjen dan Tol Sukorejo-Batu. Ia menilai dua proyek ini akan menjadi solusi utama dalam mengurai kemacetan di kawasan Malang Raya.
“Proyek ini kami sampaikan langsung kepada Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Pak Luhut Binsar Pandjaitan. Tol ini akan menghubungkan wilayah dengan lebih efisien dan mendukung pertumbuhan ekonomi kawasan,” ujar Sanusi.
Sementara itu, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menilai bahwa sinergitas ini harus diterjemahkan dalam bentuk forum teknis lintas sektor agar implementasinya berkelanjutan. Ia bahkan menyebut Malang Raya sebagai “senyawa sosial-ekonomi” yang tidak boleh dipisahkan oleh batas administrasi.
“Malang Raya itu satu ekosistem. Jika salah satu wilayah macet, banjir, atau kekurangan air, dampaknya dirasakan bersama. Maka kita harus bergerak dengan konsep pembangunan terpadu, bukan parsial,” ungkap Wahyu.
Ia juga mendorong pengembangan sistem transportasi cerdas seperti sky train dan perluasan jaringan Trans Jatim sebagai solusi jangka panjang kemacetan. “Kami ingin Malang Raya punya sistem transportasi modern yang saling terhubung, bukan jalan sendiri-sendiri,” tambahnya.
Ditambahkan oleh Wakil Wali Kota Batu Heli Suyanto bahwa forum ini disepakati sebagai tonggak awal pembentukan “Senyawa Malang Raya”, yaitu integrasi kebijakan lintas kota dan kabupaten berbasis isu strategis. Mas Heli menegaskan, konsep senyawa ini akan menjadi dasar kolaborasi jangka panjang yang berpihak pada kepentingan masyarakat luas.
“Kota Batu siap menjadi katalis integrasi Malang Raya. Kita buktikan bahwa sinergi bukan jargon, tapi gerakan nyata untuk menghadirkan kesejahteraan bersama,” pungkasnya. (eri/lim)