Soal Keseriusan Revitalisasi Alun-Alun Merdeka
MALANG POSCO MEDIA – Molornya revitalisasi Alun-Alun Merdeka disoroti serius Komisi D DPRD Kota Malang. Tidak hanya sebagai ruang terbuka hijau (RTH), Alun -Alun Merdeka juga merupakan salah satu destinasi wisata di Kota Malang. Sama seperti destinasi wisata lainnya, tiap akhir pekan dan momen liburan, Alun-Alun Merdeka selalu ramai dikunjungi wisatawan.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Malang Suryadi mengatakan, destinasi wisata yang sudah menjadi ikon Kota Malang itu semestinya sudah bisa mulai dibangun pada awal 2025 lalu. Sebab berdasarkan informasi terakhir yang ia terima, saat era Pj Wali Kota Malang Iwan Kurniawan semua perencanaan sudah selesai dan tinggal direalisasikan saja.
“Jika sampai hari ini belum ada kabar, kami dorong Pemkot Malang untuk segera follow up kembali dan mempertanyakan keseriusan pemberi CSR. Sehingga program itu tidak hanya menjadi sekadar kabar burung, dan memang butuh dorongan kuat untuk kepastiannya, itu penting,” tegas Suryadi, Selasa (17/6).
Untuk diketahui, Suryadi serius membahas masalah revitalisasi Alun-Alun karena Komisi D salah satunya membidangi pariwisata.
Sejak pergantian kepemimpinan Wali Kota Malang, perkembangan rencana revitalisasi Alun-Alun Merdeka belum ada penjelasan atau kabar lagi yang disampaikan ke DPRD Kota Malang. Sehingga sebelum ini Suryadi sempat merasa optimis Alun Alun Merdeka bisa mulai dibangun pada awal tahun ini.
Sayangnya, dengan tidak adanya kepastian ini, pihaknya pun juga mendesak Pemkot Malang untuk berkomunikasi dan memastikan agar revitalisasi ini benar benar terealisasi.
Menurut Suryadi, adanya pergantian direksi yang membuat revitalisasi sempat tertunda, dinilainya hanya mencari-cari alasan. Sebab, pergantian direksi atau manajemen di perusahaan pemberi CSR wajar terjadi kapan pun. Sehingga biasanya perencanaan dilakukan pada era direksi lama, namun pelaksanaannya dilakukan pada era direksi baru.
“Saya kira urusan pergantian direksi itu kan urusan teknis. Jika itu sudah dirancang, sudah disusun, mau direksinya siapa saja, lalu anggarannya sudah disiapkan, ya tinggal dilaksanakan. Soal CSR ini kan bicara kelembagaan, bukan bicara perorangan seperti pergantian direksi. Jadi alasan pergantian direksi ini bagi saya ya kurang tepat,” kritik dia.
Suryadi pun berharap Pemkot Malang segera duduk bersama dengan Bank Jatim supaya jika ada persoalan teknis bisa dibicarakan dengan baik. Apabila revitalisasi ini terus molor dan malah tidak ada kejelasan, Pemkot Malang dinilai Suryadi punya kekuatan untuk lebih tegas pada Bank Jatim.
Bukan tanpa sebab, selama ini rekening keuangan daerah seluruhnya menggunakan rekening Bank Jatim. Tidak hanya itu, Pemkot Malang juga memiliki sebagian saham di Bank Jatim. Menurut Suryadi ini bisa jadi salah satu hal yang bisa dimanfaatkan untuk meminta keseriusan pemberi CSR.
“Harusnya ini memang bisa menjadi senjata bagi Pemkot Malang karena selama ini investasi besar keuangan daerah itu ditaruhnya di Bank Jatim. Sudah selayaknya dan sepantasnya Bank Jatim segera memberikan atensi yang baik. Bentuknya ya berupa CSR, sebagai keberpihakan yang diberikan Bank Jatim ke Pemkot Malang,” tutur Suryadi.
Lebih jauh, Suryadi juga tentu memahami bahwa program CSR memang menjadi kewenangan pemberi CSR. Namun di sisi lain, kesepakatan dan komitmen telah dibangun, bahkan telah menjadi salah satu program prioritas Pemkot Malang.
Hal inilah yang perlu dipahami semua pihak karena CSR ini sudah bukan menjadi kepentingan Pemkot Malang saja. Melainkan untuk kemaslahatan masyarakat Kota Malang, dengan dihadirkannya ruang publik yang nyaman, sekaligus destinasi wisata yang unggul.
“Jangan sampai ini gagal, atau tidak dilaksanakan. Amat disayangkan kalau sampai gagal, apalagi yang akan memberikan adalah Bank Jatim yang merupakan BUMD dan tempat menaruh keuangan kita di sana,” kata Suryadi memperingatkan.
Untuk menyikapi persoalan ini, Suryadi juga akan proaktif meminta kejelasan kepada Pemkot Malang. Apabila memang ada informasi kendala dan hal teknis lainnya, ia mengaku siap untuk memanggil pemberi CSR.
“Ini sudah menjadi atensi kami, dan kedepan akan kami potret lebih dalam. Bahkan misalnya nanti kami mencium ada suatu hal atau sesuatu yang tersembunyi yang menyebabkan ini molor, kami bisa melaksanakan hearing juga dengan Bank Jatim,” janji dia. Sementara itu, sebelumnya Kepala Bank Jatim Cabang Malang Wardoyo telah menyampaikan bahwa revitalisasi Alun-Alun Merdeka tetap menjadi komitmennya dan pasti akan dilakukan revitalisasi. Namun demikian, untuk kapan persisnya pelaksanaannya, Wardoyo belum bisa menyampaikannya. Padahal, rencana revitalisasi ini telah digagas sejak 2023 lalu dan bahkan telah ditandai peletakan batu pertama pada 1 April 2024 lalu. (ian/van)