MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Hari Raya Idul Adha tahun ini cukup berbeda di Masjid Agung Jami Kota Malang. Pasalnya, bertepatan pada pelaksanaan Salat Id di Masjid Agung Jami Kamis (29/6) pagi, Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto menyerahkan sertifikat tanah wakaf masjid yang telah berdiri sejak 1903 ini. Sertifikat itu diterima oleh Ketua Yayasan Masjid Agung Jami KH. Abdul Aziz.
“Ini komitmen saya dan beserta jajaran Kementerian ATR/BPN untuk melakukan Gerakan Nasional Sertifikasi Rumah Ibadah dan Pesantren. Harapannya kebebasan beragama dapat dijalani seluruh umat beragama dan dirasakan aman dan damai,” tegas Hadi kepada Malang Posco Media.
Dalam kesempatan tersebut, total ada 10 sertifikat yang diserahkan oleh mantan Panglima TNI ini. Selain Masjid Agung Jami Kota Malang, juga termasuk Masjid Noor Kidul Pasar. Ia juga sangat senang dengan komitmen dari Pemkot Malang dalam membantu menyelesaikan sertifikasi tempat-tempat ibadah.
Pihaknya pun juga demikian, akan membantu menyelesaikan meski ada ribuan tanah yang perlu disertifikat terutama tempat ibadah. Tahun 2024 nanti ia menargetkan seluruhnya tuntas. Tidak hanya masjid, tapi juga klenteng, vihara, gereja dan sebagainya.
“Masyarakat akan kita berikan kemudahan untuk pengurusan sertifikat dengan program PTSL. Saya sudah minta pak Wali Kota segera menyelesaikan supaya Malang ini menjadi kota lengkap, seluruh tanah di Kota Malang sudah terdaftar, sehingga tidak ada mafia tanah,” tegasnya.
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji bersyukur atas dukungan dari pemerintah pusat dalam hal kemudahan sertifikasi ini. Sejak lama, dirinya juga sudah memberi kemudahan agar masyarakat bisa melakukan sertifikasi. Selain Masjid Agung Jami dan Masjid Noor Kidul Pasar, dikatakan Sutiaji ada ratusan masjid lain yang juga akan menerima sertifikat.
“Ada 200-an. Kalau ada tambahan segera diselesaikan. Totalnya di kota itu lebih dari 1.000. Kalau untuk tanah-tanah tempat ibadah termasuk gereja dan lain lain ini didorong terus menerus. Yang harapannya di sini masjid saja ada lebih dari 1.000 dan ada beberapa gereja juga kami fasilitasi,” sebutnya.
Usai salat Id, Sutiaji berkurban sebanyak 5 ekor sapi dan 2 kambing. Sapi kurban miliknya itu disembelih di Rumah Potong Hewan (RPH) Perumda Tugu Aneka Usaha Jalan Kolonel Sugiono, Kamis (29/6).
Diungkapkan, dirinya kembali memercayakan pemotongan hewan kurbannya di RPH karena telah terjamin secara syariat prosesnya dan kesehatannya.
“Penyembelihannya di RPH sini karena insya Allah yang tim kita ada 13 Juru Sembelih Halal (Juleha) itu sudah profesional cara menyembelihnya dan pastinya dengan cara Islami,” jelasnya.
Ditambahkan, karena bisa menjamin higienisnya, maka sudah dipastikan tidak ada yang terjangkit penyakit hewan menular, seperti PMK (Penyakit Mulut dan Kuku). Dalam kesempatan itu, ia pun juga sekaligus melakukan pemantauan terhadap proses penyembelihan yang dilakukan oleh para jagal di RPH untuk masyarakat. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar masyarakat tidak sampai menerima daging dari hewan yang sakit.
Tidak hanya itu, ia pun sudah bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya untuk membantu mengawal pelaksanaan Idul Kurban tahun ini. Tidak hanya di RPH, namun juga di seluruh wilayah di Kota Malang.
“Alhamdulillah kita dibantu untuk pemantauan di sini dan pemantauan yang lain dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UB. Itu mereka menyebar ada 400-450 an personel yang dibagi ke 5 kecamatan,” pungkas Sutiaji. (ian/nug)