.
Thursday, November 21, 2024

Pena de Portugal; Kunjungi Balem Tower, Ikuti Festival Kuliner Thailand Hingga Ketemu YouTubers Indonesia

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Weekend telah tiba, serasa 1 minggu berjalan begitu cepat karena padatnya pekerjaan di hari weekday. Ya, selama seminggu ini saya full membimbing dan menguji sidang tugas akhir mahasiswa. Sudah akhir semester saja tahun ajaran semester genap ini. Genap 1 tahun saya mengajar online, work from home (WFH) dari Lausanne – Switzerland dan dilanjut dari Lisbon – Portugal. Rasanya gimana moms? Penuh perjuangan pastinya karena tidak mudah bekerja dengan selisih waktu 5 – 7 jam lebih lambat. Alhamdulillah seluruh pekerjaan kantor, rumah, dan mengurus anak dilakukan dengan happy dan ikhlas supaya semuanya menjadi berkah.

Thai Festival di Vasco de Gama Garden

Weekend adalah waktu yang ditunggu-tunggu. Beberapa agenda sudah direncanakan. Cukup sederhana, bermain basket atau bola di taman, bersih-bersih rumah, dan belanja mingguan ke supermarket. Selain itu kali ini kami berencana untuk pergi ke Belem Tower – Lisbon. Belem adalah salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi di Lisbon. Mencoba Pasteis de Nata legendaris yang nyaris sudah berdiri sejak 200 tahun yang lalu, mengunjungi festival kuliner Thailand, dan bertemu dengan para YouTubers Indonesia yang tinggal di pusat Kota Lisbon.

Belem Tower

Belem Tower adalah salah satu warisan dunia UNESCO. Terletak di pusat kota. Menyusuri daerah pantai akan langsung terlihat mencolok sebuah menara. Desain menara ini dirancang oleh arsitektur Francisco de Arruda. Belem Tower berdiri sebagai simbol abadi dari pemerintahan yang kuat dimana ada lambang kerajaan, bola dunia, dan salib Kristus. Pada jaman dahulu monument ini sebagai pintu gerbang ke Kota Lisbon dan sebagai pertahahan terdahap adanya invasi dan serangan.

Pasteis de Belem

Tiket masuk untuk ke benteng ini dikenakan biaya 9 Euro per orang. Namun seperti biasa kami tidak masuk ke dalam, cukup bermain di area luar menara sambil berfoto di luar menara. Setelah puas berfoto wajib menyeberang jalan untuk membeli Pasteis de Belem desde 1837. Jajanan wajib yang dibeli saat di Portugal. Resep kuno asli sejak tahun 1837 dari Biara Jeronimos. Gigitan pertama crunchy, egg tart-nya lembut dan manisnya pas sekali. Rasanya beda dari Pasteis de Nata sebelumnya yang pernah kami coba. Kalau ke Lisbon wajib sekali beli jajanan traditional ini ya kawan.

Stan souvenir dan kerajinan khas Thailand

Vasco da Gama Garden adalah tempat dimana diselenggarakannya acara kuliner Thailand ini. Acara ini diselenggarakan oleh Embassy Thailand di Portugal. Ada 10 stan makanan, 5 stan toko souvenir, 3 stan untuk kids activities, 1 stan khusus embassy, dan spesialnya ada 1 stan besar untuk pijat – Thai Massage. Datang ke tempat pijat sambil melihat price list. Untuk pijat selama 1 jam diperlukan 50 euro (pijat kepala, leher, dan punggung). 1 Euro : Rp. 15.600. Ada juga hanya pijat kaki atau kepala saja membayar 20 euro. Kangeeen sekali pijat. Sudah hampir 1 tahun nih, hehe. Ternyata antusias pengunjung sangat tinggi untuk pijat. Saya yang datang disana pukul 16.00 WEST (Western Europe Summer Time) sudah masuk waiting list untuk dipijat jam 18.00 WEST. Ada 10 tempat tidur pijat yang full booked semua. Saat melihat brosur terlihat kartu nama kecil yang menunjukkan tempat pijat di Cascais. Langsung diambil 1 siapa tahu kapan-kapan ingin pijat. Tapi kok mahaal sekalii yaaa, 1 jam-nya hampir Rp. 800.000. Kalau di Indonesia kisaran Rp.70.000 – 200.000 per jam. Hahaha.

Tempat pijat yang ramai

Siapa yang tak kenal Mango Sticky Rice khas Thailand?? Beberapa stan menjual produk ini, namun tak satupun yang tersisa. Berkunjung dari satu stan ke stan yang lain, jawabnya sama, “Sorry, no more mango sticky rice. Sold Out”. Kecewa deh. Akhirnya membeli kue bolu mangga saja seharga 4 Euro untuk Zygmund. Zirco penggemar ayam sudah otomatis beli nasi ayam (5,5 Euro) dan Thai Tea (3 Euro). Sedotan pertama Thai Tea mengingatkan kenangan bersama Cincau Station. Ooooh Gurin dan Orenji murah meriah Rp. 8.000 saja. Untuk ukuran yang sama harus membayar 6x lipat. Sedih ya moms?

Banyaknya pengunjung yang antusias datang di festival

Mampir ke stan yang menjual Thai Green Papaya Salad. Bosen dengan goreng-gorengan mari membeli salad saja. Rasanya seperti Es Rujak Gobet. Seger, asem, dan pedas. 1 piring dengan porsi besar seharga 13 Euro. Papi Fariz tidak begitu doyan, otomatis saya habiskan sampai perut pun kenyang dan kepedesan. Overall, hampir semua stan menjual makanan yang sama, yaitu spring roll, sate ayam, sate bakso, es thai tea, tomyam, ayam asam manis, pad thai (mie khas Thailand), dan jajanan tradisional. Aura DoubleZ tidak begitu cocok, mereka lebih suka kuliner masakan Indonesia minggu lalu. Alhasil karena sedikit rewel tidak bisa memberikan banyak foto saat di venue.

Selain stan kuliner juga ada panggung kecil yang akan menampilkan tari-tarian khas Thailand. Terlihat banyak wajah Asia dan warga lokal yang menikmati acara. Banyak kursi telah disediakan di depan panggung. Kurang Gajah Thailand saja yang belum terlihat selama kami disana, hehe. Teringat 8 tahun silam melancong ke Thailand selalu melihat pernak-pernik gajah dan pertunjukan gajah melukis. Selain itu bertemu dengan teman baru dari Indonesia juga Bernama Mbak Yuli dan Mbak Rici. Mereka berdua asli Bali. Mbak Yuli sudah tinggal 4 tahun, sedangkan Mbak Rici sudah 16 tahun. Sudah sangat fasih Bahasa Portugis. Kami hanya berbincang-bincang sebentar, janjian lanjut ngerumpi melalui whatsapp.

Pastaes de Nata

Satu minggu yang lalu kami sudah berjanjian dengan 3 teman baru. Rudy Duncan – YouTuber asli Lombok yang menetap di Lisbon selama 4 tahun karena menikah dengan bule cantik Portugis. Bapak yang memiliki 1 putera berumur 2 tahun yang baru saja berulang tahun di tanggal 13 Juni ternyata seorang chef di salah satu restoran western di Lisbon. Berikutnya ada Amos – pria muda berumur 27 tahun yang baru saja menjadi warga Lisbon sekitar 1 tahun 3 bulan. YouTuber yang sudah fasih Bahasa Portugis ini rupanya berasal dari Semarang. Yang unik, ada Pak Yudhi – seorang Bapak tangguh asli Kendal yang sudah melancong ke seluruh benua di dunia. Pernah bekerja di Amerika sebagai chef selama 11 tahun. Pindah ke Australia, pergi ke Afrika, melancong ke beberapa negara di Benua Eropa hingga akhirnya sekarang berlabuh di Lisbon – Portugis.

Stan makanan banyak tersedia

Kami janjian untuk ketemu di Amanhecer Martim Moniz – Toko Asia tempat kami belanja bulanan perlengkapan bumbu Asia. Setelah itu lanjut ngobrol sambil jalan ke restoran Bangladesh tempat rencana kita makan malam. Tasty Hut Halal Food Restaurant. Kita memesan menu berjamaah, hehe, artinya bisa icip sana icip sini. Ada nasi chicken biryani yang ukurannya super besar, kebab daging, cheese nan, kare ayam dan telur. Restorannya rame dan terlihat paling bersih dari restoran-restoran yang kami kunjungi. Namun tetap kami dibuat geleng-geleng kepala, piring dan alat makan yang diberikan masih basah dan telihat kotor sedikit. Sehingga kami wajib membersihkannya ulang. Masakannya enak, nasi biryani juara tapi pedasnya gak karuan. DoubleZ hanya cocok cheese naan dan Zygmund sedikit rewel terus selama proses makan akhirnya Youtube Cocomelon pun menjadi penyelamat.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 WEST, sudah waktunya kembali ke rumah masing-masing. Kami banyak bercerita mengenai kehidupan sehari-hari. Bagaimana bisa sampai di Lisbon, tempat-tempat wisata yang wajib dikunjungi, suka duka tinggal merantau, dsb. YouTubers Rudy dan Amos juga menyarankan untuk membuat channel YouTube. Karena banyak sekali hal menarik di Portugal yang bisa diexplore. Sepertinya akan dipertimbangkan nih. Bagaimana menurut kawan pembaca? Yes or No? (Okky Putri Prastuti/MPM)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img