MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Penanganan stunting di Kota Batu dibutuhkan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak yang terdiri dari Organisasi, Lembaga dan Istansi Vertikal di Kota Batu. Hal itu ditegaskan oleh Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai.
“Percepatan penanganan stunting harua dilalukan semua elemen dengan bergerak bersama. Misalnya dari Pemkot Batu mewajibkan setiap OPD menjadi orang tua asuh bagi dua balita penderita stunting,” ujar Aries.
Selain itu, perlu adanya dukungan DPRD, TP PKK, Media, lintas organisasi, PHRI dan semua elemen masyarakat. Dengan begitu tahun 2024 Kota Batu ditargetkan angka prevalensi stunting bisa satu digit bahkan zero stunting.
Sementara itu disampaikan oleh Ketua Komisi A DPRD Kota Batu, Hj Dewi Kartika bahwa pihaknya mendukung penuh percepatan percepatan penurunan angka stunting di Kota Batu tahun 2024. Beberapa dukungan (banggar.red) dilakukan dengan memastikan adanya anggaran penanganan stunting di setiap program SKPD.
“DPRD Kota Batu selaku Banggar siap mendukung semua program eksekutif untuk percepatan penanganan stunting. Bahkan kami juga menginisiasi Perda Pelayanan Kesehatan sebagai acuan dalam penanganan stunting di Kota Batu. Bahkan kami siap memasukkan pokir terkait penanganan stunting,” tegasnya.
Sedangkan dari salah satu OPD, yakni Diskominfo Kota Batu terus gencar melakukan sosialisasi edukasi stunting melalui media massa maupun media sosial dan ATV Kota Batu. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Diskominfo Kota Batu, Onny Ardianto.
“Dari Diskominfo sendiri telah secara massif melalukan edukasi penanganan stunting dan menyangkan setiap kegiatan berkaitan dengan stunting melalui media massa maupun media sosial dan ATV Kota Batu. Ke depan terkait data stunting Kota Batu bisa diintegrasikan melalui satu data Kota Batu. Harapannya dengan data yang terintegrasi, Pemerintah bisa mengambil sebuah kebijakan yang tepat sasaran,” terangnya.
Upaya lainnya datang dari TP PKK Kota Batu yang mampu menggelar Wisuda Sekolah Orang Tua Hebat. Disampaikan oleh Ketua TP PKK Kota Batu, Dwi Mardiana Susilawati bahwa rumah adalah tempat pertama dimana sebagian besar anak-anak belajar nilai-nilai, etika, dan keterampilan dasar dalam kehidupan.
“Untuk itu orang tua adalah guru pertama dan yang paling berpengaruh dalam perkembangan anak-anak mereka. Orang tua haru menjadi pendidik dan role model bagi anak-anak. Kualitas pengasuhan menentukan generasi muda. Sekolah Orang Tua Hebat ada untuk mencetak orang tua hebat, cerdas, terampil dalam mendampingi dan mengasuh pola hidup anak, sehingga bisa melahirkan generasi berkualitas,” kata Dwi Mardiana.
Bahkan di tingkat desa/kelurahan, salah satunya TP PKK Desa Tlekung sudah bergerak mengatasi stunting. Contohnya saja sebanyak 10 orang tua di Desa Tlekung yang memiliki anak terindikasi stunting, berkumpul dan belajar bersama bagaimana menangani stunting.. (adv/eri)