.
Thursday, December 12, 2024

Pendamping PKH Juga Butuh Kesejahteraan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) berusaha untuk memperjuangkan nasib warga Kota Malang agar lebih sejahtera. Tapi di Kota Malang banyak kader Pendamping PKH yang juga butuh perhatian. Ada kader PKH yang kesulitan menyekolahkan anak hingga ke pendidikan tinggi.

Ini menjadi bahasan serius dalam Program Ngobrol Mbois Ilakes (Ngombe) Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat di Kelurahan Bakalankrajan Kecamatan Sukun Kota Malang, Selasa (27/2) kemarin. Koordinator Pendamping PKH Kecamatan Sukun Nasianto mengungkapkan, ia sudah 11 tahun menjadi pendamping PKH masih merasa takut dan gusar tidak bisa mensejahterakan keluarga, terutama anak-anaknya.

“Saya pikir miris juga. Selalu memperjuangkan agar anak-anak warga tidak mampu bisa sekolah tinggi tapi kami sendiri yang juga punya anak juga terbatas ekonominya. Anak-anak juga butuh kuliah. Apakah ada program yang bisa membantu kami?,” tanya Nasianto.

Hal ini ditanggapi Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat. Ia langsung mengisntruksikan Dinas Kependidikan dan Kebudayaan (Dikbud) untuk mencari solusi keluhan warga tersebut. Wahyu menyebut Pemkot Malang bisa mengupayakan program beasiswa.

Program beasiswa yang dimiliki Pemkot Malang juga berlaku untuk jenjang pendidikan tinggi atau kuliah. Hanya memang, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.

“Tapi dengan ini akan kami lihat juga, kami kaji. Teman-teman PKH ini akan kami prioritaskan nanti agar anak-anak bisa masuk juga, diupayakan ada bantuan beasiswa ke jenjang kuliah. Kami akan carikan solusinya,” tegas Wahyu.

Dalam Ngombe Kali Ke-6 ini, keluhan warga yang disampaikan juga berkaitan dengan isu-isu dan fasilitas pendidikan. Warga juga meminta dipermudah agar anak-anak mudah masuk dan menggunakan sistem zonasi. Ini datang dari warga Kelurahan Mulyorejo, atau warga yang tinggal sekitar TPA Supit Urang.

Dikeluhkan tidak banyak sekolah negeri yang ada di sekitar kawasan mereka tinggal. Sehingga anak-anak Supit Urang mengalami kesulitan jika harus bertarung di sistem zonasi.

“Kami akan perhatikan ini kedepan. Saya tahu anak-anak Supit Urang juga banyak yang memiliki prestasi baik akademik maupun non akademik itu nanti bisa dimanfaatkan,” pungkas Wahyu. (ica/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img