Pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam pembangunan suatu negara dan masyarakat. Setiap individu berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan memberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Dalam konteks ini, pendidikan yang berpihak pada murid menjadi sebuah pendekatan yang sangat penting. Pendidikan yang berpihak pada murid menempatkan murid sebagai pusat perhatian utama, dengan memastikan bahwa setiap individu memiliki akses yang setara, mendapatkan dukungan yang tepat, dan mampu mencapai potensi penuh mereka.
Pendidikan yang berpihak pada murid mengakui bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kebutuhan, minat, dan bakat yang berbeda. Dalam hal ini, pendidikan yang berpihak pada murid menekankan pentingnya memahami dan menghargai keunikan individu serta memberikan pendekatan yang personal dan diferensial sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Ini berarti bahwa guru dan lembaga pendidikan harus berupaya untuk mengidentifikasi dan merespon kebutuhan individu setiap murid, dan memastikan bahwa mereka mendapatkan dukungan yang mereka perlukan.
Salah satu aspek penting dari pendidikan yang berpihak pada murid adalah inklusivitas. Setiap murid, tanpa memandang latar belakang sosial, etnis, agama, atau kondisi fisik dan mental, harus diterima dan diintegrasikan dalam sistem pendidikan.
Tidak ada diskriminasi atau pengucilan yang boleh diterima dalam pendidikan yang berpihak pada murid. Setiap individu memiliki potensi yang tak terbatas, dan pendidikan harus memberikan kesempatan yang adil dan setara untuk semua anak.
Ungkapan ini selaras dengan pemikiran Gloria Ladson-Billings (Successful Teachers of African American Children) yang menyatakan “Ketika pendidikan berpihak pada murid, keberagaman dihargai dan dianggap sebagai aset yang kaya. Ini menciptakan kesempatan bagi semua murid untuk belajar dari pengalaman dan perspektif yang berbeda.”
Selain inklusivitas, pendidikan yang berpihak pada murid juga mencakup pembelajaran yang relevan dan kontekstual. Murid harus diajak untuk terlibat dalam pembelajaran yang bermakna dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Kurikulum harus mencakup materi yang relevan dengan kehidupan nyata dan mempromosikan pemikiran kritis, kreativitas, dan kemampuan pemecahan masalah. Dengan pendekatan ini, murid akan lebih termotivasi dan melihat nilai penting dari pendidikan dalam kehidupan mereka.
Pendidikan yang berpihak pada murid juga memerlukan adanya partisipasi aktif dari murid dalam proses pembelajaran. Mereka harus diberikan ruang untuk berbicara, berpendapat, dan berkolaborasi dengan rekan-rekan sekelasnya.
Guru harus berperan sebagai fasilitator dan pemandu, membantu murid mengembangkan keterampilan sosial, kemampuan berpikir kritis, dan kerjasama tim. Dengan memberikan murid otonomi dan tanggung jawab dalam pembelajaran, mereka akan merasa lebih terlibat dan memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar.
Pendidikan yang berpihak pada murid juga melibatkan orang tua dan keluarga dalam proses pendidikan. Kolaborasi yang erat antara guru dan orang tua sangat penting dalam memastikan perkembangan holistik anak. Komunikasi yang terbuka dan transparan harus terjalin antara guru dan orang tua, sehingga mereka dapat saling mendukung dan melengkapi dalam memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak.
Dalam rangka mencapai pendidikan yang berpihak pada murid, diperlukan pula dukungan dari kebijakan pendidikan yang mendukung inklusivitas, pelibatan orang tua, dan pengembangan profesionalisme guru. Investasi yang cukup dalam pendidikan juga harus dilakukan untuk memastikan fasilitas yang memadai, sumber daya yang memadai, dan ketersediaan guru yang berkualitas.
Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan yang berpihak pada murid harus melibatkan murid secara aktif dalam proses pembelajaran. Ia percaya bahwa setiap anak memiliki potensi unik yang harus ditemukan, dikembangkan, dan diperhatikan dalam pendidikan. Ia menekankan pentingnya memberikan kebebasan dan kesempatan kepada murid untuk mengungkapkan diri, mengeksplorasi minat dan bakatnya, serta mengembangkan kreativitasnya.
Selain itu, Ki Hadjar Dewantara juga menekankan perlunya pendidikan yang relevan dengan kehidupan nyata murid. Ia berpendapat bahwa pendidikan seharusnya tidak terbatas pada pemberian pengetahuan akademik semata, tetapi juga harus mencakup aspek praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan sudah seharusnya membantu murid untuk memahami dan menghadapi tantangan dunia nyata, serta memberikan keterampilan yang diperlukan untuk sukses di masa depan. Pentingnya pendekatan personal dalam pendidikan. Penekanan perlunya guru untuk mengenal murid secara individual, memahami kebutuhan mereka, dan memberikan perhatian khusus dalam proses pembelajaran.
Guru harus mampu menciptakan lingkungan yang inklusif, saling menghargai, dan memperhatikan keberagaman individualitas murid. Ki Hadjar Dewantara juga menekankan perlunya membentuk generasi yang memiliki integritas, etika, tanggung jawab, dan rasa empati terhadap sesama.
Pendidikan yang berpihak pada murid merupakan pendekatan yang berfokus pada kebutuhan, potensi, dan perkembangan individu. Pendekatan ini menempatkan murid sebagai pusat dari proses pembelajaran dan bertujuan untuk menginspirasi pertumbuhan serta keberhasilan mereka secara holistik. Melalui pendidikan yang berpihak pada murid, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, memotivasi, dan memberdayakan setiap individu.
Pendidikan yang berpihak pada murid adalah upaya untuk memastikan bahwa setiap individu mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi mereka. Melalui pendekatan ini, kita dapat membangun generasi yang mandiri, berdaya, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Dengan dukungan dan dedikasi dari para pendidik, orang tua, serta masyarakat, pendidikan yang berpihak pada murid dapat menjadi kenyataan yang memberikan dampak positif bagi perkembangan dan keberhasilan setiap murid.
Bagi guru dan institusi pendidikan sewajarnya menyadari dan menerapkan prinsip-prinsip pendekatan pendidikan yang berpihak pada murid. Prinsip pendidikan yang tidak hanya berfokus pada hasil akademik, tetapi juga pada pertumbuhan pribadi, kesejahteraan mental, dan kesiapan siswa untuk menghadapi dunia di luar kelas bisa tercapai maksimal.(*/mpm)