Malang Posco Media-Literasi dunianya Aquarina Kharisma Sari. Ia telah menerjemahkan 12 buku asing ke dalam Bahasa Indonesia. Perempuan asal pesisir pantai Ngliyep Donomulyo Kabupaten Malang ini juga pendiri dan ketua Malang Woman Writer of Society (MWWS).
========
Di sela-sela melanjutkan studi pascasarjana Ilmu Sosial di Universitas Brawijaya (UB), Aquarina Kharisma Sari tetap berkarya. Yakni penerjemah buku asing, juga tetap menulis novel. Di samping itu, dia mengemban tanggung jawab sebagai ketua Malang Woman Writer of Society (MWWS) sekaligus pendirinya pada tahun 2019.
Punya banyak tanggung jawab, perempuan berusia 38 itu tetap melakoninya dengan senang. Sejak tahun 2018, perempuan yang akrab disapa Rina ini sudah menerjemahkan setidaknya 12 buku. Di antaranya, tiga fiksi dan sembilan buku ilmiah.
Sedangkan, hasil karya pribadi Rina telah menulis tiga karya yang diterbitkan dalam bentuk buku. Judulnya Hingga Pantai Seberang dalam bentuk novel. Dua lainnya diterbitkan di media cetak, yakni koran dan majalah.
“Semua yang aku kerjakan tidak kontradiksi. Semuanya terhubung satu sama lain. Aku suka belajar dan berbagi ilmu,” tutur alumni SMPN 5 Malang ini.
Dalam menerjemahkan satu buku, Rina menghabiskan waktu paling cepat satu bulan dan paling lambat empat bulan. Tebal buku yang diterjemahkan mulai dari 100 hingga 300 lembar.
12 buku yang sudah diterjemahkan Rina tersebut awalnya menggunakan Bahasa Inggris, kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Di antara 12 buku yang diterjemahkan Rina tersebut yakni, buku dari Stetoff, R. pada tahun tahun 2018 dengan judul Charles Darwin dan Revolusi Evolusi, diterbitkan Basa Basi, penerbit Yogyakarta. Di tahun berikutnya, buku yang ditulis Jung, C. diterjemahkan dengan judul Maskulin: Teori-Teori Kritis Psikologinya.
Sedangkan, buku fiksi yang diterjemahkan yakni, novel Steinbeck J dengan judul Bulan Turun. Selain itu, karya Morrison, T berjudul Pulang. Satunya lagi novel yang ditulis Oe, K dengan judul Ajari Kami Melampaui Kegilaan Kami.
Kecintaan Rina dalam bidang membaca dan menulis sejak kecil. Kemudian awal masuk kuliah tahun 2002 di Universitas Negeri Surabaya semakin mengasah kemampuannya.
Spirit belajar terus dijalaninya. Hingga saat ini sedang menggarap tesis untuk menyelesaikan pascasarjana di Universitas Brawijaya. Meski begitu, Rina sedang menggarap buku untuk diterjemahkan dan proses menulis buku dalam bentuk karya ilmiah.
“Meskipun banyak yang harus dikerjakan, saya berusaha untuk disiplin membagi waktu untuk mengerjakan pekerjaan sesuai dengan tepat waktu,” tambah alumni SMAN 8 Malang ini.
Pada tahun 2019, dia bersama lima rekannya mendirikan komunitas perempuan menulis Malang. Diberi nama Malang Woman Writer’s of Society (MWWS). Dengan spirit yang sama, kelima founder MWWS tersebut mengumpulkan penulis perempuan yang ada di Malang. Misinya membantah narasi tunggal terhadap suatu kelompok, terutama perempuan. Bantahan ini dituangkan dalam bentuk tulisan.
“Melalui tulisan, kami ingin membantah satu narasi tunggal, terutama menyangkut perempuan. Kami ingin ada narasi-narasi lainnya,” terang Rina. (khalqinus taaddin/van)
