.
Friday, November 22, 2024

Pengabdian Dosen UM; Ciptakan Aplikasi Belajar Huruf Sambung Hijaiyah

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pendidikan informal diakui cukup memberikan sumbangsih besar dalam membentuk karakter generasi bangsa. Karena ternyata pendidikan karakter tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada lembaga formal.

Di Indonesia ada lembaga Taman Pendidikan Quran (TPQ). Fokus utamanya keberhasilan siswa dalam membaca dan menulis Alquran dengan benar. Salah satunya TPQ Al Hidayah yang berada di Jalan Ciliwung Kota Malang.

Tim dosen Universitas Negeri Malang (UM) melakukan observasi di TPQ ini, (25/2) lalu. Hasilnya, dari 30 santri teridentifikasi masih banyak yang belum memahami huruf hijaiyah. Termasuk mengkombinasikan huruf hijaiyah untuk ditulis menjadi kalimat.

Salah satu pengajar TPQ Al-Hidayah, Hilda Nur Azizah menyampaikan bahwa santri memiliki tingkat kesalahan yang tinggi dalam menulis huruf sambung. Selain faktor kurangnya pemahaman, juga karena terbatasnya media demonstrasi untuk menulis huruf sambung.

“Karena keterbatasan ini anak-anak tidak banyak latihan, mereka cenderungan akan menulis huruf asli hijaiyah tanpa bersambung dengan huruf lain,” katanya.

Padahal menurut Hilda, penulisan huruf sambung ini sangat penting dalam pemahaman pembacaan Alquran. Sehingga santri dapat membaca Alquran dengan lancar.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, tim dosen UM menyimpulkan, bahwa keberadaan media bantu pengajaran dan media demonstrasi siswa dalam memahami dan menulis huruf sambung sangat penting. Oleh karena itu, sebagai upaya peningkatan pemahaman santri tim dosen mengembangkan media pembelajaran mengaji cerdas dengan dukungan gamifikasi bagi siswa.

Ketua tim dosen, Shofiyah Al Idrus, M.Pd
memaparkan hasil observasi mendapatkan beberapa kesimpulan yang menjadi kendala dalam pembelajaran di TPQ Al-Hidayah selama ini. Anatara lain, pengajar tidak memiliki media pengajaran selain papan tulis. Sehingga sangat terbatas untuk melakukan pendalaman materi dan demonstrasi kepada santri.

Selain itu, santri juga tidak dapat melakukan unjuk kerja. Dalam materi pendalaman Alquran, mereka kesulitan dalam mengenali huruf hijaiyah dan melafalkan huruf hijaiyah.

Termasuk juga kesulitan dalam melakukan praktik menulis sambung huruf hijaiyah menjadi kalimat. “Selama ini media tulis sambung selalu menggunakan kertas dan papan tulis, sehingga minim eksplorasi kombinasi banyak huruf hijaiyah,” katanya.

Shofiyah menjelaskan, berdasarkan permasalahan tersebut, timnya memberikan alternatif solusi. Yaitu siswa diberikan pendalaman materi dan langkah penerapan langsung terkait poin penulisan sambung dengan bantuan sebuah media aplikasi.

Penggunaan media aplikasi dipilih disebabkan siswa dapat mempelajari materi dengan mudah dan memberikan interaksi langsung cara penulisan huruf sambung. “Siswa dapat mencoba secara langsung cara penulisan huruf sambung. Selain itu, media yang dikembangkan memuat koreksi kesalahan sehingga anak-anak dengan mudah dapat langsung mengoreksi kesalahan yang dilakukan,” terangnya.

Shofiyah menambahkan, penerapan serta pemanfaatan aplikasi tersebut dapat meningkatkan pemahaman serta keterampilan siswa dalam mempelajari penggunaan hijaiyah. “Aplikasi ini dapat membantu siswa untuk memahami perangkaian huruf hijaiyah menjadi kalimat Alquran,” tandasnya.

Peran serta tim dosen UM ini merupakan bentuk dari pengadilan kepada masyarakat. Dalam kegiatan ini, Shofiyah juga dibantu dua dosen sebagai anggota timnya. Yakni Khoirudin Asfani, S.Pd, M.Pd dan Andika Bagus N.R , M.Pd. (imm/adv)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img